Gempa Cianjur
MIRIS Imbas Kelakuan Ormas Garis Copot Label Gereja, Tenda Pengungsi Gempa Cianjur Jadi Bocor
Pilu, tenda pengungsi gempa Cianjur kini bocor imbas label identitas gereja dicopot paksa oleh Ormas Garis, videonya viral di media sosial.
Editor: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Baru-baru ini viral di media sosial rekaman video yang menayangkan sejumlah pria mencopot label identitas gereja dari sang donatur untuk bantuan gempa Cianjur, Jawa Barat.
Label identitas gereja yang terpasang di tenda pengungsi itu pun dicopot oleh beberapa orang.
Bahkan ada juga beberapa orang yang merekam kejadian tersebut sambil tersenyum-senyum.
Pencopotan tulisan bantuan dari Gereja ternyata dilakukan oleh anggota Ormas di Jawa Barat.
Pria yang viral mencabut tulisan 'Bantuan gereja' di atap tenda bukan pengungsi Gempa Cianjur.
Pria itu merupakan anggota dari Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis).
Aksi pencopotan label gereja itu terjadi di empat wilayah pengungsian yakni di desa Cibulakan, Desa Genjot, Desa Telaga, dan Desa Sarampad.
Baca juga: Kekurangan Baju Pria, Bapak-bapak Korban Gempa Cianjur Kompak Kenakan Daster, Videonya Viral
Imbas aksi tak terpuji tersebut, kini berdampak buruk bagi pengungsi
Pasalnya akibat pencopotan label identitas secara paksa dan kasar itu, kini sejumlah tenda mengalami kebocoran.
Hal tersebut terungkap dalam video yang diunggah di akun Instagram @andreli_48.
Dalam video yang beredar, terlihat lokasi pengungsian tengah dilanda hujan.
Dalam narasi perekam video dikatakan bahwa hamper seluruh tenda bocor karena perilaku ormas yang mencabut sembarangan label tersebut
Ia pun menyayangkan perilaku ormas tersebut karena masyarakat korban gempa kini terpaksa menambal tenda yang sudah bolong tersebut.
Sebelumnya dalam video yang beredar di media sosial, sejumlah orang tampak membongkar tulisan 'Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injili Indonesia'.
Setelah itu, mereka mencabuti label di tenda pengungsian tersebut.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil alias Kang Emil menyesalkan tindakan oknum tersebut.
Ridwan Kamil menyebut pemberi bantuan datang tidak pilih-pilih.
Mereka membantu dari berbagai golongan, kelompok apa pun keyakinan atau agamanya.
"Bencana ini datang tidak pilih-pilih dan pastinya mendampaki semua orang, semua pihak dan semua golongan di Cianjur tercinta ini," ujar Ridwan Kamil melalui akun Instagramnya, @ridwankamil dikutip Minggu (27/11/2022).
Kang Emil menjelaskan bantuan datang dari semua pihak, dari semua golongan, kelompok, apapun keyakinan atau agamanya.
"Berdirinya bendera, spanduk, baliho, stiker dari para pemberi bantuan adalah hal yang wajar, karena mungkin itu bagian dari pelaporan pertanggungjawaban kepada para donatur yang menitipkan bantuan kepada mereka," tegasnya.
Ia pun meminta pihak kepolisian mengusut tuntas insiden pencopotan label donator tersebut.
"Saya sudah meminta kepolisian khususnya Kapolda Jawa Barat untuk menindaklanjuti hal ini agar tidak terulang lagi di kemudian hari. Hatur Nuhun," pungkasnya.
Korban Butuh Tenda yang Layak
Sebaran dampak gempa Cianjur, Jawa Barat meluas membuat warga belum tertangani dengan baik.
Hingga kini masih banyak korban tinggal di tenda-tenda seadanya.
Memprihatinkan lagi di tengah kondisi cuaca yang tengah memasuki musim hujan dan banyak di antara para pengungsi merupakan anak-anak.
Banyak para korban minta dibuatkan tenda yang layak.
Sambil menggendong anak, mereka menangis karena tak mendapatkan tempat berteduh yang layak.
Baca juga: MIRIS Pengungsi Gempa Cianjur Tinggal di Kandang Domba & Kuburan, Sempat Tidur dengan Jenazah

Arief, mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) Bogor mengatakan saat pertama kali datang, dirinya langsung dihampiri orangtua yang menggendong anak-anaknya.
Mereka minta dibuatkan tenda dan penerangan yang cukup.
Kebetulan, Arief saat itu sedang datang ke daerah Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur untuk membuka posko korban bencana gempa bumi.
"Saat kami datang pertama kali ke sini, ada ibu-ibu dan bapak-bapak yang bawa anak, sambil menangis kepada kami ingin dibuatkan tenda," ujarnya dikutip TribunStyle.com dari TribunJabar, Minggu, (27/11/2022).
"Ditambah, waktu itu penerangan belum ada, tentu kami langsung bantu sekuat tenaga," imbuhnya.
Tak hanya itu, Arief sempat tidak bisa menahan rasa harunya, setelah mengetahui banyak sekali warga belum mendapatkan bantuan.
"Kami melihat ada satu tenda yang ukuran panjangnya itu kurang lebih 6 meter dan lebarnya itu kurang lebih 2 sampai 3 meter.
Dan itu diisi oleh 28 orang dalam satu tenda.
Itupun belum termasuk laki-laki yang diem di luar tenda," ujarnya sambil terharu.
Selain itu, teriakan dan tangisan bayi yang terdengar di posko, membuat Arief tak kuasa menahan air matanya.
"Di sini ada 44 balita dari 39 ibu yang berada di posko, setiap malam mereka pasti nangis karena kondisi tidak begitu nyaman."
Update Terbaru Gempa Cianjur
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan update pencarian korban gempa Cianjur.
Data terbaru yang disampaikan BNPB pada Sabtu (26/11/2022) pukul 17.00 WIB, jumlah korban tewas gempa Cianjur bertambah menjadi 318 orang.
Baca juga: Gak Pulang Sebelum Ketemu Pilu Ayah, Anak Jadi Korban Longsor Gempa Cianjur, Pesan Terakhir: Minta
Sementara itu, korban hilang yang sebelumnya dilaporkan sebanyak 24 orang kini berkurang menjadi 14 orang.
Hal ini setelah pada hari ini, ditemukan 8 jenazah.
"Dengan rincian, 24 jiwa dikurangi pencarian hari ini atau ditemukan dan dua korban di Warung Sinta yang kemarin merupakan warga Cijedil," ungkap Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan, Sabtu (26/11/2022).
Korban yang ditemukan hari ini dalam kondisi meninggal dunia.
Kemudian Basarnas menyerahkan korban gempa Cianjur yang ditemukan ke rumah sakit untuk diidentifikasi.
Proses Pencarian Terkendala Cuaca
Laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per hari ini, Sabtu (26/11/2022) sore tercatat korban bertambah 318 orang, 14 masih hilang.
Perwakilan dari Basarnas, Joshua Banjarnahor menyampaikan Basarnas juga terkendala cuaca dalam proses pencarian yang dilakukan hari ini.
"Beberapa kendala yaitu kita ketahui bersama adalah hujan," ucapnya, Sabtu (26/11/2022).
Selain itu, Perwakilan Basarnas, Joshua juga menyampaikan bahwa terdapat peristiwa pipa PDAM bocor di dekat bukit.
Hal tersebut sempat membuat proses pencarian yang berlangsung tertunda.
"Sempat di pagi hari itu fokus kita beralih untuk membuat tanggul sementara, karena airnya sangat melimpah," ucapnya.
Joshua mengatakan jika tidak segera ditangani, maka dikhawatirkan akan sangat berisiko jika air yang bocor mengarah kepada tim yang sedang melakukan pencarian.
Hingga saat ini, Basarnas melakukan beberapa woksite untuk proses pencarian dan berusaha secara maksimal.
Sebagai informasi, jumlah korban luka berat yang masih dirawat dibeberapa rumah sakit ada sebanyak 108 orang.
Fasilitas rumah sakit yang disediakan untuk yang masih mengalami luka berat ada di luar Cianjur, yakni Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Kemudian ada di empat Rumah Sakit di Kabupaten Cianjur, yakni RSUD Sayang, RS Bhayangkara, RS Dokter Hafiz, dan RSUD Cimacan.
"Jadi korban 108 orang yang luka berat masih dirawat di empat rumah sakit yang ada di kabupaten Cianjur dan dirawat juga di RSHS," ucap Perwakilan dari pusat krisis Kementerian Kesehatan, Rahmat, Sabtu (26/11/2022).
(*)
(TribunMedan/TribunBogor)
Artikel ini diolah dari TribunMedan dengan judul: TERLALU, Tenda Pengungsi Jadi Bocor Usai Ormas Cabut Paksa Label Bantuan Gereja, Netizen Suruh Ganti