Berita Viral
DITOLAK 23 Sopir Taksi, Penumpang Pria Murka Karena Alasan Tak Masuk Akal: 'Menolak Penumpang Lokal'
Pria ini murka setelah mendapat penolakan 23 kali dari sopir taksi. Alasan sang sopir tak masuk akal.
Penulis: Vidya Audina Gesty Arinda
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Pria ini murka setelah mendapat penolakan 23 kali dari sopir taksi. Alasan sang sopir tak masuk akal.
Bagi banyak orang, berpergian dengan tranportasi umum adalah sebuah opsi mudah karena individu tak perlu mengendarai kendaaran sendiri di tengah jalanan yang macet.
Fasilitas transportasi umum yang semakin maju juga membuat para penumpang betah, sehingga opsi tersebut kini banyak diminati.
Meski kini transportasi umum menjadi pilihan, sayangnya beberapa kendaraan seperti taksi masih suka pilih-pilih dalam membawa penumpang.
Contoh nyatanya adalah kisah di bawah ini, yang membuat emosi siapapun yang mengalaminya.

Baca juga: Viral Sopir Taksi Sediakan Jajanan dan Obat Gratis di Mobil, Penumpang Senang, Pendapatan Melonjak
Melansir dari Thaiger, seorang pria baru-baru ini melampiaskan kemarahannya pada sistem transportasi taksi di Bangkok, Thailand.
Hal ini karena dia ditolak 23 sopir taksi saat minta dijemput sebagai penumpang.
Melalui rekaman video yang diunggah di situs TikTok, pria tersebut menjelaskan kalau sopir taksi di kawasan Asoke, terlalu pemilih.
Disebutkan para sopir hanya menerima penumpang turis asing dan menolak mengantar jika tujuannya dekat.
Sebab, tujuan pria itu hanya butuh waktu kurang dari 15 menit berkendara, dikutip dari Kosmo, Rabu (14/9/2022).
Pemilik akun @iceprapadang itu mengaku mencoba menghentikan 23 taksi sambil menunggu di depan sebuah kompleks pertokoan di kawasan tersebut.
Atas penolak yang diterimanya, ia sampai menyebut berhasil memecahkan rekor.
"Hari ini saya memecahkan rekor, ketika saya menghentikan 23 taksi yang menolak berhenti untuk penumpang lokal," jelas pria tersebut.
Ia pun memberi nilai kalau sistem taksi sangat buruk.
"Sistem taksi sangat buruk," tulisnya di video.
Pria itu mengatakan bahwa sopir taksi memberikan berbagai alasan antara lain tidak melewati rute yang dituju, ada yang memarahinya karena jaraknya terlalu dekat.
Bahkan, ada juga yang tidak berhenti sama sekali padahal tanda penumpang kosong sudah menyala.
Dia akhirnya berhasil menemukan taksi yang ingin membawanya ke tujuan setelah upaya ke-24.
Dari sana lah ia menyadari, mengapa banyak orang sekarang lebih menyukai transportasi online dibanding konvensional.
Baca juga: VIRAL 2 Pilot Tidur saat Menerbangkan Pesawat, Terbangun Dengar Alarm, Begini Nasib Para Penumpang
"Saya mengerti mengapa orang lebih suka menggunakan layanan Grab," kata pria itu.
Tak ingin menghakimi semua sopir taksi konvensional, ia menyebut jika di antara mereka masih adan yang baik tapi sulit ditemukan.
"Sopir taksi yang baik masih ada.
Tetapi mereka sangat sulit ditemukan," tandasnya.
Kisah Lainnya - Antar Wanita Melahirkan, Sopir Malah Santai Mampir Ngopi, Bayi Tak Tertolong, Ganti Rugi Rp7 Miliar
Seorang narapidana wanita dari Amerika Serikat telah mengklaim bahwa dia kehilangan bayinya karena kelalaian staf penjara.
Dia menyebut petugas itu mengabaikan panggilannya yang meminta bantuan saat akan melahirkan.
Petugas itu bahkan berhenti untuk minum kopi di gerai Starbucks dalam perjalanan ke rumah sakit ketika wanita itu dalam kondisi kritis jelang melahirkan.
Baca juga: Hamil Lagi Setelah 2 Bulan Melahirkan, Wanita Ini Dikaruniai 4 Anak dalam 11 Bulan: Ini Berkah Besar

Wanita bernama Sandra Quinones dilaporkan akan menerima pembayaran besar setelah Orange County Board of Supervisors (OCBS) dengan suara bulat menyetujui untuk menyelesaikan gugatannya.
Menurut laporan, wanita berusia 34 tahun itu akan diberikan $ 480.000 (lebih dari Rp7 miliar) setelah kehilangan tragisnya yang terjadi pada tahun 2016.
Saat itu, Sandra sedang hamil 6 bulan dan berada di tengah hukuman penjara 70 hari ketika dia melahirkan.
Menurut laporan NBC, dia menekan tombol darurat berulang kali ketika ketubannya pecah tetapi tidak mendapat tanggapan dari sipir selama dua jam.
Pengacara Quinones, Richard P. Herman, mengklaim bahwa karyawan penjara di Santa Ana itu tidak hanya terlambat menanggapi situasi darurat yang mengerikan tetapi juga memutuskan untuk tidak memanggil ambulans.
New York Times melaporkan bahwa staf penjara malah membawa Sandra ke rumah sakit seolah tidak dalam keadaan tidak darurat.
Laporan itu lebih lanjut menambahkan bahwa staf penjara berhenti untuk minum kopi di gerai Starbucks saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, semua sudah terlambat.
Wanita berusia 28 tahun itu diberi tahu bahwa bayinya telah meninggal setelah dia dirawat.
Baca juga: Lahir dengan Ukuran Jumbo, Bayi Perempuan Ini Bikin Tim Medis Syok, Kondisi Ibu Jadi Sorotan
Menyusul kehilangan tragis ini, Sandra menuduh staf Penjara Orange County yang tidak disebutkan namanya telah lalai dan tidak peduli terhadap kondisinya saat itu.
Kasus ini sempat dihentikan pada Oktober 2020 tetapi kembali dilanjutkan pada tahun 2021.
(TribunStyle/Vidya/Amr)