Breaking News:

Berita Viral

JERITAN Dokter Palestina yang Melihat Suami Tewas Terkena Serangan Bom Israel: Suamiku Syahid

Viral video seorang dokter wanita di Palestina yang melihat suami tewas terkena serangan bom Israel, simak!

Instagram @hani.aburezeq
Jeritan seorang dokter wanita di Palestina yang melihat suami tewas terkena serangan bom Israel. 

TRIBUNSTYLE.COM - Viral video detik-detik seorang dokter wanita di Palestina berteriak menangisi nasib suaminya.

Diketahui ketegangan antara Hamas dan Israel beberapa hari terakhir membuat warga Gaza pilu.

Bahkan tak sedikit masyarakat tak berdosa yang harus meregang nyawa atas serangan balik Israel yang memakai rudal ke jalur Gaza.

Kepiluan ini rupanya juga dirasakan oleh seorang dokter wanita di Palestina yang mengaku telah kehilangan nyawa suaminya.

Dokter wanita di Palestina yang melihat suami tewas terkena serangan bom Israel.
Dokter wanita di Palestina yang melihat suami tewas terkena serangan bom Israel. (Instagram @hani.aburezeq)

Terekam dalam video yang beredar di media sosial Instagram @hani.aburezeq detik-detik seorang wanita berteriak tentang kematian suaminya.

Dokter wanita yang diketahui bekerja di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza, Palestina ini meneriakkan bahwa suaminya telah mati syahid.

Dalam video tersebut terdengar sang wanita berteriak dan berlari kecil seraya berkata: "Suamiku telah menjadi martir (mati syahid)"

Baca juga: UPDATE Perang Israel-Palestina: Bruno Mars Batal Konser, 1000 Lebih Warga Palestina & Israel Tewas

Dokter tersebut kemudian terlihat memeluk seorang wanita lain yang disebut adalah putrinya sambil menyampaikan kabar duka bahwa ayahnya telah tiada.

"Suami saya telah syahid dan saya bekerja di rumah sakit, saya melihatnya (mati)” kata dokter tersebut.

Tak sedikit warganet yang ikut berkomentar, banyak yang bersimpati atas meninggalnya suami dokter tersebut dan mendoakan yang terbaik.

....

Curhatan penduduk Jalur Gaza

Curhat pilu warga Gaza, Youssef Al-Bawab, mengungkapkan ketakutannya saat ini.

Ketakutannya semakin nyata karena Israel membombardir Al-Watan Tower hingga roboh pada Minggu (8/10/2023).

Al-Bawab, yang tinggal di sebuah gedung di seberang Al-Watan Tower, mengungkapkan ia dan tetangganya mendapat peringatan dari militer Israel untuk segera meninggalkan rumah, sesaat sebelum serangan dilancarkan.

"Kami merasa sangat takut. Menara itu hanya beberapa meter jauhnya dari rumah kami."

Warga Palestina memeriksa kehancuran di sekitar Masjid Ahmed Yassin, yang diratakan oleh serangan udara Israel, di Kota Gaza pada awal 9 Oktober 2023. Israel tanpa henti menggempur Jalur Gaza semalaman hingga 9 Oktober ketika pertempuran dengan Hamas berlanjut di sekitar Jalur Gaza, seiring dengan banyaknya korban jiwa. jumlah korban perang melawan pejuang Palestina melonjak di atas 1.100 orang.
Warga Palestina memeriksa kehancuran di sekitar Masjid Ahmed Yassin, yang diratakan oleh serangan udara Israel, di Kota Gaza pada awal 9 Oktober 2023. Israel tanpa henti menggempur Jalur Gaza semalaman hingga 9 Oktober ketika pertempuran dengan Hamas berlanjut di sekitar Jalur Gaza, seiring dengan banyaknya korban jiwa. jumlah korban perang melawan pejuang Palestina melonjak di atas 1.100 orang. (AFP/MOHAMMED ABED)

"Kami tidak melihat adanya aktivitas perlawanan seperti yang diklaim Israel," ujar Al-Bawab kepada AlJazeera, bicara soal serangan yang menghancurkan Al-Watan Tower.

Bangunan yang ditinggali Al-Bawab bersama 150 orang lainnya rusak parah dan tidak bisa dihuni.

Bahkan, beberapa rumah dan bangunan lain sekitar Al-Watan Tower juga rusak parah pasca-pengeboman.

"Israel bilang mereka menargetkan pejuang perlawanan, situs militer, dan bangunan milik Hamas, tapi kenyataannya tidak, justru sebaliknya."

Baca juga: UPDATE Perang Israel-Palestina: Bruno Mars Batal Konser, 1000 Lebih Warga Palestina & Israel Tewas

"Saya yakin Israel sengaja menargetkan warga sipil dan menggusur mereka untuk memberikan tekanan lebih besar pada Hamas," tutur dia.

"Tapi, apa salah kami? Ke mana kami akan pergi?"

Sementara itu, Mohammed Salah, dari lingkungan Beit Lahia di utara Gaza, mengatakan ia meninggalkan rumahnya dan berlindung di sekolah yang dikelola PBB.

Tak sendirian, keluarga lain yang berasal dari daerah yang sama dengan Salah, juga ikut mengungsi.

Salah mengaku ia memilih mengungsi setelah pesawat Israel secara acak mengebom daerahnya.

"Situasinya sangat berbahaya. Jadi saya meninggalkan rumah bersama keluarga lain," kata dia.

"Bom Israel tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang perlawanan."

"Dalam setiap perang, kami meninggalkan rumah kami karena pengeboman yang tidak pandang bulu."

Salah menuturkan, ia dan warga Gaza lainnya sudah hidup dalam situasi mengerikan seama bertahun-tahun.

Ia pun menegaskan dirinya dan warga Gaza lainnya memiliki hak untuk melawan Israel.

“Kami telah hidup dalam situasi ini selama bertahun-tahun, tanpa ada seorang pun yang membela atau membela kami."

"Kami mempunyai hak untuk melawan penjajah kami,” tegasnya.

Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina dan Layanan Medis Israel, saat ini ada 800 korban tewas dari Israel dan 510 dari Palestina di Gaza sejak serangan mendadak dari Hamas dilakukan, Sabtu (7/10/2023).

Lalu, 2.243 korban luka dari Israel dan 2.750 dari Palestina.

Israel Blokade Total Jalur Gaza

Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan pihaknya telah memblokade total Jalur Gaza.

Langkah awal yang dilakukan adalah pasokan air ke Gaza akan segera dihentikan.

Menteri Energi Israel, Israel Katz, telah memerintahkan "untuk segera memutus pasokan air" ke Gaza, kata juru bicaranya.

Sikap Israel tersebut semakin memperburuk situasi di Jalur Gaza.

Menurut UNICEF, 96 persen air yang disuplai untuk Gaza, tidak layak untuk diminum.

Selain air, Israel juga aakan memutus aliran listrik dan memblokir makanan, serta bahan bakar di Gaza.

Padahal, sepanjang 2023, rata-rata hanya 13 jam listrik tersedia di Gaza yang ditempati 2,3 juta penduduk, menurut PBB.

Blokade Israel terhadap Jalur Gaza telah berlangsung sejak 2007.

Israel mengontrol wilayah udara dan perairan teritorial Gaza, serta dua dari tiga titik perlintasan perbatasan; yang ketiga dikuasai oleh Mesir.

“Kami melakukan pengepungan total terhadap Gaz."

"Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas – semuanya ditutup,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dalam sebuah pernyataan video.

(*) (Tribunnews.com)

(Tribunstyle/Dhimas)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
berita viral hari iniPalestinaIsraelsuamidokter
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved