Gempa Cianjur
FAKTA Ormas Garis Copot Label Gereja di Tenda Bantuan Gempa Cianjur, Kerap Dikaitkan dengan ISIS
Berikut fakta tentang Ormas Garis yang lakukan pencopotan label gereja di tenda bantuan untuk korban gempa Cianjur, kerap dihubungkan ke ISIS.
Editor: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Aksi sekelompok orang dari anggota Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis) mencopot tulisan bantuan dari Gereja untuk korban gempa Cianjur bikin geram banyak pihak.
Kapolres Cianjur hingga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil buka suara dan memberikan tanggapan atas aksi sekelompok orang tersebut.
Tak lama video viral beredar di media sosial pada (26/11/2022), Polres Cianjur langsung melakukan penelusuran.
Kapolres Cianjur, AKBP Doni Hermawan mengungkapkan fakta sekelompok orang yang melakukan pencopotan itu ternyata dilakukan oknum ormas Garis.
Baca juga: Sedihnya Korban Gempa Cianjur, Hari Bahagia Berubah Jadi Duka, Calon Pengantin Tertimbun Reruntuhan
AKBP Doni Hermawan menegaskan korban gempa maupun warga Cianjur menjunjung nilai tinggi toleransi.
Ia menegaskan tidak ada pengungsi korban gempa Cianjur maupun warga Cianjur yang intoleran.
Menurutnya, bantuan dari setiap kelompok diterima dengan terbuka untuk korban gempa Cianjur.
"Jadi saya perlu tegaskan dan luruskan jika masyarakat Cianjur, terutama pengungsi tidak intoleran, mereka sangat toleran, menerima bantuan dari manapun tanpa melihat latar belakang kelompok.
Tapi untuk Ormasnya itu jelas intoleran," tegas Kapolres Cianjur, AKBP Doni Hermawan, Minggu (27/11/2022).
Sementara itu, untuk menindaklanjuti aksi tak terpuji tersebut, Doni mengatakan pihaknya memeriksa oknum ormas Garis terkait.
AKBP Doni mengatakan tindakan hukum akan diberikan jika aksi tersebut kembali terulang.
"Sudah diperiksa tadi malan, sudah berjanji tidak akan mengulangi. Kalau terjadi lagi, kita akan proses hukum," tegasnya.
Adanya kegaduhan aksi ormas tersebut, Doni mengatakan para pengungsi pun resah.
Menurutnya masyarakat khawatir karena masih membutuhkan bantuan tersebut untuk bertahan di tenda pengungsian.
Kemudian Kapolres Cianjur itu pun mengimbau agar umat nasrani atau masyarakat lainnya tidak terprovokasi dengan adanya aksi intoleran dari salah satu ormas tersebut.
"Kami berharap semua pihak tetap memberikan bantuannya.
Karena kejadian tersebut merupakan aksi dari oknum ormas.
Secara keseluruhan warga Cianjur sangat toleran, menerima bantuan dari manapun tanpa melihat suku, agama, ras, antar golongan," kembali tegasnya.
Baca juga: Kekurangan Baju Pria, Bapak-bapak Korban Gempa Cianjur Kompak Kenakan Daster, Videonya Viral

Profil Ormas Garis
Pencopotan tulisan bantuan dari Gereja dilakukan oleh anggota Ormas di Jawa Barat, yakni Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis).
Aksi pencopotan label gereja itu terjadi di empat wilayah pengungsian yakni di desa Cibulakan, Desa Genjot, Desa Telaga, dan Desa Sarampad.
Lalu apa itu Ormas Garis ?
Ormas Garis merupakan kelompok Islam yang dibentuk pada 24 Juni 1998. Tidak lama setelah Orde Baru runtuh.
Kelahirannya digagas oleh Chep Hernawan bersama tokoh-tokoh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) seperti Anwar Harjono dan Husein Umar.
Sejak saat itu, Chep Hernawan didapuk sebagai Ketua Umum Garis hingga kini digantikan oleh anaknya. Kapolres Garut AKBP Doni Hermawan telah mengonfirmasi kepemimpinan Chep Hernawan di Garis dahulu.
Chep adalah putra dari Ahmad Syafe'i alias Haji Dapet yang pernah terlibat peristiwa kerusuhan Tanjung Priok pada 1984, sekaligus pengusaha kondang asal Cianjur, Jawa Barat.
Kala itu, DDII menganggap reformasi 1998 telah ditunggangi oleh kelompok sekuler dan komunis.
Guna menangkal itu, dibentuklah Garis, yang menurut Chep Hernawan bertujuan untuk menegakkan syariat Islam di Indonesia dan membuat reformasi 1998 berpihak kepada umat Islam.
Meskipun, Garis dideklarasikan di Asrama haji Pondok Gede, Jakarta.
Tetapi, ormas ini berpusat di Cianjur dan secara keanggotaan juga tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Ormas ini disebut-sebut juga memiliki basis yang cukup kuat di pesantren, dan kerap merekrut santri di pesantren-pesantren di Cianjur dan juga mantan preman untuk menjadi anggotanya.
Akan tetapi dalam kasus pencopotan label gereja polisi telah memastikan bahwa orang-orang yang terlibat bukanlah warga di lokasi terdampak.
Pelakunya berasal dari luar empat wilayah tersebut.
Baca juga: MIRIS Imbas Kelakuan Ormas Garis Copot Label Gereja, Tenda Pengungsi Gempa Cianjur Jadi Bocor
Dalam penelitian yang berjudul "Gerakan Sosial dalam Transisi Demokrasi" karya Reza Rachmat Ramadhan (2016), menyebut, Garis kerap dikait-kaitkan dengan gerakan ISIS di Suriah.
Reza dalam risetnya menyebut sejumlah anggota Garis beberapa kali pernah dipanggil polisi karena diduga terlibat dalam aksi terorisme dan berkaitan dengan ISIS.
Reza sempat mewawancarai beberapa anggota Garis dan rata-rata dari mereka mendukung tegaknya Khilafah Islamiyah di Indonesia dan juga mendukung ISIS.
Selain itu, pada 2014 lalu, Chep selaku pimpinan Garis juga pernah mengklaim telah ditasbihkan sebagai Presiden Regional ISIS Indonesia.
Bahkan, pada tahun 2015, ia mengaku telah mengirim lebih dari 100 WNI ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan rela menggelontorkan duit hampir Rp1 miliar.
Chep masih tetap menampik bahwa dirinya terafiliasi dengan jaringan terorisme.
Dia bahkan menantang untuk dibuktikan keterlibatannya dalam jaringan terorisme.
Ia berjanji akan memberikan imbalan sebesar Rp1 miliar kepada pihak yang bisa menunjukkan bukti polisi pernah membuat berita acara pemeriksaan (BAP) terhadap dirinya.
"Saya bilang, kalau saya ada indikasi jaringan teroris, apakah pernah?
Coba dicek di polda mana, apa pernah di-BAP oleh mereka atas kasus terorisme, kalau ada saya pernah di-BAP oleh Mabes Polri, Brimob, [atau] polda saya bayar Rp1 miliar," pungkas Chep.
Baca juga: 6 Murid SD Selamat dari Longsor Cianjur, Angkot yang Ditumpangi Remuk, Kini Trauma dan Kerap Bengong
Videonya Viral di Media Sosial
Sebelumnya video sekelompok orang mencopot tulisan bantuan dari Gereja untuk korban gempa Cianjur, viral di media sosial.
Sontak aksi sekelompok tersebut menuai kecaman dari warganet.
Pasalnya, aksi pencopotan tulisan bantuan tersebut dinilai sebagai aksi intoleran atau tak menghargai.
Terlebih aksi tersebut juga menyinggung pihak agama tertentu yang telah memberikan bantuan tersebut.
Video tersebut beredar seperti yang dibagikan Instagram @ndorobei.official.
Dalam video tersebut terlihat beberapa orang memakai baju hitam mencopot tulisan bantuan di tenda pengungsian.
Terdengar diduga seorang perekam menyebut aksinya melakukan pembongkaran.
Lalu, perekam memperlihatkan di sisi lain orang berbaju hitam lainnya mencopot tulisan bantuan dari Gereja di tenda pengungsian lainnya.
Seorang pria terlihat merekam aksi pencopotan tulisan bantuan tersebut seolah menyerukan tulisan bantuan dari Gereja tak diperbolehkan.
Dalam keterangannya, diketahui tenda pengungsian bantuan untuk korban gempa Cianjur tersebut dari tim aksi kemanusiaan Gereja Reformed Injil Indonesia.
Akun tersebut memprotes aksi sekelompok orang tersebut hingga melaporkannya kepada Ridwan Kamil, BNPB hingga Kepolisian.
Kini, video viral aksi sekelompok orang mencopot tulisan bantuan dari Gereja itu membuat warganet geram dan menuai pro kontra.
Sejumlah warga Cianjur pun ikut berkomentar atas aksi sekelompok orang tersebut.
Tak sedikit warganet yang menyayangkan karena aksi tersebut tak menghargai agama tertentu yang memberikan bantuan kepada korban gempa Cianjur tersebut.
(*)
(TribunJabar/Hilda, TribunMedan)
Artikel ini diolah dari TribunMedan dengan judul: PROFIL Ormas Garis yang Copot Tulisan Bantuan Gereja di Tenda Pengungsi, Kerap Dihubungkan ke ISIS