Breaking News:

Dikira Tidur, Wanita Ternyata Meninggal di Pesawat, Suami dan Anak Duduk dengan Jasad Selama 8 Jam

Helen Rhodes meninggal saat pulang ke kampung halaman di Inggis, suami dan anak-anak hanya bisa pasrah, duduk di samping jasad selama 8 jam.

Eva.vn
Helen Rhodes meninggal saat di perjalanan pulang ke kampung halaman, suami dan anak-anak hanya bisa pasrah. 

TRIBUNSTYLE.COM - Seorang wanita meninggal dalam tidurnya. Dia meninggal dalam pelukan suami dan anak-anaknya.

Suami dan anak-anaknya pun hanya bisa pasrah dan duduk dengan jasad wanita itu selama 8 jam.

Bagaimana kisah selengkapnya?

Baca juga: TRAGIS Kisah Asmara Wanita Semarang dengan Bule Jerman, Rencana Menikah Gagal, Salah Satu Meninggal

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah (Istimewa)

Hidup selalu penuh dengan kejutan yang tak terduga.

Seorang wanita bernama Helen Rhodes, yang dalam keadaan sehat normal, tiba-tiba meninggal dalam tidurnya.

Dia meninggal dalam penerbangan kembali ke tanah airnya.

Wanita itu meninggalkan suami dan anak-anaknya, yang kala itu duduk di sebelah tubuhnya selama 8 jam sampai pesawat mendarat.

Diketahui, Helen Rhodes merupakan seorang bidan dan pengusaha asal Inggris.

Helen Rhodes telah pindah ke Chung, Hong Kong selama lebih dari 15 tahun bersama suami dan 2 anaknya.

Namun pada (5/8/2022), Helen memutuskan untuk kembali ke Inggris bersama keluarganya.

Ini merupakan kunjungan pertamanya ke kampung halamannya sejak awal pandemi COVID-19.

Sebelum pulang kampung dan naik pesawat, Helen merasa tidak enak badan, lelah dan mulai tertidur.

Tanpa diduga, Helen tidak pernah bangun lagi.

Dia meninggal dalam tidurnya. Karena pesawat tidak bisa langsung mendarat.

Suaminya yakni Simon, dan 2 anaknya, Nathan dan Emma, harus duduk di samping tubuhnya selama 8 jam.

Ketika pesawat mendarat di Frankfurt, Jerman, Simon dan 2 anaknya terbang ke Inggris terlebih dahulu, kemudian jenazah Helen dikirim kemudian.

Kematian Helen yang tiba-tiba telah membuat keluarga, kerabat, dan teman-temannya syok dan menangis histeris.

Orang-orang di sekitarnya mengatakan Helen selalu bersedia membantu orang lain, berdedikasi pada pekerjaannya, dan seorang istri dan ibu yang luar biasa.

Jayne Jeje, teman dekat Helen, mengatakan: "Selama 8 jam sisa penerbangan, Helen tetap di kursinya.

Meskipun ini sangat memilukan bagi keluarga, mereka semua punya waktu untuk mengatakan apa yang perlu mereka katakan padanya.

Kerugian ini tidak terbayangkan. Helen adalah seorang istri dan ibu yang berbakti.

Dia adalah lem yang menyatukan keluarga. Sayangnya, dia tidak pernah bisa melihat mereka lagi."

"Helen selalu bersedia membantu orang lain. Dia cerdas, jenaka dan murah hati dengan waktunya.

Kami berharap dia tahu betapa berartinya dia bagi kami," tambah Jayne.

Baca juga: Tampil Modis dengan Barang Branded, Wanita Ini Malah Banyak Dibully, Akhirnya Stres hingga Meninggal

Kisah Lain, Kisah Asmara Wanita Semarang dengan Bule, Rencana Menikah Gagal, Salah Satu Meninggal

Kisah asmara wanita di Semarang dengan kekasih bule dari Jerman berakhir pilu.

Sudah beberapa kali bertemu hingga muncul rencana menikah, namun sayangnya gagal terlaksana.

Covid-19 memisahkan mereka, kondisi pria bule itu berakhir tragis.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Baca juga: Bapak Kawin Lagi Setelah Ibu Meninggal, Kakak Beradik Terusir dari Rumah, Tinggal di Kolong Jembatan

Nasib pilu dialami seorang wanita asal Semarang, Jawa Tengah.

Ia harus menelan pil pahit mengetahui gagal nikah dengan pacar bulenya.

Kabar sedih ini membuat hatinya hancur berkeping-keping.

Seorang wanita bernama Diana asal Kota Semarang, Jawa Tengah, baru-baru ini mengalami nasib malang.

Hal tersebut karena dia gagal untuk menikah dengan kekasihnya, Raphael.

Raphael adalah bule asal Jerman, Diana bertemu dengannya setelah bertemu melalui aplikasi kencan pada tahun 2017.

Namun, kisah mereka berakhir tragis, karena menjelang rencana pernikahan mereka Raphael meninggal dunia.

Diana dan Raphael berteman dan serius menjalin hubungan pada tahun 2018.

Di tahun yang sama, Raphael datang ke Kota Semarang.

Nasib pilu seorang wanita asal Semarang, tak jadi nikah dengan pacar bulenya karena hal ini
Nasib pilu seorang wanita asal Semarang, tak jadi nikah dengan pacar bulenya karena hal ini (KOMPAS.com/Muchammad Dafi Yusuf)

Saat itu, Diana sudah mengenalkan Raphael kepada teman-temannya.

Setelah bertemu di Kota Semarang, Diana merasa cocok dengan Raphael, begitupun sebaliknya.

Mereka memutuskan untuk pacaran sebelum ke jenjang pernikahan.

"Saat itu saya belum mengenalkan Raphael ke keluarga."

"Soalnya masih pacaran juga," kata Diana yang dikutip dari Kompas.com pada Selasa (9/8/2022).

Tahun 2019, Diana dan Raphael kembali bertemu di Thailand.

Sekitar tiga minggu mereka menghabiskan waktu untuk berlibur di negara tersebut.

"Selanjutnya pada tahun 2020, kami bertemu lagi di Bali untuk liburan sekitar dua minggu," lanjut dia.

Setelah pertemuan di Bali, Diana dan Raphael sudah bersepakat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.

Saat itu, Raphael meminta agar dikenalkan dengan keluarga Diana di Indonesia.

"Karena Covid-19, Raphael tak bisa masuk ke Indonesia."

"Saat itu, WNA dilarang masuk," ujar dia.

Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke Jerman karena ayah Raphael juga ingin bertemu dan kenal dengan Diana.

"Namun, saat mengajukan ke kedutaan, pengajuannya ditolak."

"Padahal, sponsor dan berkas-berkas sudah lengkap," kata dia.

Makam Raphael di Jerman
Makam Raphael di Jerman (Dokumen Pribadi Diana)

Alasan penolakan tersebut disebabkan karena kemungkinan pertemuan terakhir Diana dengan Raphael hanya beberapa bulan saja.

Selain itu, Diana juga diragukan untuk kembali ke Indonesia.

Setelah gagal pengajuan, Diana memutuskan untuk kembali ke Kota Semarang.

Berdasarkan informasi yang dia dapatkan, dia bisa mengajukan lagi setelah tiga bulan.

Pada tahun 2021 sekitar bulan Maret Diana mencoba untuk mengajukan lagi.

Namun, timbul permasalahan yang lain.

"Saat itu Raphael malah sakit gangguan kecemasan karena kondisi Covid-19 dan visa saya ditolak juga," kata Diana menahan kesedihannya.

Informasi yang dia terima dari orangtua Raphael, kondisi Raphael semakin memburuk karena mengalami gangguan pernapasan.

Akhirnya dia dibawa ke sebuah klinik.

"Sekitar bulan Juni 2021 Raphael keluar dari klinik yang merawatnya," imbuhnya.

Setelah keluar dari klinik, Raphael dan Diana sempat berkomunikasi lagi.

Saat itu, Raphael mengaku jika gangguan pernapasannya kambuh lagi.

Wanita asal Semarang, Diana ber-selfie bersama Raphael warga Jerman saat masih hidup.
Wanita asal Semarang, Diana ber-selfie bersama Raphael warga Jerman saat masih hidup. (DOKUMENTASI PRIBADI DIANA)

"Saat itu, saya tanya apakah dia tak latihan pernapasan sesuai yang diajarkan di klinik? Namun, Raphael tak menjawab," ucap Diana.

Mulai saat itu, pesannya hanya dibaca, tetapi tidak dibalas.

Diana mencoba untuk berpikir positif jika Raphael hanya ketiduran setelah latihan nafas.

"Saya tak berpikir macam-macam. Saya kira dia ketiduran setelah latihan pernapasan," lanjut dia.

Setelah seharian pesannya tak dibalas Raphael, Diana mencoba untuk menghubungi ayah dari Raphael.

Dari situ dia mengetahui jika Raphael telah meninggal.

"Raphael sudah tidak ada," kata Diana, menirukan ucapan papa Raphael.

Saat itu, calon mertuanya menemukan Raphael tergeletak di samping tempat tidur.

Mendengar kabar tersebut, hati Diana benar-benar hancur.

Setelah itu, dia berkomunikasi dengan keluarganya jika Raphael telah meninggal.

Namun, keluarganya justru menuduh Raphael berbohong.

"Yang saya sedih itu, keluarga saya malah menuduh jika Raphael berbohong memalsukan kematiannya," ucapnya sambil mengusap air matanya.

Namun, cerita cinta Diana kepada Raphael tak habis di situ saja.

Setelah mendengar kabar keluarga soal kematian Raphael, dia mencoba untuk menghubungi kedutaan lagi.

"Saya mencoba untuk kirim email ke kedutaan dan media sosial Kedutaan Jerman."

"Namun, tak dibalas," ujar dia.

Akhirnya, ada warga negara Indonesia yang ingin membantunya.

Warga Indonesia itu meneruskan pesan Diana ke admin yang memegang email kedutaan.

Kedutaan Jerman kemudian membalas email Diana dan meminta beberapa surat seperti paspor dan berkas-berkas yang lain.

Hanya kurang berkas dari pihak keluarga Raphael.

Cinta Diana kepada Raphael seperti tak pernah padam.

Setelah berkali-kali permohonan visa miliknya ditolak, Diana mencoba meminta pertolongan di sebuah grup Facebook orang Jerman.

Dari grup tersebut, Diana malah mendapatkan banyak pesan yang memupuskan harapannya karena menemukan makam di Jerman tidaklah mudah.

Tak putus asa, akhirnya Diana tergerak untuk mengunggah di group Facebook Forum Indonesia di Swiss dengan harapan ada seseorang yang mau membantunya.

Di group tersebut dia menulis jika ada yang mau membantu mencarikan dan memberi bunga ke makam Raphael, akan dikasih upah atau bayaran.

"Akhirnya saya dihubungi oleh warga Indonesia yang di Swiss."

"Namanya Kris, dia bersedia mencarikan, tapi tak mau dikasih bayaran," papar dia.

Berbekal nama dan foto, Kris menemukan makam Raphael yang berada di Fahrnau di bagian pemakaman Schopfhiem.

Akhirnya, Diana bisa melihat makam dan batu nisan Raphael melalui video call dengan Kris yang kini menjadi sahabatnya.

"Saya senang bisa melihat makam Raphael, saya meyakini kita akan dipertemukan kembali," kata Diana.

Setelah melihat makam Raphael, hati dan pikiran Diana sudah sedikit terobati.

"Saya juga ingin ketemu papa Raphael, saya ingin peluk papa dia."

"Saya sangat ingin merawat papa Raphael meski itu tidak mungkin," harap dia.

Baca juga: NAKSIR Bule, Pria Indonesia Minder Bicara Bahasa Inggris, Modal Google Translate Nikah, Istri Mualaf

Saat ini, Diana juga menderita autoimun yang menggerogoti tubuhnya.

Kematian Raphael benar-benar membuatnya jatuh berkeping-keping.

"Saya tak boleh stres, kalau stres nanti kambuh lagi."

"Sudah beberapa kali dia harus menenangkan diri ke beberapa daerah agar tidak merasa stres."

"Pengobatan alternatif juga dia lakukan. Ini jadinya rambut saya juga rontok," ujar dia.

(TribunStyle/Jonisetiawan, Suar.id/Adrie Saputra)

Baca artikel lainnya terkait berita viral

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Helen RhodespesawatmeninggalInggris
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved