Breaking News:

Berita Viral

DICAP Parasit, Pemerintah Stop Bisnis Thrifting, Anggota DPR Ini Murka: Gue Dilantik Pakai Jas Bekas

KONTRA dengan pemerintah Jokowi soal bisnis thrifting, Adian Napitupulu pertanyakan larangan perdagangan pakaian bekas impor.

Penulis: Dika Pradana
Editor: Ika Putri Bramasti
Tribunnews.com
Adian Napitupulu kontra dengan pemerintah soal larangan perdagangan pakaian bekas impor. 

TRIBUNSTYLE.COM - Tak terima perdagangan pakaian impor bekas 'thrifting' diberantas oleh pemerintah, anggota DPR Adian Napitupulu murka.

Kader PDI-Perjuangan, Adian Napitupulu tak terima jika geliat bisnis pakaian thrifting dihentikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), Zulkifli Hasan.

Menurutnya, tak ada yang salah dari perdagangan pakaian bekas yang kini sedang digandringi masyarakat.

Mengaku sebagai kader dari partai 'wong cilik', Adian Napitupulu mengatakan bahwa dirinya merupakan pecinta thrifting.

Mendengar bisnis tersebut akan diberantas oleh pemerintah, Adian Napitupulu mengaku bingung dengan keputusan tersebut.

Menurutnya tak ada yang salah ataupun dipermasalahkan dalam perkembangan bisnis tersebut.

Sebagai anggota DPR, dirinya mengaku tak malu harus membeli pakaian bekas di pasaran.

Sejumlah pakaian thrifting yang dijual di pasaran pun memiliki kualitas yang tak kalah bagus.

Menurutnya, banyaknya pakaian impor bekas yang dijual murah akan membantu perekonomian masyarakat kelas bawah.

Pasalnya, mereka tetap bisa mengenakan pakaian bermerek dengan harga yang murah.

"Gue dilantik menjadi anggota DPR dengan jas bekas yang gue beli di Gedebage. Apa hubungannya gitu ya? (bisnis thrifting dilarang)" kata Adian, dikutip dari Kompas.com, pada Jumat, (17/3/2023).

"Kalau misalnya ada masalah pajak, ya tagih pajak," imbuh Adian.

Baca juga: KRONOLOGI Denny Sumargo Raup Rp 35 Miliar dari Bisnis Impor, Harta Ludes Buntut Kecanduan Judi

Adian Napitupulu kontra dengan pemerintah soal larangan perdagangan pakaian bekas impor.
Adian Napitupulu kontra dengan pemerintah soal larangan perdagangan pakaian bekas impor. (Tribunnews.com)

Lebih lanjut, Adian mengatakan, jika benar thrifting berdampak pada industri tekstil pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maka yang harus diperkuat adalah pembinaan UMKM tersebut.

"Misalnya pakaian celana, bikin dong yang up to date. UMKM bina dong didik dong segala macam." kata Adian Napitupulu.

"Sudah semaksimal apa sih mereka (pemerintah) itu," imbuhnya.

"Ada banyak juga kok barang-barang lain proyeksi UMKM yang tak ada kaitannya dengan impor bekas, makanan apa segala macam banyak sekali toh tidak berkembang," kata Adian.

Selain itu, Adian Napitupulu menilai, Presiden Joko Widodo seharusnya mengevaluasi kinerja Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri UMKM Teten Masduki.

Menurutnya, kinerja dari kedua menteri tersebut kurang maksimal.

Baca juga: Bisnis Impor Blackberry di Usia 24 Tahun, Denny Sumargo Raih Rp 35 Miliar, Ludes Sebab Kecanduan Ini

Mendag Zulkifli Hasan akan bakar pakaian impor bekas.
Mendag Zulkifli Hasan akan bakar pakaian impor bekas. (Kompas.com)

Adian mengatakan bahwa karena kinerjanya tak maksimal itu justru menjadikan bisnis thrifting sebagai kambing hitam.

Menurutnya, mereka harus bisa memaksimalkan peran menteri UMKM.

"Ya, yang kita butuhkan itu angkanya apa memaksimalkan peran misalnya memaksimalkan peran menteri perdagangan." imbuh Adian.

"Memaksimalkan peran menteri UMKM, peran mereka aja yang dievaluasi," tandasnya.

Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa peredaran pakaian bekas impor sangat mengganggu perkembangan industri dalam negeri.

Dikutip dari Kompas.com, Presiden Jokowi memerintahkan pemberantasan peredaran pakaian impor bekas.

Baca juga: DJ Katty Butterfly, Hannah Al Rashid hingga Haruka, Inilah 5 Artis Impor yang Sukses di Indonesia

Pemerintah akan bakar sitaan pakaian bekas impor senilai Rp 30 miliar.
Pemerintah akan bakar sitaan pakaian bekas impor senilai Rp 30 miliar. (Kolase TribunStyle.com / Kompas.com.)

"Sudah saya perintahkan untuk mencari betul dan sehari-dua hari sudah banyak yang ketemu,"kata Jokowi.

"Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri." imbuhnya Jokowi.

"Sangat mengganggu, yang namanya impor pakaian bekas mengganggu, sangat mengganggu industri dalam negeri kita," tambah dia.

Pemerintah menyebutkan pakaian bekas dilarang diimpor karena berdampak buruk bagi ekonomi domestik terutama UMKM, dan buruk juga untuk kesehatan penggunanya.

Maka dari itu, pemerintah saat ini gencar untuk membasmi perdagangan pakaian bekas impor.

Untuk mencegah impor barang, termasuk pakaian bekas, Presiden Jokowi pun meminta ada penyesuaian indikator tunjangan kinerja bagi kementerian/lembaga maupun BUMN/BUMD.

'Tak Pantas' Relawan Temukan Bantuan Korban Gempa Turki Berupa Pakaian Dalam Bekas, Bentuk Hinaan?

HEBOH, relawan kemanusiaan menemukan barang-barang tak senonoh yang akan rencananya akan disumbangkan kepada korban gempa Turki.

Sebelum disalurkan pada para korban, relawan tersebut memilah barang-barang sumbangan.

Namun, para relawan tersebut justru menemukan banyak sekali benda tak layak pakai disumbangkan untuk korban gempa Turki.

Kekesalan para relawan tersebut sempat terekam dalam sebuah video TikTok.

Mereka tak menyangka bahwa para dermawan akan menyumbang benda-benda tak senonoh untuk korban gempa Turki.

Dalam video tersebut tampak kinerja para relawan yang sedang membuka kotak yang akan disumbangkan.

Relawan tersebut menemukan sepatu highheels latesk bekas setinggi sepuluh inci.

Menurut relawan, sepatu heels tersebut kurang layak disumbangkan untuk korban gempa.

Pasalnya, sepatu heels bukanlah benda yang sedang dibutuhkan oleh korban.

Mengingat saat ini korban gempa hanya tinggal di sebuah tempat pengungsian dengan suhu udara yang relatif rendah.

Selain itu, relawan juga menemukan crop top disko berwarna perak, handuk bernoda cokelat, dan pakaian dalam yang telah robek.

Para relawan menyayangkan benda-benda sumbangan tersebut.

Handuk sumbangan dari dermawan untuk korban gempa Turki
Handuk sumbangan dari dermawan untuk korban gempa Turki (Asosiasi Komunitas Siprus Turki)

Sebab, tempat penampungan sumbangan untuk korban bencana bukanlah ladang untuk membuang beda-benda tak berguna di rumah.

Relawan bekerja sepanjang waktu sebagai bagian dari upaya bantuan telah menyerukan 'martabat dalam amal'.

Erim Metto, CEO Asosiasi Komunitas Siprus Turki, yang berbasis di London, mengatakan kepada Metro.co.uk bahwa seperlima dari semua donasi dinyatakan 'tidak pantas' atau 'tidak dapat digunakan'.

"Kami sangat jelas tentang sumbangan apa yang akan kami terima. Kami memang mengatakan kami tidak akan menerima pakaian yang tidak pantas," katanya, dikutip dari Mirror.co.uk.

"Saat donasi masuk, kami melakukan sistem pemilahan" tambahnya.

"Dalam pemilahan, kami menghapus sumbangan bekas, kami menemukan sejumlah benda tidak berguna untuk korban gempa"  pungkasnya.

Menurut pihak berwenang Turki, lebih dari 36.000 orang telah tewas, dan jumlah korban tewas terus meningkat .

Sementara itu, pemerintah Suriah dan PBB mengatakan lebih dari 5.800 korban tercatat melintasi perbatasan.

Dunia telah menyaksikan dengan ngeri ketika ratusan ribu orang di kedua negara dibiarkan tanpa tempat berlindung dan pakaian hangat di suhu serendah 0°C.

Metto, seorang pembuat film keturunan Turki-Siprus, mengatakan sumbangan jauh lebih tinggi daripada sumbangan lainnya.

Pada hari gempa terjadi, tempat penampungan sumbangan bernama TCCA menerima lebih dari 240 panggilan telepon dari orang-orang yang sangat ingin membantu.

Benda-benda tak bermanfaat yang disumbangkan para dermawan untuk para korban gempa Turki
Benda-benda tak bermanfaat yang disumbangkan para dermawan untuk para korban gempa Turki (TikTok @goldtiixs)

"Kami telah melakukan banyak skema donasi di masa lalu untuk membantu para tunawisma, orang-orang di Ukraina, dan kami mendukung komunitas selama Covid," kata CEO.

"Tapi kali ini sumbangannya jauh lebih tinggi dari yang kami harapkan. Pada hari Rabu, kami telah mencabut permintaan sumbangan kami" pungkasnya.

Sebagian besar organisasi menekankan bahwa uang adalah cara terbaik untuk membantu para korban peristiwa bencana.

Apa yang mungkin merupakan upaya niat baik untuk menyumbangkan barang-barang seperti pakaian, menjadi mimpi buruk logistik ketika harus diangkut melintasi perbatasan.

Metto mengatakan sejumlah organisasi telah mengumpulkan apa pun yang mereka bisa tanpa sistem menyaringnya.

Dia mengatakan banyak truk besar dari badan amal resmi telah mengangkut bantuan ke Turki.

Lanjut, mereka 'menaruhnya di pinggir jalan' karena tidak ada fasilitas penyimpanan yang tersedia.

(TribunStyle.com/Dika Pradana)

Artikel lainnya terkait berita viral >>>

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
thriftingDPRAdian NapitupuluZulkifli Hasanberita viral hari ini
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved