Berita Viral
KISAH Anak Kembar Tuntut Ayah di Pengadilan Karena Mengambil Uang Angpau Mereka, Totalnya Rp 37 Juta
Dua saudara kembar di China ini menggugat ayahnya di pengadilan karena mengambil uang angpau mereka.
Penulis: Amirul Muttaqin
Editor: Ika Putri Bramasti
TIBUNSTYLE.COM - Bagi anak-anak yang merayakan puncak Tahun Baru Imlek biasanya begitu menyenangkan karena mendapatkan banyak angpau.
Namun banyak keraguan apakah anak-anak tahu bagaimana mengelola keuangan mereka sendiri.
Jadi pada akhirnya, orang tualah yang menyimpan uang angpau itu sampai anak-anak mereka dewasa.
Baca juga: Imlek 2023 Adalah Tahun Kelinci, Asal Usul Karakter, Tahun Lahir dan Elemen Pada Shio Kelinci
Namun terkadang hal-hal terjadi di luar keinginan dan berujung pahit, seperti yang dialami oleh keluarga berikut ini.
Dikutip dari World of Buzz, baru-baru ini, sepasang anak kembar di Jiangsu, China menggugat ayah mereka karena mengambil uang angpau mereka.
Zhou dan istrinya Wu, memiliki sepasang anak kembar setelah mereka menikah.
Beberapa saat kemudian, keduanya bercerai dan si kembar berada di bawah pengawasan ibu mereka.
Pada 26 Januari 2020, Zhou mengambil 16.800 yuan (Rp37 juta) uang angpau anak-anaknya.
Karena sudah remaja dan berhak memilikinya, anak-anak itu berulang kali meminta ayah mereka untuk mengembalikan uang mereka tetapi dia selalu menolak.
Jadi, kedua anak itu menuntut Zhou di pengadilan, memintanya mengembalikan uang tersebut.

Pengadilan Rakyat Kota Pizhou di Jiangsu memutuskan bahwa Zhou harus mengembalikan 8.000 yuan dan 8.800 yuan, dengan total 16.800 yuan kepada anak-anaknya.
Dia harus membayar jumlah ini kembali dalam waktu 15 hari setelah keputusan dibuat.
Hal ini akan mengajarkan sang ayah untuk tidak lagi mengambil barang milik anaknya.
Baca juga: 5 Artis Rayakan Imlek 2023, Ada Gisella Anastasia hingga Sandra Dewi, Kompak dan Penuh Kehangatan
Selain angpau, kue keranjang juga identik dengan perayaan tahun baru Imlek.
Ternyata ada sejarah panjang yang sudah ribuan tahun tentang kue keranjang, dan bahkan ada makna yang dalam.
Tak cuma sekedar makanan, kue keranjang juga punya jasa besar bagi masyarakat Tiongkok.
Makanan khas untuk perayaan Imlek salah satunya adalah kue keranjang yang terbuat dari tepung beras ketan.
Di negeri asalnya, China, kue kenyal dengan dominasi rasa manis ini disebut sebagai Nian Gao.
Keberadaan kue keranjang ternyata telah berusia ribuan tahun, yakni sejak China masih berbentuk dalam beberapa kerajaan-kerajaan.
Sejarah kue keranjang
Dikutip dari China Highlight kue ini awalnya merupakan persembahan dalam ritual upacara adat, namun perlahan berubah menjadi makanan khas di festival musim semi.
Menurut cerita, pada musim semi dan musim gugur (722–481 SM), China masih terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil dan orang-orang menderita kelaparan karena perang.

Raja membuat dinding yang kuat untuk melindungi wilayah dari serangan.
Raja pun mengadakan jamuan pesta untuk merayakan ide ini. Rakyat pun tidak lagi dibuat khawatir dengan perang.
Namun tidak dengan Perdana Menteri Wu Zixu. Menurut Wu, perang tidak bisa dipandang enteng.
Tembok yang kuat memang merupakan perlindungan yang baik, tetapi jika musuh mengepung kerajaan, tembok itu juga merupakan penghalang keras bagi diri kita sendiri.
"Jika keadaan benar-benar buruk, ingatlah untuk gali lubang di bawah dinding," kata Wu.
Menyelamatkan dari kelaparan
Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, kata-katanya menjadi kenyataan.
Banyak orang mati kelaparan saat perang.
Para prajurit pun melakukan apa yang dikatakan Wu Zixu sebelumnya dan menemukan bahwa tembok di bagian bawah dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.
Makanan ini menyelamatkan banyak orang dari kelaparan. Batu bata ini adalah Nian Gao yang pertama kali.
Setelah itu, orang-orang membuat Nian Gao setiap tahunnya untuk memperingati Wu Zixu.
Seiring waktu berlalu, Nian Gao menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai kue Tahun Baru Cina atau di Indonesia disebut kue keranjang.
Makna kue keranjang
Memakan kue ini di perayaan tahun baru, bagi warga Tionghoa memiliki makna positif yang dipercaya secara turun-temurun.
Kue keranjang menjadi simbol atas pendapatan dan jabatan yang lebih tinggi, anak-anak yang berkembang dengan baik, dan secara umum menjanjikan tahun yang lebih baik dari sebelumnya.
Sehingga mereka meyakini, m

akan kue keranjang selama perayaan Imlek atau Tahun Baru China mendatangkan keberuntungan dan nasib baik bagi yang memakannya.
Pada awal Dinasti Liao (907-1125), orang-orang di Beijing memiliki kebiasaan memakan kue di hari pertama bulan pertama.
Lalu dalam perkembangannya, seperti pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911), kue keranjang mulai menjadi santapan sehari-hari orang-orang di China.
Nah, itulah sejarah dan makna kue kerajang, makanan khas untuk perayaan Imlek.
(TribunStyle/Amr// Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sejarah Kue Keranjang Khas Imlek, dan Makna di Baliknya
Sumber: TribunStyle.com
'Habis Ngapain?' Anak Pulang Bawa Jam Tangan Rp11 M Ahmad Sahroni, Ibu Cemas Telepon RW, Kembalikan |
![]() |
---|
Nasib Jam Tangan Rp 11 M Milik Ahmad Sahroni, Sempat Dijarah Bocah, Kini Dikembalikan Lagi |
![]() |
---|
Jejak Karier Ahmad Sahroni, Dulu Tukang Cuci Kapal, Mendadak Crazy Rich hingga Jadi DPR RI |
![]() |
---|
10 Kontroversi Penjarahan Rumah Ahmad Sahroni, Mobil Tesla Hancur, Jam Tangan Rp11 M Jadi Rebutan |
![]() |
---|
Viral Pemuda di Jepang Pacari Wanita 83 Tahun, Tak Masalah Beda Usia Jauh, Terungkap Awal Mula Kenal |
![]() |
---|