Breaking News:

Berita Viral

Israel Mulai Sendirian di Gaza, Tersisa Veto AS yang Menolak Gencatan Senjata, Ditinggal Sekutu?

Israel Ditinggal Sekutu, 153 Negara Sepakat Dukung PBB Terkait Resolusi Gencatan di Gaza

Editor: Dhimas Yanuar
Jim WATSON / AFP
Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat mereka bertemu di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-78 di New York City pada 20 September 2023. 

TRIBUNSTYLE.COM - Peperangan Israel-Hamas di Gaza, Palestina semakin mengerucut.

Paling terbaru dikabarkan bahwa Israel yang kini masih membombardir Gaza mulai ditinggalkan para sekutunya.

Termasuk tiga sekutu Israel yaitu Kanada, Selandia Baru dan Australia.

Foto diambil pada (11/9/2019) Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan istrinya Sophie Gregorie Trudeau tiba di Rideau Hall di Ottawa. Istri Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah dites positif untuk virus corona baru, kantornya mengatakan pada 22 Maret 2020.
Foto diambil pada (11/9/2019) Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan istrinya Sophie Gregorie Trudeau tiba di Rideau Hall di Ottawa. Istri Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah dites positif untuk virus corona baru, kantornya mengatakan pada 22 Maret 2020. "Sophie Gregoire Trudeau diuji untuk COVID-19 hari ini. Tes positif," kantor Perdana Menteri mengatakan dalam sebuah pernyataan. (Dave Chan / AFP)

Kanada, Selandia Baru dan Australia bergabung dengan yang lainnya untuk memberikan dukungan terkait resolusi gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Bergabungnya Kanada, Selandia Baru dan Australia dalam resolusi PBB sontak memicu pertanyaan publik.

Padahal 3 negara ini merupakan sekutu dekat Israel yang kerap memberikan dukungan selama perang.

Dalam keterangan resminya, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyuarakan dukungan terhadap resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.

Baca juga: CURHAT Ayah 6 Anak di Gaza: Malam Tak Bisa Tidur karena Bom Israel, Pagi Cari Makanan tapi Tak Ada

Dukungan ini diberikan Trudeau lantaran pihaknya menilai serangan yang dilakukan Israel telah memicu penderitaan dan menyebabkan genosida besar – besaran bagi warga Palestina.

Komentar serupa juga turut dilontarkan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly dan PM Selandia Baru Chris Hipkins, pasca sidang Majelis Umum PBB digelar.

Kedua negara ini dengan lantang mengutuk tindakan Israel yang terus melakukan pelanggaran kemanusiaan.

Perang Israel-Hamas telah menyebabkan 18.205 orang di Gaza tewas.

Sementara sisanya sekitar 48.780 orang mengalami luka parah akibat serangan bom dan rudal yang dilakukan pasukan militer Israel.

"Sejak awal kami telah mengatakan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri dan cara Israel mempertahankan diri itu penting."

"Namun kami menggarisbawahi krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza, ini lah yang menjadi alasan Kanada berubah tak lagi mendukung Israel,” jelas Joly.

153 Negara Dukung Resolusi Gencatan Senjata

Tak hanya Kanada, Selandia Baru dan Australia, 150 negara yang ada di Eropa, Asia, dan Timur Tengah kompak mendukung resolusi 377A untuk mendesak Majelis Umum PBB membahas situasi di Gaza yang makin sekarat.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung rancangan resolusi yang baru saja diadopsi oleh mayoritas negara,” kata Duta Besar Arab Saudi untuk PBB Abdulaziz Alwasil dalam pidatonya setelah pemungutan suara, dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu, mayoritas negara memberikan dukungan untuk gencatan senjata namun nyatanya ada beberapa negara yang menolak resolusi tersebut diantaranya Austria, Ceko, Guatemala, Israel, Liberia, Mikronesia, Nauru, Papua Nugini, Paraguay, dan Amerika Serikat (AS).

Adapun 23 negara yang abstain di resolusi ini meliputi Argentina, Bulgaria, Kamerun, Jerman, Italia, Belanda, Romania, Sudan Selatan, Inggris, dan Ukraina.

(*)

Artikel diolah dari Tribunnews.com

Penulis: Namira Yunia Lestanti

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
berita viral hari iniIsraelGazaAmerika Serikat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved