Breaking News:

Berita Viral

1 Tahun Perang Rusia - Ukraina dari 24 Februari 2022, Ini Cerita Pilu Warga Sipil Terdampak

Simak perjalanan 1 tahun perang Rusia - Ukraina, yang dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.

Editor: Dhimas Yanuar
AFP/FADEL SENNA
Petugas pemadam kebakaran Ukraina bekerja di tengah puing-puing pusat perbelanjaan Retroville pada 21 Maret 2022. Rusia menegaskan tak ingin ada tawar-menawar untuk mempertahankan kepentingannya, yaitu demiliterisasi dan de-nazifikasi Ukraina 

TRIBUNSTYLE.COM - Perang selalu menyisakan pilu bagi warga yang terdampak. 

Perang Rusia-Ukraina sudah berjalan setahun ini.

Sejarah terukir ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan "operasi militer khusus" pada 24 Februari 2022 lalu.

Pasukan Ukraina hingga warga sipil membagikan kisah mereka dan perubahan yang dirasakan sejak perang bergelora di negaranya.

Baca juga: PANAS Perjanjian Nuklir Rusia Amerika Serikat Bubar, Putin Menyatakan Keluar, Punya 6000 Hulu Ledak

1. Oleksander Protsuk: generasi saya tidak akan memaafkan Rusia

Seorang pasukan Ukraina, Oleksander Protsuk (27), merasakan semua hal dalam hidupnya berubah ketika Rusia melancarkan invasi ke negaranya.

"Saya adalah seorang warga sipil, pekerja keras, lajang, tidak pernah bertugas di ketentaraan," ucapnya kepada Al Jazeera.

"Perang memaksa saya mengangkat senjata untuk melindungi negara saya," kata pria yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang ledeng.

"Bagian yang paling sulit adalah melihat bagaimana anak-anak muda datang berperang dan mati setelah dua atau tiga hari," imbuhnya.

Seorang pemuda berjalan dengan pembawa kucing tertutup di stasiun metro di Kyiv pada pagi hari 24 Februari 2022. Sirene serangan udara terdengar di pusat kota Kyiv hari ini ketika kota-kota di seluruh Ukraina terkena apa yang dikatakan pejabat Ukraina sebagai serangan rudal dan artileri Rusia. - Presiden Rusia mengumumkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari 2022, dengan ledakan terdengar segera setelah di seluruh negeri dan menteri luar negerinya memperingatkan
Seorang pemuda berjalan dengan pembawa kucing tertutup di stasiun metro di Kyiv pada pagi hari 24 Februari 2022. Sirene serangan udara terdengar di pusat kota Kyiv hari ini ketika kota-kota di seluruh Ukraina terkena apa yang dikatakan pejabat Ukraina sebagai serangan rudal dan artileri Rusia. - Presiden Rusia mengumumkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari 2022, dengan ledakan terdengar segera setelah di seluruh negeri dan menteri luar negerinya memperingatkan "invasi skala penuh" sedang berlangsung. (Photo by Daniel LEAL / AFP)

Protsuk bertugas di garid depan di wilayah Donetsk.

Ia berada di Kyiv karena mengambil cuti 10 hari untuk beristirahat sebelum kembali ke medan tempur.

"Dalam setahun, Ukraina akan berkembang pesat," harap Protsuk.

"Ukraina akan menjadi negara merdeka," katanya.

"Kami akan membangun pagar besar untuk memisahkan diri (Ukraina) dari Rusia, biarkan mereka menjalani hidup mereka, membusuk di balik pagar," ucapnya.

"Barat akan berkembang bersama kami, karena kami adalah bagian dari Eropa."

"Rusia harus membusuk. Kami (akan) berpisah dengan mereka," imbuhnya.

Protsuk juga menegaskan ia dan generasi selanjutnya Ukraina, tak akan memaafkan perbuatan Rusia.

"Mereka tidak akan dimaafkan oleh generasi saya, saya harap, generasi berikutnya (juga tidak memaafkan)," tegasnya.

2. Kyrylo Borysenko: saya kehilangan teman masa kecil

Instalasi ringan oleh seniman Swiss Gerry Hofstetter, dengan lambang negara Ukraina, diproyeksikan di gedung utama Kantor Pos di Kyiv pada 23 Februari 2023, pada malam peringatan pertama invasi Rusia ke Ukraina.
Instalasi ringan oleh seniman Swiss Gerry Hofstetter, dengan lambang negara Ukraina, diproyeksikan di gedung utama Kantor Pos di Kyiv pada 23 Februari 2023, pada malam peringatan pertama invasi Rusia ke Ukraina. (Sergei SUPINSKY / AFP)

Pasukan Ukraina lainnya, Kyrylo Borysenko, menuturkan kegelisahan yang ia rasakan.

Borysenko, seorang tentara Ukraina berusia 23 tahun, mengaku kehilangan banyak teman masa kecilnya dalam perang melawan pasukan Rusia.

"Banyak orang yang mati. Terlalu banyak darah," ucapnya kepada Al Jazeera.

"Banyak orang yang menganggur. Harga-harga naik, ada inflasi, negara bisa bangkrut," katanya.

Meski demikian, Borysenko mencoba mengambil hikmah di balik terjadinya perang dengan Rusia.

Ia yakin negaranya akan memenangkan peperangan karena dirinya menilai pasukan Rusia tak punya semangat.

"Tapi untuk hal-hal positif, orang-orang bersatu, mereka berdiri untuk satu sama lain," ungkapnya.

"Saya 100 persen yakin kemenangan akan menjadi milik kita."

"Orang-orang Rusia itu, kurang motivasi, mereka tidak punya cukup semangat," sambungnya.

Borysenko mengaku dirinya sudah membenci Rusia sejak Moskow mencaplok Krimea pada 2014 silam.

Ia bahkan berharap tak ada negara yang memiliki tetangga seperti Rusia.

"Sejak 2014, saya membenci Rusia, saya tidak ingin satu negara pun di Bumi memiliki tetangga seperti Rusia," ucapnya.

3. Tetiana Kravchuk: saya khawatir kedua putra saya direkrut

Warga Ukraina bernama Tetiana Kravchuk (44) membagikan kekhawatirannya soal perang Rusia dan negaranya kepada Al Jazeera.

Kravchuk menyebut perang Rusia di Ukraina "telah memperburuk keadaan".

Penduduk Kyiv yang bekerja sebagai pramuniaga di sebuah toko alat tulis itu mengungkapkan penghasilannya jauh lebih sedikit.

Ia tidak dapat menjalani kehidupan seperti dulu, termasuk mengunjungi ibunya yang berusia 67 tahun yang tinggal di perbatasan Ukraina dan Belarusia.

Di antara hal lainnya, kekhawatiran terbesar Kravchuk adalah jika kedua putranya dapat direkrut untuk berperang.

"Saya sangat khawatir. Saya tidak (bisa) tidur," katanya kepada Al Jazeera.

"Saya khawatir tentang anak laki-laki saya, mereka mungkin (akan direkrut untuk) wajib militer," imbuhnya.

Kravchuk mengaku sebenarnya tak ingin kedua putranya berperang.

Kendati demikian, ia akan merelakan kedua putranya melawan Rusia jika memang diminta.

"Saya tidak ingin mereka berperang, tetapi jika mereka harus, mereka akan melakukannya," jelasnya.

"Saya orang yang religius, dan saya berharap Tuhan mengampuni hidup mereka," pungkasnya.

(*)

--

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Setahun Perang Rusia-Ukraina, Tentara dan Warga Sipil Bagikan Kisah Pilu: Saya Takkan Maafkan Rusia

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
viralUkrainaRusiaVladimir Putin
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved