Berita Viral
Hasil Autopsi Keluarga Diracun di Magelang, Otak hingga Lambung seperti Terbakar, Sangat Mematikan
Polisi ungkap hasil autopsi satu keluarga tewas di racun di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, lambung hingga otak seperti terbakar.
Editor: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Hasil autopsi satu keluarga tewas di racun di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah diungkap oleh Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry, Selasa, (29/11/2022).
Dari hasil autopsi, memperlihatkan organ ketiga korban yaitu Abas Ashar, Heri Riyani, dan Dea Khairunisa, seperti terbakar.
Bukan tanpa alasan, penyebab organ seperti terbakar itu karena racun yang dimasukan pelaku ke dalam minuman dinilai sangat mematikan.
Adapun, kata Sumy, organ yang terlihat terbakar tersebut adalah tenggorokan, lambung, hingga otak.
Baca juga: Sering Bohong Keseharian Dhio Anak Tega Racuni Keluarga di Magelang, Kerabat : Suka Hamburkan Uang
"Dari tenggorok, lambung, usus, hati, jantung, paru, dan otak. Ya, merah seperti terbakar," katanya dalam konferensi pers di Polres Magelang, dikutip TribunStyle.com dari Tribunnews, Selasa (29/11/2022).
Sumy mengatakan organ milik korban terlihat terbakar karena racun diproses oleh pembuluh darah dengan cepat.
Ia juga mengungkapkan kadar racun yang dipakai tersangka DDS alias Dhio (22) sangat tinggi.
"Karena proses cepat, memasuki pembuluh darah, sehingga mematikan. (Kadar racun) sangat tinggi," jelasnya.
Kronologi versi Saksi
Saksi yang merupakan kakak dari korban Heri Riyani bernama Agus mengungkapkan kronologi sebelum satu keluarga tersebut tewas.
Agus mengungkapkan pada Senin (28/11/2022) pagi, Abas, Riyani, kakak DDS Dea Khairunisa dan pelaku berada di rumah.
"Jadi di rumah itu ada empat orang, ayahnya, ibunya, anak pertama perempuan, dan anak kedua laki-laki," tuturnya dikutip dari Tribun Jogja.
Kemudian, kata Agus, dirinya mengantarkan kakak tertuanya untuk terapi dan berobat.
Hanya saja, ketika sampai di rumah sakit, kakak tertua Agus dihubungi bahwa adiknya Riyani dan keluarganya pingsan di rumahnya.
"Saya baru sampai di rumah sakit, kakak saya belum terapi. Itu langsung turun (dari RS) mengabari kalau adik saya dan keluarganya pingsan," kata Agus.
Padahal sebelumnya, Agus mengaku bahwa dirinya bertemu dengan seluruh korban dan disebut dalam keadaan sehat.
Kemudian, sesampainya di lokasi, para korban ditemukan di ruang berbeda dalam kondisi pingsan.
Agus mengatakan Abas ditemukan di kamar dan Riyani berada di kasur depan televisi.
Sementara Dhea berada di kamar depan.
Melihat hal tersebut, Agus pun tidak berani untuk langsung membawa seluruh korban ke rumah sakit dan memutuskan menghubungi sanak saudara terlebih dahulu.
Keputusan pun dibuat dan akhirnya seluruh korban dibawa ke rumah sakit melalui persetujuan DDS.
"Saya gak berani langsung bawa ke rumah sakit karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua.
Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (Dhio)," ujarnya.
Agus mengaku sebelum dibawa ke rumah sakit, Riyani sempat diolesi minyak kayu putih olehnya.
Dhea pun juga dilakukan hal serupa tetapi oleh ART, Sartinah.
Sementara Abas diberikan minyak kayu putih oleh DDS.
Setelah itu, para korban pun dibawa ke rumah sakit.

Keseharian DDS alias Dhio
Sosok DDS alias Dhio (22) menghebohkan khalayak ramai karena telah membunuh satu keluarganya dengan cara diracun.
Publik pun dibuat bertanya-tanya bagaimana keseharian Dhio sehingga dirinya nekat membunuh keluarganya sendiri.
Seolah ingin menjawab rasa penasaran khalayak ramai, kerabatnya pun kini mengungkap keseharian Dhio.
Pelaku pembunuhan itu dikatakan akhir-akhir ini sering berbohong.
Baca juga: TEGA Anak di Magelang Nekat Racuni Keluarga, Motif Terkuak : Kesal Disuruh Bantu Keuangan Keluarga
Kakak tertua dari korban Heri Riyani, Sukoco (69) mengatakan, dirinya mendengar perangai Dhio yang belakangan ini kurang mengenakkan.
Perilaku tak mengenakkan dari tersangka ini merupakan masalah internal dari tersangka sendiri.
"Masalah internal, DDS si pelaku itu sendiri. Kalau internal keluarga, yang pasti saya tidak tahu persis.
Tapi, kelakukan dari pelaku ini. Akhir-akhir ini, kelakuan pelaku saya tidak tahu.
Cuma, ada yang laporan atau masukan ke saya, bahwa si A begini begini. Kalau ngomong sering bohong," terangnya.
Diketahui, suasana duka begitu mendalam terasa di kediaman keluarga Abbas Ashari (58), korban yang ditemukan meninggal dunia bersama dengan istrinya dan anaknya di Mertoyudan, Magelang, Selasa (29/11/2022).
Abbas Ashari sebelumnya ditemukan meninggal dunia bersama istrinya bernama Heri Riyani (54) dan anak perempuan pertama Dhea Chairunisa (25), Senin (28/11/2022) pagi.
Senin pagi kemarin menjadi hari kelabu bagi satu keluarga ini.
Ketiganya ditemukan meninggal dunia karena menenggak minuman beracun yang dicampurkan dengan zat arsenik.
Zat berbahaya itu dicampurkan oleh keluarga terdekat korban, yang tak lain adalah anak kedua korban atau adik kandung korban.
Pelaku berinisial DDS sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Ketiga korban ditemukan tak berdaya di rumahnya yang berlokasi di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Baca juga: PILU Dhea Choirunnisa, Batal Menikah dengan Pujaan Hati, Kini Tewas Diracun Adik Sendiri di Magelang
Suka Hamburkan Uang
Kakak laki-laki kandung dari Riyani, Agus Sutiarso memberikan kesaksiannya.
Ia merasa syok mengetahui korban dibunuh oleh anaknya sendiri.
"Hancur hati saya, saya sangat merasakan kehilangan," ucap Agus, dikutip TribunStyle.com dari TribunJogja.com, Selasa (29/11/2022).
Agus melanjutkan ceritanya, selama ini keluarga tersebut tidak pernah ada konflik.
Akan tetapi, Dhio dikenal suka menghambur-hamburkan uang.
"Ya ini memang dia itu over lap-ya. Setahu saya itu banyak menghambur-hamburkan uang," jelas Agus.

Baca juga: KESAL Dikucilkan, Mahasiswi Buat 800 Teman Kampus Masuk Rumah Sakit, Tega Campurkan Racun di Kantin
Sosok pendiam
Kesaksian lain diberikan oleh Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono.
Ia menyebut sosok Dhio sebagai pribadi pendiam.
Meskipun demikian, Dhio dikenal aktif saat ada kegiatan warga.
"Anaknya itu aktif ikut kegiatan, ngaji, ke musala."
"Kalau ada pertemuan remaja dia juga kerap ikut," kata Eko, dikutip dari Kompas.com.
Eko secara pribadi mengaku kaget dengan kasus ini.
Dirinya tidak menyangka Dhio akan berbuat tega kepada keluarganya sendiri.
Apalagi keluarga Abbas dikenal sebagai keluarga yang baik dan harmonis.
"Masih enggak nyangka, enggak percaya. Kok bisa?" tegasnya.
(*)
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Hasil Autopsi Keluarga yang Tewas Diracun di Magelang, Lambung hingga Otak seperti Terbakar