Breaking News:

Tahun Baru Islam

Teks Pidato Tema Muhasabah, Cocok untuk Lomba Pidato dalam Rangka Menyambut Tahun Baru Islam 1445 H

Simak contoh teks pidato Tahun Baru Islam 1445 H yang cocok untuk lomba pidato 1 Muharram.

Editor: Tim TribunStyle
bangka.tribunnews.com
Simak contoh teks pidato Tahun Baru Islam 1445 H 

TRIBUNSTYLE.COM - Simak contoh teks pidato Tahun Baru Islam 1445 H yang cocok untuk lomba pidato 1 Muharram.

Tahun baru Islam selalu disambut oleh masyarakat muslim dengan antusias. Penyambutan ini dilakukan dengan cara menggelar kegiatan keagamaan atau lomba yang menarik. Salah satu lomba yang sering diselenggarakan yaitu lomba pidato atau ceramah. Pada lomba pidato, peserta lomba akan berbicara didepan semua orang dengan topik seputar keagamaan atau keutamaan tahun baru Islam. Lomba ini dapat diikuti oleh semua kalangan, atau berdasarkan ketentuan dari penyelenggara.

Berikut ini contoh pidato bertemakan muhasabah untuk menjadi referensi para peserta lomba.

Simak contoh teks pidato Tahun Baru Islam 1445 H
Simak contoh teks pidato Tahun Baru Islam 1445 H (https://medan.tribunnews.com)

Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan usia panjang kepada kita sehingga kita masih bisa menghirup udara segar dipagi hari dan dapat berkumpul bersama.

Sholawat salam senantiasa tercurahkan bagi junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan seluruh pengikutnya, seluruh umat yang mengikuti beliau hingga hari pembalasan.

Hadirin yang semoga dirahmati Allah

Banyak yang menjadikan momen tahun baru sebagai kesempatan untuk bersuka ria, pesta kembang api dimana-mana, terompet ditiup dimana-mana.

Lalu bagaimana dengan tradisi Tahun Baru Islam?

Memperingati tahun baru Hijriyah memang tidak pernah dilakukan oleh Rasulallah SAW sebagaimana penetapan Hijrah Nabi dan para sahabat juga tidak pernah dijadikan tonggak awal tahun Islam.

Akan tetapi yang jelas, Kholifah Umar bin Khathab menjadikan hijrah Nabi dan para sahabat sebagai tahun baru bagi umat Islam telah disepakati para sahabat meski hal itu tidak termasuk dilakukan pada masa Rasulullah SAW.

Hadirin sekalian yang berbahagia

Mengadakan intropeksi diri atau muhasabah memang merupakan tuntunan Islam.

Dan inilah salah satu cara yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita di tahun ini yaitu Muhasabah.

Hal itu diungkapkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya surah Al-Hasyr ayat 18 yang artinya, “Hai orang -orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiapdiri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Ayat tersebut mengingatkan kepada kita, bahwa kita semua semakin tua semakindekat dengan akhir kehidupan kita masig-masing.

Dan kita semua akan mati, akan kembali kepada Allah. Maka sebaiknya kita mantapkan iman dan taqwa kita kepada Allah, kita perbanyak amal kebaikan dan pengabdian kita.

Demikianlah pentingnya muhasabah di dalamdiri setiap individu. Tanpa muhasabah yang ikhlas maka seseorang itu akan sentiasa berasadiri tidak pernah melakukan kesalahan.

Bermuhasabahlah diri dengan hati yang terbuka agar kita boleh memperbaiki kebatilan dan kelamahan diri sebelum diri kita menemui ajal.

Hadirin yang berbahagia

Dalam muhasabah pun dikemukakan di dalam hadits Rasulallah SAW.

Dalam hadits tersebut menggambarkan pentingnya muhasabah dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Muhasabah atau intropeksi diri inilah yang digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai kunci pertama dari kesuksesan.

Selain itu, Rasulullah SAW juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua, yaitu harus ada aksi perbaikan.

Karena muhasabah juga tidak akan berarti apa-apatanpa adanya tindak lanjut atau perbaikan.

Orang yang pandai senantiasa melakukan evaluasi terhadap amalnya, serta beramal untuk kehidupan jangka panjangnya yaitu kehidupan akhirat.

Dan evaluasi tersebut dilakukan untuk kepentingandirinya, dalam rangka peningkatan kepribadiannya sendiri.

Hadirin yang berbahagia

Merasa diawasi oleh Allah Swt. merupakan diantara pilar ketakwaan yang harusdimiliki setiap kali kita mengawali awal tahun dan menutup tahun yang lalu.

Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah dalam bahasa hadisnya adalah Ihsan.

Tidak terasa umur kita bertambah satu tahun lagi. Itu berarti jatah hidup kita berkurang dan semakin mendekatkan kita kepada rumah masa depan,yaitu kuburan.

Pelajaran yang terbaik dari perjalanan waktu ini adalah menyadari sekaligus mengintrospeksi sepakterjang kita selama ini. Kita punya lima hari yang harus kita isi dengan amal baik.

Hari pertama, yaitu masa lalu yang telah kita lewati apakah sudah kita isi dengan hal-hal yang dapat memperoleh ridho Allah? Hari kedua, yaitu hari yang sedang kita alami sekarang ini,harus kita gunakan untuk yang bermanfaat baik dunia maupun akhirat.

Hari ketiga, hari yangakan datang, kita tidak tahu apakah itu milik kita atau bukan. Hari keempat, yaitu hari kitaditarik oleh malaikat pencabut nyawa menyudahi kehidupan yang fana ini, apakah kita sudahsiap dengan amal kita?

Hari kelima, yaitu hari perhitungan yang tiada arti lagi nilai kerja atauamal, apakah kita mendapatkan rapor yang baik, dimana tempatnya adalah surga, ataumendapat rapor dengan tangan kiri kita, yang menunjukan nilai buruk tempatnya di neraka.

Pada saat itu tidak ada lagi arti penyesalan.

Pentingnya setiap individu menghisab dirinya sendiri untuk selalu mengintrospeksitingkat nilai kemanfaatan dia sebagai seorang hamba Allah Swt.

Yang segala sesuatunya akan dimintai pertanggungjawabannya diakherat kelak.

Dan sebaik-baik manusia adalah yangdapat mengambil hikmah dari apa yang telah ia lakukan, lalu menatap hari esok yang lebih baik.

Sebagaimana Dalam sebuah ungkapan yang sangat terkenal Rasulullah Saw bersabda, yang artinya : “Barang siapa yang hari ini, tahun ini lebih baik dari hari dan tahun yang lalu, dialah orang yang sukses, tapi siapa yang hari dan tahun ini sama hari dan tahun kemarin maka dia orang yang tertipu, dan siapa yang hari dan tahun ini lebih buruk dairpada hari dan tahun kemarin maka dialah orang yang terlaknat”.

Kiranya cukup sekian yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

Wabillahittaufik walhidayah. Wassalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakatuh.

(TribunKaltim.com/ Briandena Silvania Sestiani)

Diolah dari kaltim.tribunnews.com

Sumber: Tribun Kaltim
Tags:
Tahun Baru Islamteks pidato1445 H1 Muharrammuhasabah
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved