Berita Viral
Bocah 11 Tahun Ibunya Meninggal, Wanita Ini Selalu Buatkan 2 Bekal Sekolah Untuk Anak dan Temannya
Tersentuh kisah bocah 11 tahun yang ditinggal ibunya meninggal, wanita ini selalu buatkan 2 kotak bekal sekolah untuk anak dan teman putranya.
Penulis: Ika Putri Bramasti Ixtiar Rahayu Ing Pambudhi
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - MASYA ALLAH, tersentuh kisah bocah 11 tahun yang ditinggal ibunya meninggal, wanita ini selalu buatkan 2 kotak bekal sekolah untuk anak dan teman putranya.
Sebagai Umat Islam memang dianjurkan untuk merawat anak yatim.
Bagi orang yang dengan suka rela merawat anak yatim maka mereka dijanjikan pahala yang besar.
Betapa besarnya pahala bagi mereka yang menjaga kesejahteraan anak yatim tersebut sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad SAW.
Bahkan Nabi bersabda bahwa pahalanya sebanding dengan orang yang berjihad.

Baca juga: PERJUANGAN Siswi SMA di Wakatobi Sekolah, Setiap Hari Jalan Kaki 14 Km, Pilu Ortu Meninggal
Dalam sharing di laman Facebook, seorang wanita bernama Siti Hawa Mohd Zainudin menuai banyak pujian atas kebaikannya merawat teman anaknya yang merupakan seorang yatim piatu.
“Saya membawakan bekal sekolah untuk anak saya dan teman anak saya".
“Ibu teman anak saya sudah meninggal… dia baru berusia 11 tahun".
“Saya sebenarnya tahu, dia saat sekolah tidak pernah membawa uang jajan".
“Kadang anak saya berbagi bekal dengan teman-temannya, ada kalanya saya memberikan uang jajan tambahan kepada teman-temannya,” tulisnya dalam sharing di laman Facebook Masak Apa Tak Jadi Harini.
Ia juga mengunggah foto yang memperlihatkan dua wadah plastik berisi nasi putih, ikan goreng, sambal udang dan buah-buahan.
Wanita tersebut menceritakan, yang membuatnya menitikkan air mata adalah ketika teman putranya memuji masakannya dan menghabiskan bekalnya.
“Saya berkesempatan menjemput dan mengantarkan teman anak saya kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, anak saya mengeluarkan wadah makanan yang aku sediakan untuk mereka berdua".
“Anakku bercerita bahwa temannya memakan semua yang kuberikan kepadanya. Dia mengatakannya dengan baik. Allahuakbar membuatku menangis ketika mendengarkan anakku bercerita".
“Tidak mudah bagi seorang anak kehilangan ibunya,” tulisnya lagi.
Ternyata sharing yang mengharukan itu juga mengundang air mata warganet yang mengerti perasaan seorang anak yang kehilangan ibunya.

Di kolom komentar, rata-rata orang mendoakan wanita tersebut karena hatinya yang mulia peduli terhadap anak yatim.
“Menurutmu bagaimana amalan mendiang ibu teman putramu? Hingga kamu menemukan teman yang mempunyai ibu sebaik kamu".
“Sifat seorang ibu yang penuh empati… selamat ya kak, semoga Allah menambah rezekinya kak".
“Aku berharap kamu akan bertemu dengan ibu dari teman putramu nanti di surga. Dia pasti mencintaimu karena kamu mencintai anaknya," ujar warganet.
PERJUANGAN Siswi SMA di Wakatobi Sekolah, Setiap Hari Jalan Kaki 14 Km, Pilu Ortu Meninggal
PILU perjuangan siswi SMA di Wakatobi untuk berangkat sekolah, setiap hari tempuh jarak 14 km jalan kaki, orang tua sudah meninggal.
Inilah sosok Leni (15), seorang anak yatim piatu di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Gadis 15 tahun itu rela berjalan kaki ke sekolahnya sejauh 14 kilometer.
Diketahui, Leni warga Wakatobi merupakan siswi yang menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Wangiwangi.
Kisahnya menyita perhatian lantaran tak menyurutkan semangatnya demi menggapai cita-citanya.
Meskipun ia harus menempuh jarak jauh ke sekolah.
Leni justru mengaku tidak merasa minder atau pun malu kepada teman-temannya karena ke sekolah berjalan kaki.
Menurutnya, kebiasaan jalan kaki itu sudah dilakukannya sejak masih duduk dibangku SD.

Baca juga: KISAH Pilu Bocah SD di Surabaya, Orang Tua Cerai, Kini Jualan Pentol Demi Biaya Hidup dan Sekolah
"Saya tidak minder dengan teman-teman lain. Saya dari SD sudah berjalan kaki," kata Leni dilansir dari Kompas.com, Selasa (7/11/2023).
Leni rupanya memiliki cara sendiri agar ia tidak telat ke sekolah meski jarak dari rumahnya cukup jauh.
Supaya tidak terlambat, Leni yang masuk siang, mulai berjalan kaki dari rumahnya di dusun Langgaha Baru, Desa Wungka, Kecamatan Wangiwangi Selatan, sekitar pukul 10.00 wita.
"Saya mulai pergi ke sekolah jam 10.00 Wita, tiba sekitar jam 12.00. Kalau pulang jam 4 atau jam 5 (sore) tapi tiba di rumah sudah mau maghrib," ucap Leni.
Disisi lain, Kedua orangtua Leni sudah meninggal dunia sejak Leni masih di sekolah dasar, sehingga ia bersama kedua adiknya yang masih kecil.
Ditambah lagi sang paman kemudian meninggal dunia.
Leni dan kedua adiknya pun tinggal bersama dengan neneknya yang sudah lumpuh dan stroke.
Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, Leni saling bahu membahu dengan kedua adiknya dengan kerja jadi buruh bangunan dan Leni menjual kelapa.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wangiwangi, Yuwono mengatakan, sejak awal masuk SMA, Leni menggunakan seragam SMP-nya.
"Maka kami dari guru bermaksud untuk mengumpulkan sedekah Jumat dan kami akan berikan pakaian seragam.
Kemudian teman-teman kelasnya dengan rasa iba mengumpulkan sumbangan dan sumbangan itu diberikan kepada Leni di rumahnya," kata Yuwono.

Yuwono menjelaskan, Leni termasuk anak yang cerdas dan pintar sehingga Leni ditempat di kelas unggulan di sekolahnya.
"Ia kalau ke sekolah tidak pernah terlambat. Hanya kalau pulang, dia tiba di rumahnya sudah habis maghrib," ungkap Yuwono.
(TribunStyle.com/Ika Bramasti).
Sumber: TribunStyle.com
Usia Hanyalah Angka, Nenek 68 Tahun di China Mendadak Viral, Jago Main Skateboard, Netizen Melongo |
![]() |
---|
Bukan Nikahan, Pesta Cerai Viral di Malang: Undangan, Dekorasi, dan Sound Horeg ala Resepsi |
![]() |
---|
Siapa Pemilik Restoran Bibi Kelinci Kopitiam yang Sedang Viral? Terungkap Nama dan Akun Instagramnya |
![]() |
---|
Potret Sri Mulyani usai Pensiun Jadi Menkeu, Terekam Liburan di Semarang, Kini Lebih Ceria & Santai |
![]() |
---|
Sosok Arief Juntara, Suami Dinda Amelia Tanjung Owner Melstore yang Kepergok Selingkuh di Apartemen |
![]() |
---|