Breaking News:

HUT Kemerdekaan RI

BEGINI Sejarah Kain Bendera yang Dijahit Fatmawati: Bukan dari Seprei, Tapi Pemberian Perwira Jepang

Ternyata begini sejarah kain bendera Merah Putih yang dijahit ibu Fatmawati: Bukan dari seprei, tapi pemberian Perwira Jepang.

Editor: Tim TribunStyle
Tribunnews
Ternyata begini sejarah kain bendera Merah Putih yang dijahit ibu Fatmawati: Bukan dari seprei, tapi pemberian Perwira Jepang. 

TRIBUNSTYLE.COM - Begini sejarah kain bendera Merah Putih yang dijahit ibu Fatmawati, ternyata bukan dari seprei, tapi pemberian Perwira Jepang. Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi sejarah berkibarnya bendera merah putih. Bendera merah putih yang berkibar saat proklamasi 17 Agustus tersebut merupakan bendera hasil jahitan istri Presiden Soekarno, Fatmawati. Ternyata, kain yang digunakan oleh Fatmawati untuk membuat bendera Indonesia itu adalah sumbangan dari Jepang. Banyak beredar kabar bahwa kain yang digunakan oleh Fatmawati untuk membuat bendera merah putih berasal dari kain seprei miliknya. Bendera merah putih pertama dibuat dari kain seprei milik Fatmawati dan kain penjual soto. Kain penjual soto didapat dari Lukas Kustaryo.

Mengutip dari Kominfo.go.id, kabar tersebut ternyata tidak benar. Informasi terkait dari mana kain bendera tersebut didapatkan ada dalam buku karya ibu Fatmawati yang berjudul “Catatan Kecil Bersama Bung Karno", Volume 1 yang terbit tahun 1978. Pada buku tersebut dijelaskan bahwa Ibu Fatmawati mendapat kain katun Merah Putih tersebut sebagai pemberian dari perwira Jepang, ia adalah Hitoshi Shimizu. Hitoshi Shimizu merupakan sosok di balik proses penjahitan bendera pusaka yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Dikisahkan, waktu itu Bapak Proklamasi, Ir Soekarno atau Bung Karno mengusulkan kepada istrinya, Fatmawati, untuk menjahit bendera merah putih. Namun lantaran sulitnya mencari kain yang bisa digunakan untuk dijadikan bendera, Ir Soekarno lantas meminta istrinya untuk meminta bantuan pihak lain mencari kain untuk dijahit menjadi bendera. Bendera itu, nantinya akan dikibarkan saat Indonesia merdeka. Pada waktu itu hanya ada kain goni, dan kain tersebut terlalu berat untuk dikibarkan sebagai sebuah bendera. Fatmawati kemudian memanggil tokoh pemuda bernama Chairul Basri.

bendera merah putih
Ternyata begini sejarah kain bendera Merah Putih yang dijahit ibu Fatmawati: Bukan dari seprei, tapi pemberian Perwira Jepang.

Chairul Basri diminta menemui sosok Shimizu untuk membicarakan terkait ide bendera merah putih seraya mencarikan kain yang bisa digunakan untuk dijadikan bendera. Shimizu dikisahkan sebagai orang jepang yang simpatik terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka. Shimizu adalah perwira Jepang pimpinan barisan Propaganda Jepang, yaitu gerakan Tiga A. Ia juga ditunjuk sebagai perantara perundingan Indonesia-Jepang tahun 1943. Shimizu merasa nyaman ketika harus mendengarkan uneg-uneg, pikiran, dan juga pendirian orang Indonesia saat itu. Terlebih, rakyat sudah menganggap Shimizu sebagai sahabat karib.

Melalui Shimizu, Fatwamati mendapatkan selembar kain yang dijahit sebagai bendera pusaka sang saka merah putih. Shimizu sendiri mendapatkan kain tersebut dari pembesar Jepang yang mengepalai gudang di daerah pintu air, depan bioskop Capitol, Jakarta Pusat. Dari situ, kain tersebut kemudian diberikan kepada Fatmawati lewat Chairul Basri. Akhirnya, Fatmawati pun menjahit kain tersebut pada Oktober 1944, dua minggu sebelum kelahiran putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra. Fatmawati menjahit kain tersebut dengan tangannya sendiri. Setahun kemudian, bendera buatan tangan Fatmawati itu dikibarkan tepat di hari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Usai kemerdekaan, Shimizu mendapatkan penghargaan dari pemerintah dan diundang ke Indonesia pada tahun 1978. "Lama saya tidak bertemu Shimizu. Ia tinggal di Tokyo dan bertahun-tahun meninggalkan Indonesia."
"Tahun 1978 ia diundang Presiden Soeharto ke Indonesia untuk menerima penghargaan atas jasa-jasanya," kenang Chairul Basri dalam memoarnya 'Apa yang Saya Ingat'.

(Bangkapos.com/Fitri Wahyuni)
Diolah dari artikel di BangkaPos.com 

Sumber: Bangka Pos
Tags:
Sejarah Bendera Merah Putihbendera Merah PutihHUT Kemerdekaan RI Ke-78
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved