Berita Viral
DULU Sok Jagoan, Kini Siswa di Kalteng yang Tantang Guru Berkelahi Menangis Dikeluarkan dari Sekolah
NASIB pilu siswa di Kalimantan Tengah, dulu sok jagoan tantang guru berkelahi, kini menangis dikeluarkan dari sekolah.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - NASIB pilu siswa di Kalimantan Tengah, dulu sok jagoan tantang guru berkelahi, kini menangis dikeluarkan dari sekolah.
Beberapa waktu yang lalu viral video yang memperlihatkan seorang siswa SMA menantang gurunya duel satu lawan satu.
Kini siswa sok jagoan tersebut akhirnya menangis dan menyesali perbuatannya.
Namun nasi sudah menjadi bubur, akibat perbuatannya itu siswa tersebut kini dikeluarkan dari sekolah.

Baca juga: Siswa SMA di Kalimantan Tantang Guru Berkelahi di Luar Sekolah, Tak Terima Ditegur Rapikan Seragam
"Sini kalau berani," ucapnya.
Bukan mereda, emosi HK semakin meluap ketika ditenangkan oleh gurunya.
"Ini bukan masalah urusan berani apa enggak," jawabnya.
"Ayo, ayo, ayo," tantang siswa tersebut.
Guru tersebut terus menenangkan HK.
"Bukan nak, bukan, kamu siswa," kata guru itu.
Di momen itu, HK sempat membuka seragamnya sembari mengepalkan tangannya bak petinju.
"Iya kita main di luar, ayo," tutur siswa itu lagi dengan sangat berani.
Usut punya usut siswa tersebut adalah HK (16), siswa SMA di Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
Ternyata ia nekat menantang gurunya berkelahi karena tak terima ditegur untuk merapikan seragam.
Dilansir dari TribunKalteng, kasus ini telah ditindaklanjuti oleh Kapolsek Dusun Selatan.
Iptu H Tonie selaku Kapolsek Dusun Selatan itu menyebutkan, kedua pihak tersebut telah menjalani proses mediasi.
Ketika ditangani polisi, siswa SMA tersebut sempat merengek dan menangis.
Dia merasa dirinya ditahan pihak kepolisian.
“Menindaklanjuti video viral yang beredar di masyarakat, kami telah memanggil siswa tersebut didampingi orang tuanya," kata Iptu H Tonie.
Dikeluarkan dari Sekolah
Akibat kejadian itu, HK mendapatkan sanksi berat usai menantang gurunya berkelahi.
HK dikeluarkan dari sekolah dan disarankan mengikuti paket C untuk mendapatkan ijazah SMA.
Kendati demikian, pihak sekolah tetap memberikan kebijakan kepada HK untuk mengikuti ujian paket C. Alasannya karena siswa tersebut sudah hampir lulus.
HK memang dikenal memiliki sifat temperamental.
Dia pun disebut sering melawan gurunya di sekolah.
Sebelum akhirnya dikeluarkan dari sekolah, pihak sekolah sudah pernah memberikan surat teguran ke HK terkait sifatnya yang suka melawan.
HK dan orang tuanya juga sudah menandatangani surat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Namun sayang, HK tak kapok dan terus mengulangi perbuatannya.
NASIB Pilu Siswa SMP di Buton, Dipukul Guru Pakai Kayu, Sebelumnya Pernah Ditampar Sampai Gigi Copot
KISAH pilu siswa SMP di Buton Selatan, dipukuli guru pakai kayu karena buku catatan tak lengkap, sebelumnya pernah ditampar sampai gigi copot.
Nasib nahas menimpa seorang siswa SMP berinisial JM di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, SulawesI Tenggara.
Bocah SMP tersebut dipukuli gurunya dengan menggunakan kayu hanya karena buku catatannya tidak lengkap.
Bukan itu saja, sebulan yang lalu juga, JM juga ditampar guru yang berbeda hingga giginya patah.

Baca juga: TEGA Ibu Guru TK Paksa Siswanya Makan Muntahannya Sendiri, Orang Tua Tak Terima, Syok Lihat CCTV
“Dia pulang (sekolah) tidak cerita, saya punya buruh tanya kenapa pipimu , tapi dia diam. Nanti setelah Omnya tanya baru dia terbuka kalau dipukul gurunya di sekolah,” kata orang tua korban, La Ode Hasruddin, Rabu (25/10/2023).
Pemukulan ini terjadi pada Senin (23/10/2023), di mana saat itu terjadi proses belajar, para siswa kemudian disuruh untuk menyelesaikan catatannya.
Namun korban tidak menyelesaikan tugas tersebut, sehingga diduga oknum guru tersebut meluapkan kekesalannya dengan memukul korban dengan kayu.
“Ini alasannya dipukul karena catatannya tidak lengkap,” ujar La Ode Hasruddin.
Hasrudin menjelaskan, anaknya dipukuli karena tidak menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya.
Selain itu, dari penuturan korban, bukan hanya dirinya dipukul, tapi ada 7 siswa lainnya dipukul oleh guru karena tugas tidak selesai.
JM mengaku sendiri kalau dipukul di bagian lengan, pipi dan kepalanya oleh guru dengan menggunakan kayu, sehingga pipinya menjadi luka lebam.
“Bulan lalu juga dia dipukul oleh guru BK sampai jatuh giginya. Itu setelah tiga hari kemudian baru dia cerita sama saya” ucapnya.
La Ode Hasrudin kemudian mendatangi sekolah SMP tersebut untuk mempertanyakan anaknya dipukuli dengan kayu hanya karena tidak selesaikan catatanya.
“Kalau dihukum bersihkan kelas, atau bersihkan toilet tidak jadi masalah, karena itu juga bentuk pembinaan, tapi kalau dipukul dengan kayu, saya tidak terima,” tutur La Ode Hasruddin.
Sementara itu, Kepala Sekolah Wa Ode Sarniarti mengaku menyesalkan adanya peristiwa pemukulan tersebut dan akan bersikap netral dalam memediasi kasus ini.
“Saya menyesalkan dengan tindakan seperti ini dan saya pikir ini kejadian yang tidak patut dicontoh. Di sini saya tidak berpihak kepada siswa maupun sama guru, di sini saya netral untuk memediasi kejadian seperti ini,” kata Wa Ode Sarniarti.
Ia mengaku tidak mengetahui adanya kejadian pemukulan dan baru mengetahui setelah ada laporan dari siswa.
“Saya baru tahu kemarin dan pihak gurunya bilang itu unsur ketidaksengajaan karena anak tersebut dengan alasan tidak lengkap catatannya, sehingga tindakan itu terjadi. Tapi pukulnya disini (lengan), cuman mengelak sehingga kayu dipukulkan itu mengenai pipinya tapi tidak mengenai mata,” ujarnya.
“Kalau yang gigi jatuh saya juga baru tahu, karena setelah ditelusuri ternyata ada juga kejadian sebelumnya, di situ dari guru sampaikan anak tersebut hanya dipukul pipinya, tiga hari kemudian guru tersebut tahu giginya tanggal, tapi kejadian sekolah tidak sampai patah,” ucap Wa Ode Sarniarti.
Ia menambahkan, sekolah yang dipimpinnya tidak menerapkan adanya kekerasan fisik dalam proses belajar mengajar.
Sarniarti juga belum mengambil tindakan memberikan sanksi kepada oknum guru yang melakukan pemukulan dan akan memberikan pembinaan terhadap guru.
Selain itu, pihak sekolah telah melakukan upaya mediasi dengan orang tua siswa, namun tidak ada kesepakatan damai sehingga orangtua siswa berencana melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.
Artikel ini diolah dari TribunSolo.com
Sumber: Tribun Solo
Pria Jepang Tetap Kerja Jadi Tukang Sapu Meski Harta Melimpah Punya 7 Apartemen, Terkuak Alasannya |
![]() |
---|
Kisah Pria di China Jadi Mahasiswa di Usia 60 Tahun, Akrab dengan Teman Sekampus: Merasa Lebih Muda |
![]() |
---|
Usia Hanyalah Angka, Nenek 68 Tahun di China Mendadak Viral, Jago Main Skateboard, Netizen Melongo |
![]() |
---|
Bukan Nikahan, Pesta Cerai Viral di Malang: Undangan, Dekorasi, dan Sound Horeg ala Resepsi |
![]() |
---|
Siapa Pemilik Restoran Bibi Kelinci Kopitiam yang Sedang Viral? Terungkap Nama dan Akun Instagramnya |
![]() |
---|