Breaking News:

Hari Sumpah Pemuda

Teks Sumpah Pemuda, Butir Ke-3 Bukan 'Berbahasa Satu', tapi 'Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan'

Ingat, isi teks Sumpah Pemuda butir ketiga bukan 'berbahasa satu', melainkan 'menjunjung tinggi bahasa persatuan'.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
Kolase Freepik, Tribunnews/Irwan Rismawan
Isi teks Sumpah Pemuda, butir ketiga bukan 'berbahasa satu'. 

TRIBUNSTYLE.COM - Ingat, isi teks Sumpah Pemuda butir ketiga bukan 'berbahasa satu', melainkan 'menjunjung tinggi bahasa persatuan'.

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Adapun Sumpah Pemuda menandai peristiwa yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda menyongsong kemerdekaan Indonesia.

Sumpah Pemuda sendiri adalah keputusan Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928.

Kongres tersebut melahirkan tiga putusan yang menegaskan cita-cita para pemuda kala itu terhadap Indonesia.

Namun, hingga saat ini, masih ditemui kekeliruan terkait penyebutan dan penulisan butir ketiga Sumpah Pemuda.

Baca juga: Tema dan Logo Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 pada 28 Oktober 2022, Dapatkan Twibbonnya

Pada butir ketiga, masih ada beberapa orang yang menuliskan 'berbahasa satu, bahasa Indonesia'.

Padahal, bunyi aslinya adalah 'menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia'.

Jika ditelaah, arti keduanya jelas beda.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki beragam budaya, termasuk bahasa.

Kala itu, para pemuda menjadikan bahasa sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia.

Berikut ini bunyi tiga putusan Kongres Pemuda II, sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda.

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Teks Sumpah Pemuda, hasil Kongres Pemuda II.
Teks Sumpah Pemuda, hasil Kongres Pemuda II. (kemdikbud.go.id)

Sejarah Tercetusnya Bahasa Persatuan

Awal mula dicetuskannya bahasa sebagai pemersatu bangsa itu tidak lepas dari peran Mohammad Yamin, selaku penulis rumusan Sumpah Pemuda.

Yamin dikenal sebagai sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum.

Selain itu, Yamin juga merupakan salah satu perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda.

Ia sekaligus 'pencipta imaji keindonesiaan' yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia.

Sebagai seorang sastrawan dan penyair, salah satu cara yang diyakini Yamin dapat menjadi 'alat' pemersatu bangsa adalah bahasa.

Gagasan ini pun diucapkan lantang dalam Kongres Pemuda I, Yamin menyodorkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

Baca juga: 35 Contoh Ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Tiru Semangat Cinta Laura Tuk Majukan Bangsa

Mohammad Yamin, penulis rumusan teks Sumpah Pemuda.
Mohammad Yamin, penulis rumusan teks Sumpah Pemuda. (Dok. Harian Kompas/Istimewa)

Bahasa Melayu Diganti Menjadi Bahasa Indonesia

Awalnya, bahasa yang hendak dipakai untuk memersatukan bangsa Indonesia adalah bahasa Melayu.

Namun, mufakat soal bahasa tersebut tidak muncul lewat diskusi yang adem ayem.

Mengutip artikel yang ditulis Maryanto dan diterbitkan oleh situs resmi Badan Bahasa, ada satu sosok penting bernama Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, atau sering disebut sebagai M Tabrani.

Tabrani, seorang wartawan Madura dan aktivis Jong Java, adalah Ketua Panitia Kongres Pemuda I.

Dalam tulisan itu, Yamin disebutkan sempat 'naik pitam' karena Tabrani menyetujui seluruh pidato Yamin.

Akan tetapi, ia menolak usulan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu.

Tabrani berpandangan, bila bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan, maka bahasa Melayu bakal terkesan sebagai bahasa imperialisme terhadap bahasa daerah lainnya di Indonesia.

Karena Tabrani tidak setuju, maka putusan Kongres Pemuda I itu tidak menjadi putusan final.

Atas perbedaan pendapat antara Yamin dan Tabrani tersebut, keputusan terakhir ditunda sampai Kongres Pemuda II pada 1928.

Pesan Kongres Pemuda I dititipkan kepada M. Yamin dengan catatan penting bahwa nama bahasa Melayu diganti menjadi bahasa Indonesia.

Terbukti, Yamin selaku penulis dalam Kongres Pemuda Kedua menunaikan tugasnya dengan baik.

Akhirnya, kongres menyepakati adanya penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

baca artikel sejarah lainnya di sini

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Hari Sumpah Pemudateks asli Sumpah Pemudaisi teks Sumpah Pemuda
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved