Breaking News:

Berita Viral

PILU! Pria Aceh Diimingi Jadi Pelayan Toko di Jakarta, HP Raib di Ibu Kota, Tak Punya Ongkos Pulang

Nasib pilu dialami oleh Zufri, pemuda berusia 19 tahun asal Aceh Tamiang tertipu lowongan kerja melalui Facebook, padahal sudah sampai ke Jakarta.

TribunStyle/kolase
Zufri (19) berangkat ke Jakarta usai mendapat tawaran pekerjaan via Facebook, berbuntut penipuan, ponsel hilang dicuri. 

TRIBUNSTYLE.COM - Nasib pilu dialami oleh Zufri, pemuda berusia 19 tahun asal Aceh Tamiang tertipu lowongan kerja melalui Facebook.

Zufri berangkat ke Jakarta usai mendapat tawaran pekerjaan via media sosial Facebook.

Namun setibanya di Jakarta 20 hari lalu, Zufri tak bisa menghubungi nomor telepon yang bersangkutan.

Nasib naas lagi-lagi menghampirinya lantaran ponsel yang ia miliki dicuri orang.

Lantas seperti apa kisah lengkap Zufri?

Baca juga: NELANGSA Ayah Dibuang ke Tempat Sampah Oleh Dua Anaknya, Kini Dipindahkan ke Panti Jompo, Kok Tega?

Ilustrasi lowongan kerja
Ilustrasi lowongan kerja (Bangka Pos)

Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh atau BPPA membantu pemulangan Zufri kepada keluarganya di Aceh Tamiang.

Kepala BPPA Akkar Arafat SSTP, MSi, mengatakan pemuda salah satu gampong di Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang itu, dipulangkan menggunakan Bus Putra Pelangi, melalui Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, hari ini, Rabu (9/8/2023).

"Pemulangan warga Aceh yang kurang mampu, seperti pemuda telantar ini merupakan salah satu bentuk perhatian Pemerintah Aceh dan ini yang selalu diamanahkan pimpinan kepada kami untuk memperhatikan warga Aceh di Jakarta," katanya.

Ia menyebutkan, Zufri ke Jakarta untuk mencari pekerjaan setelah ada tawaran dari media sosial Facebook.

Namun, setibanya di Jakarta sekitar 20 hari lalu, dia tidak bisa menghubungi nomor telepon yang bersangkutan.

"Dia mendapatkan tawaran kerja jadi pelayan di toko grosir di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan,” ujarnya.

Akkar menambahkan, selama di Ibu kota negara, Zufri terpaksa menyewakan kamar kos di daerah Roxy, Jakarta Pusat, menggunakan sisa tabungannya dari hasil jerihnya di tempat kerja sebelumnya di Medan. 

"Selama di Jakarta telepon genggamnya juga ikut hilang dicuri orang, sehingga dia tidak memiliki apa-apa. Dan kita patut membantunya," ujar Akkar.

Sementara itu Zufri, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh, khususnya Badan Penghubung Pemerintah Aceh di Jakarta, karena telah memfasilitasi pemulangannya. 

INSPIRATIF! Ibu Jual Es Campur, Ulfandi Fajritul Jadi Bintara Polri, Sempat Kais Sampah Demi Rupiah

Ulfandi Fajritul viral di media sosial lantaran sukses mengubah jalan hidupnya lewat kerja keras.

Pria yang akrab disapa Pandi ini lolos menjadi bintara Polri.

Padahal sebelumnya, Pandi harus mengais rezeki dari mengumpulan sampah orang lain.

Kisah mantan tukang angkut sampah ini diunggah dalam Insatgram resmi SSDM Polri.

Pandi yang sebelumnya bekerja sebagai petugas sampah kini terpilih menjadi seorang Bintara Polri.

Baca juga: PELAKU Penembak Bripda Ignatius Dwi Frisco Dipecat Sebagai Anggota Polri, Pemberhentian Tidak Hormat

Ulfandi Fajritul mantan tukang angkut sampah kini jadi bintara Polri.
Ulfandi Fajritul mantan tukang angkut sampah kini jadi bintara Polri.

Tekad yang kuat serta giat dalam bekerja menjadi modal bagi Ulfandi Fajritul Hidayat untuk bisa mengikuti seleksi calon bintara di Polda Papua.

Pemuda sebelumnya merupakan petugas sampah yang sehari-hari bekerja mengangkut sampah di sekitaran kompleks.

Kerja keras pantang menyerah berhasil mengantarkan seorang petugas kebersihan bernama Pandi untuk memperbaiki kehidupannya.

Sosok Pandi juga dikenal rajin dan pantang menyerah selama bertugas.

Tanggung jawabnya selama ini senantiasa dilakoni dengan baik.

"Pandi itu orangnya selama bekerja di DKPP sini orangnya rajin, baik, tidak pernah mengeluh," ucap rekan Pandi.

"Aktivitas sehari-hari saya adalah mengangkat sampah di sekitaran kompleks," kata Pandi.

Pandi merupakan anak dari seorang penjual es campur di pasar.

Sang ibu biasanya berjualan es campur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Motivasi menjadi anggota polisi muncul karena ingin membantu perekonomian keluarga dan meneruskan tugas sang ayah sebagai tulang punggung keluarga.

"Ibu saya hanyalah penjual es campur di pasar baru,"

Baca juga: PERSELINGKUHAN Oknum Pak Polisi dan Bu Notaris di Solo, Suami Pergoki Masuk Hotel: Semuanya Kupenuhi

"Motivasi saya menjadi anggota Polri untuk membantu perekonomian keluarga saya dan meneruskan tugas bapak saya sebagai tulang punggung keluarga," ucap Pandi.

Sang ibu yang mendengar kabar anaknya diterima menjadi polisi sangat bangga.

Dirinya berterima kasih kepada seluruh jajaran Polri yang telah memberikan kesempatan untuk anaknya.

"Saya sangat berterima kasih kepada bapak Kapolri, bapak Kapolda Papua, dan bapak Karo SDM Polda Papua karena telah memberikan kesempatan kepada anak saya untuk menjadi anggota Polri. Terima kasih," katanya.

Pandi mengaku bahwa selama mengikuti proses seleksi dirinya tidak mendapat tarikan biaya sepeserpun.

Pandi hanya perlu membayar kerja keras selama mengikuti pendidikan Bintara Polri.

"Alhamdulillah saya bisa sampai dinyatakan untuk mengikuti pendidikan Polri dan lulus tanpa uang sepeserpun," pungkasnya.

Diolah dari artikel serambinews.com dan surya.co.id

 

Tags:
AcehJakartaZufriFacebook
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved