Berita Viral
VIRAL Asep Kades Bertato di Purwakarta, Suka Bantu Warga Tak Mampu, Digilai Wanita: 'Nikah 13 Kali'
Kades di Purwakarta bernama Asep Suhendar, viral karena banyak tato, meski begitu dia baik hati dan sering membantu warganya yang kurang mampu.
Penulis: Joni Irwan Setiawan
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Belakangan ini viral di media sosial, seorang Kepala Desa (Kades) memiliki banyak tato di tubuhnya.
Meski di tubuhnya terdapat tato, kepala desa bernama Asep Suhendar ini terkenal baik hati dan sering membantu warganya yang kurang mampu.
Kades di Purwakarta ini kerap memanggul dan antarkan sendiri beras bantuannya ke rumah warga.
Bukan dari dana desa, beras yang disumbangkan itu berasal dari kantong pribadinya.
Momen Asep Suhendar bagi-bagi beras terekam dalam salah satu video di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Baca juga: Ingat Motor Viral Kades Wonogiri? NMAX Merah Dipakai Anak sampai Luar Daerah, Bukan Keperluan Dinas

"Mau mengantarkan beras, ke emak," ucap Asep Suhendar dikutip TribunStyle.com, Sabtu, (13/5/2023).
Dalam video yang beredar, pria yang memiliki postur tubuh tinggi besar ini sekilas tak terlihat seperti seorang kepala desa.
Sebab, dalam video itu ia menggunakan kaus oblong tanpa lengan dengan bawahan jeans model sobek.
Tak ketinggalan, topi yang dipakai dengan cara dibalik dan aksesoris kalung dan gelang yang meramaikan tangannya.
Meski ia bertato, tidak lantas membuat dirinya bersikap dan berlagak seperti preman jahat yang tidak mempunyai hati nurani.
Sebaliknya, ia memiliki hati yang baik dan lembut.
Dia kerap membantu warganya dengan memberikan sekarung beras yang dibawanya sendiri.
Asep rutin membagikan beras kepada warga.
"Paling seminggu tiga kali.
Tidak ada, cuma ini mah pribadi," ujar Asep.
Aksi membagi-bagi beras yang dilakukan oleh Asep ternyata bukan merupakan program yang digalakkannya dengan menggunakan dana dari desa.
Ia memberikan satu karung beras ke masyarakat miskin desa menggunakan dana yang diambil dari kantong pribadinya.
Tak hanya itu, meskipun memiliki penampilan yang sangar dan bahkan potongan rambut yang tidak seperti orang pada umumnya, kades tersebut mengaku ia adalah laki-laki yang diganderungi banyak perempuan.
Terbukti, Asep mengaku telah 13 kali menikah dengan perempuan yang berbeda.
"Tapi saya laku, kawin 13 kali," ujar Asep yang dilanjut dengan menyebutkan satu persatu istrinya.
Baca juga: Sosok Hoho Alkaf, Kades Bertato Viral Punya 30 Motif di Badan, Bangun Jembatan Pakai Uang Pribadi
Lalu apakah ada aturan terkait kades yang memiliki tato?
Mengutip Kompas.com, Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Eko Prasetyanto Purnomo Putro mengatakan, tidak ada aturan penampilan dalam syarat pendaftaran sebagai kepala desa.
Ia menyatakan, syarat calon kepala desa hanyalah minimal berusia 25 tahun, bersedia dicalonkan atau mencalonkan diri, minimal pendidikan terakhir setingkat SLTP atau SMP, serta patuh pada UUD dan Pancasila.
Aturan tersebut sesuai dengan pasal 33 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
"Belum ada aturan eksplisit terkait penampilan," ujar Eko.
Ia menjelaskan, penampilan seorang calon kepala desa seharusnya bisa dilihat Panitia Pemilihan Kepala Desa pada saat pendaftaran.
Panitia Pemilihan Kepala Desa ini terdiri dari tim bentukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perwakilan dari pemerintah kota/kabupaten terkait.
Namun ia menambahkan, tidak ada alasan bagi panitia untuk menolak pendaftaran diri seorang calon kepala desa yang bertato.
"Sebenarnya, ini hanya etika," ungkapnya lagi.
Baca juga: Masih Ingat Kasus Bu Guru Digerebek Bareng Pak Kades? Bocor Nasib Terbaru, Kompak Lakukan Ini: Putus
Selain itu wargalah yang memiliki hak mencalonkan seseorang menjadi kepala desa.
Artinya, jika ada orang bertato yang mencalonkan diri atau diusulkan warganya untuk maju ke pemilihan kepala desa, pihak panitia tidak bisa mengeluarkan penolakan.
Ia juga menyebut penduduk desa yang berhak memilih kepala desa, sesuai Pasal 34.
Jadi, warga bisa saja memilih kepala desa yang memiliki tato.
Eko menambahkan, pemerintah daerah yang nanti akan menilai jika ada kepala desa bertato.
"Saat ini, (aturan calon kepala desa bertato) perlu menjadi masukan kita (di Kemendagri)," ungkapnya.
Namun menurut Eko, aturan penampilan bagi calon kepala desa sulit untuk dibuat.
Ia beralasan, tato bisa memiliki makna bagi suatu budaya, misalnya di Indonesia daerah timur.
Akibatnya, syarat pencalonan kepala desa hanya bisa diatur secara umum.
Kades Bertato Punya 30 Motif di Badan, Bangun Jembatan Pakai Uang Pribadi
Sebelumnya juga viral di media sosial, seorang Kepala Desa (Kades) memiliki banyak tato di tubuhnya.
Kades tersebut viral karena aksi demo beberapa waktu lalu yang meminta masa jabatan 9 tahun.
Dalam video yang beredar, sang kades tampak mengenakan seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) terlihat melambaikan tangan namun terlihat tato di beberapa bagian tubuhnya.
Kades bertato itu ternyata bernama Hoho Alkaf, Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.

Mengutip Tribun Manado, Hoho Alkaf terpilih sebagai kepala desa pada 2019 lalu.
Saat pemilihan kades lalu, Hoho Alkaf mengalahkan dua kandidat yang lain.
"Selisih suara saya dengan lawan 1000-an, menang mutlak," katanya, dikutip dari TribunJateng.com, 10 september 2020.
"Saya dapat suara sekitar 1.900, sementara suara dua calon lain kalau digabung pun saya masih unggul," ujarnya dalam sebuah wawancara.
Hoho Alkaf sendiri mulai mentato tubuhnya sejak SMA.
Tato di tubuh Hoho Alkaf kini jumlahnya mencapai 30 motif.
Sebelum menjadi kades, Hoho Alkaf berlatar belakang sebagai kontraktor dan memiliki usaha penyewaan alat berat.
Almarhum ayah Hoho Alkaf, Siswoyo Siswo Harsono, pernah menjabat sebagai kades dan anggota DPRD Banjarnegara.
Menjabat sebagai kades, Hoho Alkaf mengaku memilih fokus membangun desa daripada menanggapi komentar miring dari publik.
Bahkan Hoho Alkaf menghibahkan satu unit mobil pribadi miliknya untuk operasional desa.
"Masyarakat kecil sangat terbebani kalau harus mengeluarkan biaya transportasi ke rumah sakit."
"Saya sudah serahkan surat-surat mobil ke desa," ujar Hoho Alkaf.
Rencananya di tahun 2023, Hoho Alkaf ingin membeli mobil untuk ambulans desa.
Tentu saja uang untuk membeli ambulans tersebut ia rogoh dari kocek pribadinya.
"Enggak pakai APBDes, karena terbatas, paling setahun Rp1 miliar."
"Untuk infrastruktur saja (APBDes) belum mencukupi, kurang banget," kata Hoho Alkaf.
Baca juga: DISOROT Lantaran Tato di Tubuh, Terungkap Kebaikan Kades Hoho Alkaff, Bolehkah Memiliki Rajah?

Bahkan sebelum menjabat sebagai kades, Hoho Alkaf pernah mengaspal jalan desa dengan uang pribadinya.
Jalan aspal sepanjang sekitar 800-an meter yang menghubungkan warga antar dusun tersebut mulanya masih tanah.
Padahal akses tersebut penting untuk menunjang mobilitas warga.
Hoho membangun jalan selebar tiga meter yang hingga kini dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.
Dulu biasa dimanja, Hoho Alkaf kini mengaku tulus mengabdikan dirinya untuk masyarakat desa.
"Jadi kades kan enggak ada apa-apanya, gaji Rp 3 juta ditambah penghasilan dari tanah desa."
"Buat kondangan atau biaya sosial lain saja tidak cukup," ujar Hoho Alkaf.
"Kades-kades terdahulu sudah baik, tapi saya akan berusaha lebih baik lagi," pungkasnya.
(*)
(TribunStyle/Jonisetiawan)
Sumber: TribunStyle.com
Jejak Karier Ahmad Sahroni, Dulu Tukang Cuci Kapal, Mendadak Crazy Rich hingga Jadi DPR RI |
![]() |
---|
10 Kontroversi Penjarahan Rumah Ahmad Sahroni, Mobil Tesla Hancur, Jam Tangan Rp11 M Jadi Rebutan |
![]() |
---|
Viral Pemuda di Jepang Pacari Wanita 83 Tahun, Tak Masalah Beda Usia Jauh, Terungkap Awal Mula Kenal |
![]() |
---|
Kisah Wanita Jepang Pilih Tinggal di Rumah Penuh Sampah Usai Suami Wafat, Padahal Aset Melimpah |
![]() |
---|
Momen Bahagia Annisa Pohan Quality Time Bareng Keluarga di Jepang, Penampilan Almira Buat Salfok |
![]() |
---|