Tak Tega Lihat Teman Berhenti Mengaji, Bocah Laki-laki Ini Rela Tabung Uang Saku Untuk Bayari SPP
Ingin terus menuntut ilmu bersama-sama dengan kawan, Yusuf rela sisihkan uang sakunya untuk bantu membayari SPP.
Penulis: Vidya Audina Gesty Arinda
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Ingin terus menuntut ilmu bersama-sama dengan kawan, bocah ini rela sisihkan uang sakunya untuk bantu membayari SPP.
Persahabatan atau pertemanan adalah suatu hubungan antar individu, di mana biasanya akan saling mendukung, memberikan afeksi dan saling melengkapi satu sama lain.
Bagi orang dewasa yang lingkaran pertemannya makin mengerucut, biasanya akan makin menyadari betapa pentingnya teman dekat sehingga rela melakukan berbagai cara agar tetap saling terhubung.
Sebenarnya, tak hanya orang dewasa saja, anak-anak pun juga akan melakukan hal serupa jika berkaitan dengan temannya.
Contoh nyatanya adalah kisah bocah lelaki asal Malaysia di bawah ini.
Baca juga: Hormati Saudara yang Buta, Pria Ini Naik Gunung dengan Mata Tertutup & Kumpulkan Donasi Rp 59,3 Juta
Di Facebook, seorang ayah bernama Nasaie Ismail, berbagi cerita tentang putranya, Yusuf.

Diceritakan, Yusuf rela menabung untuk membantu membayar biaya mengaji temannya.
Sebelumnya, sang anak juga meminta uang tambahan kepada sang ayah sebesar Rp 67 ribu agar cukup untuk membayari temannya.
"Kemarin Yusuf meminta RM20 (Rp 67 ribu), untuk melengkapi tabungannya selama sebulan.
Ia telah menabung mencapai RM80 (Rp 265 ribu)," cerita Nasaie dikutip dari OHBULAN!, Rabu 24 Agustus 2022.
"Tujuannya adalah untuk membayar biaya temannya," sambung ceritanya.
Ayah tersebut menceritakan, kalau sebulan lalu anaknya curhat kepadanya karena sedih teman dekatnya akan berhenti dari KAFA.
KAFA sendiri adalah Kelas Al-Quran dan Fardu Ain yang merupakan kelas-kelas studi Al-Quran dan Fardu Ain.
Terdiri dari, tahun 1 sampai tahun 6 yang terdaftar pada Badan Pelaksana (Otoritas Agama Negara).
Dengan menggunakan kurikulum, buku pelajaran, Ujian Penilaian Kelas KAFA (UPKK) dan sesuai dengan jadwal atau belajar mengajar (PdP) yang ditetapkan oleh Departemen Pengembangan Islam Malaysia (JAKIM).
"Bulan lalu dia dengan sedih memberi tahu saya, kalau seorang temannya ingin berhenti sekolah malam (kelas KAFA)
Karena dia tidak mampu membayar biayanya," tambah Nasaie Ismail.
Berdasarkan cerita Nasaie, putranya itu sudah menginformasikan keinginannya untuk membantu teman-temannya sejak sebulan lalu.
Namun, Yusuf tidak menjelaskan latar belakang sahabatnya itu.
Secara diam-diam, Yusuf telah mengumpulkan uang dari uang saku sekolah sehari-hari dan uang yang diberikan oleh anggota keluarga.
"Dapatkan RM80 (Rp 265 ribu).
Biaya yang harus dibayar adalah RM100 (Rp 332 ribu).
Alhamdulillah, malam ini Insya Allah Yusuf akan membayar biaya untuk temannya," ucap syukur Nasaie Ismail.
Baca juga: TANGIS Bocah SD Tak Boleh Ikut Gerak Jalan, Ortu Sebut Karena Seragamnya Kusam, Kepsek Membantah
Sebagai seorang ayah, Nasaie tak bisa menutupi rasa bahagianya.
Sebab, ia bangga melihat putranya yang berusia 12 tahun sudah memiliki niat murni untuk membantu orang yang membutuhkan.
"Terkadang ketika kita melihat anak seperti ini akan membuat kita sadar bahwa takaran yang kita berikan pada setiap anak tidak bisa sama.
Terutama di bidang akademik.
Tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama.
Namun setiap anak tentunya diciptakan dengan keunikannya masing-masing dan kelebihan tersebut perlu disyukuri," tandasnya.
Kisah Lainnya - Viral Bocah 10 Tahun Kena Scamming dengan Iming-iming Game, Uang Ayahnya Rp 494,3 Juta Raib
Bocah 10 tahun ditipu oleh sebuah kelompok kejahatan dengan iming-iming game yang disukai, ayahnya merugi ratusan juta.
Berdasarkan laporan Thaiger, seorang pria di Thailand Selatan menjadi korban terbaru dari penipuan online atau 'scamming' setelah kelompok itu menipu putranya untuk mentransfer sejumlah uang.
Menurut laporan, penipu menipu putra korban yang berusia 10 tahun untuk mentransfer 1.206.000 baht atau senilainRp 494,3 juta dari rekening bank ayahnya, dari 7 hingga 25 Juli.
Pria berusia 49 tahun yang dikenal sebagai A ini, diketahui tinggal bersama putranya di provinsi Nakhon Sri Thammarat.
Kelompok scammer ini awalnya menghubungi nomor telepon A di aplikasi LINE.
Baca juga: Penipuan Sapi Kurban Idul Adha, Penjual Menghilang Setelah Dapat Uang, Panitia Merasa Bersalah

Kebetulan saat itu, ia sedang mengizinkan putranya menggunakan telepon untuk pelajaran online dan bermain video game.
Saat scammers mengetahui kalau seorang anak yang menjawab panggilannya, mereka pun melihatnya sebagai kesempatan untuk mengambil keuntungan.
Penipu bertanya kepada bocah itu tentang video game favoritnya dan apakah dia ingin memenangkan poin game.
Setelah menjawab 'ya', penipu memberikan instruksi dan meminta korban untuk tidak memberi tahu ayahnya apa yang telah dia lakukan.
Bocah itu awalnya diminta untuk mengirim foto kartu identitas ayahnya, dikutip dari Kosmo, Senin (1/8/2022).
Selanjutnya, mereka menipu korban untuk melakukan tujuh transaksi bank dari 7 hingga 25 Juli.
Setelah berhasil mendapatkan 1.206.000 baht (Rp 494,3 juta), mereka memblokir nomor telepon korban.
Baca juga: VIRAL Wanita Kumpulkan Uang Receh Selama 1 Tahun Penuh, Hasilnya Fantastis Sampai Jutaan
A yang menerima pemberitahuan tentang transaksi bank pun dibuat terkejut.
Akhirnya, dengan segera ia melaporkan kejadian ini dan sampai sekarang polisi masih menyelidikinya.
(TribunStyle/Vidya)