Bersihkan Lemari, Pria Syok Temukan 100 Amplop Merah yang Disembunyikan 7 Tahun, Girang Lihat Isinya

Diduga amplop-amplop itu dari para anggota keluarga, kerabat dan teman saat dia jadi pengantin pada kala itu.

Itu adalah kebiasaan tradisional di pernikahan China, yang dianggap sebagai persembahan pengantin pria, yang juga merupakan tantangan yang harus diatasi pengantin pria sebelum menyambut pengantin wanita.

Mungkin karena dia tidak membuka semua amplop ini dan hari pernikahan terlalu sibuk, Zhang memasukkannya ke dalam lemari, hanya untuk melupakannya selama 7 tahun.

Setelah menemukan amplop-amplop itu kembali, Zhang merasa seperti baru saja menggali harta karun.

Dia mengatakan bahwa karena dia telah dewasa, dia tidak diperbolehkan menghabiskan uang untuk berfoya-foya lagi.

Setelah Zhang membagikan kisahnya di media sosial, dengan cepat kisah Zhang itu menjadi viral.

Banyak orang dalam suasana hati yang sama dengan Zhang dan meninggalkan komentar lucu.

"Saya mengerti perasaan ini. Meskipun saya besar dan menghasilkan uang sekarang, saya senang menemukan catatan yang terlupakan di pakaian lama saya," tutur salah satu warganet.

"Suatu kali, saya menemukan uang kertas 100 yuan di saku jaket saya, yang, meskipun tidak besar, membuat saya bahagia sepanjang hari," imbuh yang lain.

"Itu benar-benar tidak terduga dan bahagia. Saya berharap saya bisa mengalami hal serupa," sambung yang lain.

"Jadi dia belum membersihkan lemari dalam 7 tahun?" timpal yang lainnya.

Baca juga: Cuci Pakaian Suami, Istri Girang Temukan Harta Karun Tak Terduga, Jumlahnya Mencapai Rp 6,5 Juta

Kisah Lain, Renovasi Rumah, Pasangan Ini Temukan Harta Karun di bawah Lantai Dapur

Sepasang suami istri di Inggris sangat beruntung menemukan koin emas berusia berabad-abad yang terkubur di bawah lantai dapur mereka.

Koin-koin ini juga membuat pasangan itu mendapatkan uang dalam jumlah besar.

Pasangan yang tidak disebutkan namanya itu tinggal di Ellerby, North Yorkshire, Inggris.

Baca juga: Ditemukan Pertama Kali di Tambang, Jeans Buluk dari Tahun 1880-an Laku Dijual Seharga Rp 1,35 Miliar