Berita Viral
Demi Anaknya Bisa Bekerja, Ibu Rela Donorkan Liver kepada Direktur Perusahaan, Akhirnya Bikin Miris
Seorang ibu di Korea Selatan nekat donorkan livernya ke direktur perusahaan. Ia rela lakukan itu demi putranya bisa bekerja di perusahaan tersebut.
Penulis: Febriana Nur Insani
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Seorang ibu memang rela melakukan apa saja untuk sang anak, bahkan tak sedikit yang sampai melanggar hukum sekali pun.
Itulah yang dilakukan seorang ibu berinisial K asal Korea Selatan. Ia nekat mendonorkan livernya untuk orang lain dengan imbalan pekerjaan untuk sang anak.
Niat baik yang dilakukan dengan cara yang salah itu pun berujung nasib miris.
Ya, dilansir TribunStyle.com dari eva.vn pada Senin, 26 Desember 2022, awalnya K mendengar kabar soal direktur perusahaan konstruksi yang tengah sakit parah.
Momen itu terjadi pada Februari 2022.
Direktur ternyata membutuhkan transplantasi liver untuk menyelamatkan hidupnya.
K kemudian berkenalan dengan N, karyawan perusahaan kontruksi yang dipimpin sang direktur.
Baca juga: KEMARIN Nikah, Wanita Meninggal, Donor Organ Tolong 3 Nyawa: Mungkin Nanti Saya Temukan Bayangannya
N bukan hanya karyawan tetapi ia juga teman dari putra direktur perusahaan konstruksi tersebut.
Dalam pertemuannya dengan N, K mengaku bersedia mendonorkan livernya untuk direktur dengan imbalan 100 juta won atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Tak hanya itu, K juga ingin putranya bisa bekerja di perusahaan milik direktur.
Berkat koneksi dari N, anak sang direktur pun menyanggupi syarat dari K.
Pada Maret 2022, K dirawat di rumah sakit di Seoul untuk pemeriksaan kesehatan sebelum donorkan organ tubuhnya.
Saat itu K berpura-pura menjadi menantu sang direktur.
Hal itu dilakukan untuk menghindari kecurigaan staf rumah sakit.
Seminggu kemudian, K disetujui oleh National Institute of Blood, Tissue, and Organism sebagai donor organ yang memenuhi syarat.
Namun saat K dirawat di rumah sakit untuk persiapan operasi transplantasi liver, ia tertular Covid-19.

Baca juga: Anak Terjerat Utang Rp 200 Juta, Janda di Tuban Jual Ginjal, Lelah Ditagih, Miris Anak Malah Kabur
Alhasil operasi transplantasi liver tertunda.
Sementara K dirawat, seorang perawat melihat hubungan mencurigakan antara K dan pengasuhnya, menduga bahwa ini adalah kasus perdagangan organ.
Perawat itu memutuskan lapor polisi.
Pada akhirnya operasi transplantasi liver dibatalkan.
Saat kasus itu diselidiki dan diadili, sang direktur perusahaan konstruksi meninggal pada Juli 2022.
Penjualan organ manusia dilarang keras berdasarkan hukum Korea saat ini.
Undang-Undang Transplantasi Organ negara menetapkan hukuman bagi siapa saja yang berjanji memberi atau menerima keuntungan finansial atau kompensasi lain sebagai ganti organ, atau untuk membantu atau menghasut orang lain.
Pada 20 Desember 2022, K dan N dibawa ke pengadilan.
K meminta keringanan hukuman dengan alasan tidak tahu dirinya melanggar hukum.
Ia mengaku sangat sedih.
"Saya pikir anak saya akan mendapatkan pekerjaan jika operasinya berhasil.

Baca juga: Istri Rela Donorkan Ginjal untuknya, Suami Malah Tega Menyakiti: Selingkuh hingga Gugat Cerai
Saya juga menjadi serakah karena mereka berjanji akan memberi saya uang," ungkapnya.
Sementara itu, N yang mengatur perdagangan organ nekat melakukan hal tersebut karena menyangkut ayah dari temannya.
Pada akhirnya K didenda 3 juta won atau sekitar Rp36 juta.
N dan orang terkait lainnya sebagai kaki tangan dihukum masing-masing 6 bulan dan 1 tahun penjara.
"Pengambilan dan transplantasi organ dilarang oleh undang-undang karena dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan membahayakan kesehatan dan kehidupan baik donor maupun penerima bila dilakukan dengan cara apapun. Karena perbuatan para terdakwa melanggar hal ini, maka hukuman pidana tidak dapat dihindari," jelas pengadilan.
Hukuman K diketahui lebih ringan dibanding terdakwa lain.
"Kami melihat tingkat keterlibatannya dalam pelanggaran ringan dan fakta bahwa dia tidak dibayar seperti yang dijanjikan setelah operasi dibatalkan," imbuhnya.
Kisah Lainnya - Anak Terjerat Utang Rp 200 Juta, Janda di Tuban Jual Ginjal, Lelah Ditagih, Miris Anak Malah Kabur
Miris, begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan nasib ER, seorang janda di Tuban, Jawa Timur.
Sudah berjuang keras jadi single parent, ia masih juga diberi tanggungan oleh anak kedua yang terlilit utang mencapai Rp 200 juta.
ER akhirnya nekat promosi jual ginjal di pinggir jalan demi membayar utang sang buah hati. Makin memprihatinkan lagi, anak dari ER justru kabur di saat ibunya banting tulang bantu lunasi utang. Seperti apa?
Pilu nasib seorang janda di Tuban, Jawa Timur yang nekat jual ginjalnya.
Sang janda rela melakukan hal tersebut demi melunasi utang anaknya.
Pilunya, si anak yang punya segunung utang malah kabur.
Kisahnya pun viral di media sosial.
Baca juga: Kisah Pilu Ibu Hampir Bunuh Diri Tergiur Binomo, Terlilit Pinjol, Tetap Nekat Meski Diingatkan Suami
Rupanya, ibu asal Kecamatan Tuban itu menginformasikan bahwa ia menjual ginjal di tepi jalan Basuki Rahmat, Senin (21/11/2022).
Ibu itu berinisial ER (59).
Sambil membawa poster yang bertuliskan “Di jual ginjal” serta mencantumkan nomor telepon, ia berharap ada yang mau membeli.
"Betul saya mau jual ginjal," kata ER yang kini telah dibawa ke kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban.
ER yang kini berstatus janda itu menceritakan, alasan menjual ginjal karena terlilit banyak utang yang dilakukan oleh anak keduanya.
Anak keduanya yang berusia 31 tahun melalukan pinjaman online (pinjol) puluhan juta.
Lalu kembali meminjam utang sekitar Rp 50 juta melalui program kredit usaha rakyat (KUR) dengan jaminan BPKB sepeda motor, pinjam di koperasi dan lainnya.
Pinjaman uang digunakan untuk bisnis investasi, yang akhirnya tidak mampu mengembalikan utang yang kian menumpuk selama lebih dari setahun.
"Anak saya yang utang kurang lebih total Rp 200 juta, sudah setahun lebih tidak membayar," ungkap janda tiga anak tersebut.
ER yang bekerja sebagai penjual gorengan itu mengungkap, jika anak laki-laki kabur dari rumah karena tidak bisa membayar utang dan bunganya.

Baca juga: GAJI Pas-pasan, Gadis Kecanduan Belanja Online, Utang Rp 1,1 M, Ayah Capek Nasihati, Khilaf Bunuh
Hingga akhirnya, orang tua harus menanggung semua utang ketika ada petugas yang datang ke rumah untuk menagih.
Merasa putus asa, ER mengambil jalan pintas dimana si janda nekat menjual ginjal demi menutupi utang-utang anaknya.
Ia pun tahu kalau menjual ginjal dilarang oleh pemerintah maupun agama.
"Saya ditagih utang terus sampai datang di rumah. Angsuran tiap bulan bervariasi, ada Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta," keluhnya.
Kini ER telah dibawa ke kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban, untuk berkonsultasi terkait permasalahannya.
Sementara itu, pada Agustus lalu di Gresik, perempuan berinisial ISN (28), warga Kecamatan Cerme menggugat cerai suaminya, MS (29) ke Pengadilan Agama Gresik.
ISN menggugat cerai lantaran sering ditagih utang imbas judi yang dilakukan oleh suaminya.
ISN mengaku, dirinya sudah tidak kuat menghadapi kelakuan suaminya yang tidak bekerja, namun kecanduan bermain judi online.
Akibatnya, tidak hanya kerap ditagih utang yang dilakukan MS, ISN juga sering dimintai uang oleh MS untuk membeli chip permainan yang mengarah pada judi online.
Padahal sehari-hari, ISN hanya bekerja serabutan.
Bahkan, untuk melunasi utang-utang suaminya, ISN harus menggadaikan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

Baca juga: Terjerat Utang, Mahasiswa Pura-pura Diculik dan Minta Tebusan ke Orangtua, Rencana Licik Terbongkar
"Sudah enggak kuat saja. Saya sudah bela-belain kerja serabutan, suami malah enak main. Karena belum bayar, saya juga sering ditagih orang uang untuk suami yang beli chip," ujar ISN kepada awak media di Pengadilan Agama Gresik, Selasa (30/8/2022), TribunJatim.com melansir dari Kompas.com.
ISN menuturkan, prahara rumah tangga itu bermula pada Bulan April 2022 setelah MS menjadi pengangguran karena kontrak kerjanya tidak diperpanjang.
Mulai saat itu, ISN menggantikan peran MS sebagai tulang punggung keluarga.
Namun, pada saat ISN banting tulang untuk mencari nafkah, MS malah asyik bermain judi online tanpa berpikir untuk mencari pekerjaan lagi.
"Sering ada yang datang ke rumah, menagih utang suami antara Rp 200.000 sampai Rp 250.000," ucap ISN.
Tidak hanya itu, MS juga menjual ponsel milik anaknya untuk membeli chip permainan.
"Padahal, handphone anak yang dijual itu kemarin digunakan pembelajaran daring di sekolah. Setelah ketahuan itu (jual handphone anak), suami pilih kerap menginap di rumah orangtuanya yang juga berada di Cerme," kata ISN.
Kini, ISN bisa bernafas lega sebab upaya gugatan cerai yang dilayangkan kepada suaminya MS dikabulkan oleh majelis hakim Pengadilan Agama Gresik.
Putusan talak mereka diresmikan Pengadilan Agama Gresik, melalui surat nomor 1693/Pdt.G /2022 /PA. Gs, tertanggal 30 Agustus 2022.
“Hampir setiap hari itu meminta uang kepada saya, rata-rata Rp 100.000. Bahkan, terkadang orangtua saya itu sampai turut membantu saat suami minta rokok,” tutur ISN.
(TribunStyle.com/Febriana)(TribunJatim.com/Ani Susanti)
Sebagian diolah dari artikel TribunJatim.com dengan judul Nasib Janda Tuban Jual Ginjal Demi Lunasi Utang Anak Rp 200 Juta, Sang Buah Hati Kabur: Saya Ditagih
Baca artikel lainnya terkait berita viral di sini>>