SOSOK Rudy Ayah yang Viral Bawa Balitanya Mendaki, Ternyata Sudah Ajak Anak Naik Gunung 22 Kali

TRIBUNSTYLE.COM - Inilah sosok Rudy, ayah viral yang bawa anak balitanya mendaki Gunung Kerinci.

Ternyata Rudy sudah mengajak anaknya naik gunung sebanyak 22 kali.

Di antaranya yakni Gunung Kerinci, Rinjani, dan Gunung Agung.

Lantas, apa yang membuat Rudy berani ajak anaknya naik gunung di usianya yang masih balita?

Video Rudy Kukuh Setiawan membawa anak balitanya yang berusia 1 tahun 7 bulan mendaki Gunung Kerinci, Jambi, pada Agustus 2023 lalu, viral di media sosial.

Banyak netizen yang mempertanyakan alasan Rudy berani membawa anaknya mendaki gunung berapi tertinggi di Indonesia itu.

Rudy menjelaskan, sebelum membawa sang balita naik gunung, dia, istri, dan adik iparnya, sudah melakukan persiapan matang.

Baca juga: FAKTA Balita Diajak Naik Gunung Kerinci oleh Orang Tuanya, Sudah Diperingatkan tapi Tetap Nekat!

Termasuk soal keselamatan saat membawa anaknya, Isyanna Reviline Styawan (Anna).

Adik ipar Rudy terlebih dahulu melakukan pemetaan ke Gunung Kerinci.

Sehingga dia telah mendapatkan data-data lengkap terkait Gunung Kerinci seperti jalur, sumber air, tempat aman dari angin untuk mendirikan tenda, serta mencari porter yang profesional.

Bahkan, ketika naik gunung membawa Anna, situasi pendakian dibuat berbeda dari yang biasa dilakukan.

Dia tidak akan memaksakan diri untuk summit atau menuju puncak apabila keadaan tidak aman.

Selain membawa peralatan mendaki yang mumpuni, Rudy juga membawa peralatan navigasi darat, alat komunikasi handy talky, obat-obatan, dan oksigen.

Sehingga apabila terjadi bahaya, dapat ditangani dengan benar.

Baca juga: VIRAL Pendaki Cilik Umur 5 Tahun Taklukkan 39 Gunung di Indonesia, Ketagihan Sejak dalam Kandungan

"Untuk keamanan anak saya, sebulan sebelum mendaki saya sudah mapping, Mas, untuk melihat kondisi jalur, sumber air, dan medan yang berbahaya di Gunung Kerinci,” kata Rudy melalui sambungan telepon, Senin (11/9/2023).

Diketahui bahwa Rudy yang berlatar belakang mahasiswa pecinta alam dan relawan tim SAR ini, telah membawa Anna mendaki 22 gunung.

Di antaranya Kerinci, Rinjani, dan Gunung Agung.

Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang pendaki membawa serta anaknya yang masih balita ke Gunung Kerinci di Jambi.

Dalam video yang beredar, terlihat pria itu bersama anak balitanya berada di puncak Gunung Kerinci.

Balita itu menggunakan jaket tebal merah muda dan ayahnya mengenakan topi dengan perlengkapan pendaki.

Kisah Lainnya - VIRAL Pendaki Cilik Umur 5 Tahun Taklukkan 39 Gunung di Indonesia, Ketagihan Sejak dalam Kandungan

INILAH sosok Jasmine Almahyra Rinjani, pendaki cilik berusia lima tahun berhasil taklukkan 39 gunung di Indonesia, ketagihan sejak dalam kandungan.

Media sosial dihebohkan dengan seorang bocah perempuan berusia 5 tahun mempunyai hobi mendaki gunung.

Tak tanggung-tanggung bocah tersebut sudah menaklukkan sejumlah 39 gunung di Indonesia.

Sosok pendaki cilik tersebut bernama Jasmine Almahyra Rinjani, yang kerap membagikan aktivitasnya saat mendaki gunung melalui akun Instagram @jasmine_arinjani.

Dalam ungahan pertama, Jasmine tampak memegang kue ulang tahun dan setelah itu beberapa foto saat mendaki sejumlah gunung terkenal.

Lalu di postingan terakhirnya Jasmine membagikan momen naik gunung bersama orang tuanya.

Baca juga: Hilang di Gunung, Pendaki Ini Ditemukan 52 Tahun Kemudian, Jasad Terlihat Setelah Gletser Mencair

"39 gunung di usia 5 tahun," tulis video itu.

Dalam unggahannya, turut dibagikan sejumlah gunung yang telah berhasil didaki Jasmine, seperti Gunung Batu, Gunung Bongkok, Gunung Lembu, Gunung Guntur, Gunung Kencana, Gunung Bendera, Gunung Gede, Gunung Salak,  dan masih banyak lagi.

Sehingga postingan anak tersebut mendapatkan sorotan dari warganet yang kagum dengan Jasmine.

Berawal Dari Hobi Orang Tua

Muhammad Afdhal (33) selaku ayah Jasmine mengungkapkan sang anak antusias saat mendaki, karena ia selalu ikut ketika orangtua nya naik gunung.

Bahkan ia ogah digendong oleh ayahnya dan lebih banyak memilih untuk berjalan kaki seperti pendaki lainnya.

"Ketika masih bayi full gendong tapi setelah dia mulai belajar jalan dia tiap naik gunung pasti mintanya turun, maunya jalan sendiri. Tapi ga full jalan kalau dia ngantuk ya di gendong," kata Afdal

"Tapi setelah dia jalannya lancar dan udah ngerti tiap dibilangin alhamdulillah udah full jalan sendiri, kecuali summit ke puncak ya soalnya summit kan kita pagi buta otomatis si Jasmine masih pules tidur. Kadang kasihan kalau mau bangunin jadi kita gendong," ceritanya kepada TribunJakarta.com, Senin (28/8/2023).

Sebagai contoh ia membeberkan jika Jasmine kerap ngobrol bareng pendaki lainnya. Padahal pendaki lain secara usia sudah jauh lebih dewasa ketimbang dirinya.

Menariknya, Jasmine juga seolah cepat beradaptasi dengan suhu di gunung.

Suatu malam pernah dirinya tak memakai sleeping bag dikala cuaca sedang buruk.

"Tapi kalau rewel di gunung masalah lain kaya kecapean atau kedinginan alhamdulillah engga sih. Malah justru dia menikmati dan antusias banget. Dia selalu bisa explore hal-hal baru serta dia jadi mudah bergaul sama orang lain," ujar Afdal.

"Kayak pertama kali camp di Gunung Prau itu kondisi badai ya pas di camp areanya, tenda juga goyang-goyang karena angin plus hujan. Dia malah tidur gak mau pake sleeping bag. Sleeping bagnya di tendang-padahal mulu padahal orangtuanya kedinginan," jelasnya.

Diajak Naik Gunung Sejak Dalam Kandungan

Ibu Jasmine, yakni Tria (31) mengatakan, Jasmine suka naik gunung sejak masih bayi, bahkan Tria dan Afdhal mengajak Jasmine naik gunung sejak masih dalam kandungan.

"Dari dalam perut, sejak hamil 2 bulan, naik Gunung Gede," kata Tria yang dilansir dari berbagai sumber Jumat (1/9/2022).

Jasmine melakukan pendakian pertama pada umur 7 bulan, ia mendaki gunung dengan ketinggian 2.263 Mdpl di Jawa Tengah.

Semenjak itu Jasmine sudah ketagihan naik gunung.

Menurut Tria, dia bersama sang suami kerap ngajak Jasmine naik gunung di waktu weekkend atau libur panjang.

Namun, tidak semua pendakian menginap, jika jaraknya dekat mereka kerap pulang pergi atau disebut tektokan.

Artikel ini diolah dari Kompas.com dan  TribunJateng.com