Penjual Barang Branded Bawa Lari Uang Pelanggan Rp343 M, Pesanan Tak Pernah Sampai, Kini Jadi Buron
Pasangan penjual barang branded ini kini jadi buron setelah bawa lari uang pelanggan sebesar Rp343 miliar, bagaimana kronologinya?
Penulis: Amirul Muttaqin
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Pasangan yang dikenal sebagai penjual barang branded ini kini menjadi buron.
Setelah memegang sejumlah besar uang pesanan pelanggan, pasangan pria dan wanita itu hilang kontak.
Padahal pelanggan masih menunggu barang bermerek yang mereka pesan.
Baca juga: Bantu Korban Kecelakaan, Pasangan Ini Malah Dituduh Sebagai Pelakunya, CCTV Ungkap Kebenaran
Baca juga: Nekat Curi Boneka Raksasa Hello Kitty, Pasangan Ini Dihantui Oleh Anak Kecil hingga Merasa Dicekik

Tuan Huang, yang tinggal di Singapura, mentransfer S$700.000 (Rp7.5 miliar) kepada pasangan itu untuk membeli 6 jam tangan Rolex dan Patek Phillipe.
Alasan dia mentransfer sejumlah besar uang adalah karena dia mempercayai pasangan ini.
Sebelumnya, dia telah membeli jam tangan Rolex yang mahal dari mereka dan dia mendapatkan barang yang asli.
Namun, baru-baru ini, pasangan itu hilang kontak dengan Huang serta 200 pelanggan lainnya.
Pelanggan mentransfer uang untuk membeli jam tangan dan tas branded.
Sebelumnya, pasangan ini berjanji untuk mengirimkan barang ke pelanggan tetapi tetap tidak terjadi.
Seorang pelanggan bernama Zhang memesan jam tangan Rolex untuk temannya seharga S$20.000 SGD (Rp214 juta) pada bulan Mei.
Dia mentransfer uangnya tetapi tidak menerima barangnya.
Pasangan itu mengatakan mereka akan pergi ke Swiss untuk membeli barang murah.
Setelah dua minggu menjanjikan pengiriman dan tidak menerimanya, Zhang melaporkannya ke polisi.
Seorang pelanggan lain mentransfer pasangan itu S$78.000 (Rp838 miliar) untuk membeli 3 jam tangan Rolex.
Setelah 2 minggu, dia tidak menerima barang, permintaan pengembalian uang tidak dipenuhi, jadi dia juga melapor ke polisi.
Para pelanggan ini ditempatkan di grup obrolan, dengan perkiraan 200 korban.
Pasangan ini memegang S$32 juta (Rp343 miliar).
Menurut Huang, pasangan itu mengatakan barang datang terlambat karena prosedur pajak serta konflik di Ukraina.
Dan Zhang berkata, pasangan itu mengungkapkan alasan untuk masalah bea cukai.
Sebelum menghilang, salah satu dari dua penerima uang pelanggan itu membuka toko, tetapi baru-baru ini lokasi ini juga ditutup.
Banyak penjual di sekitar mengatakan bahwa seseorang datang untuk mencari pemilik toko tetapi tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Di rumah pasangan itu, banyak pelanggan yang menjadi korban datang mencari mereka, namun tidak ada yang ditemukan.
Polisi masih melakukan penyelidikan.
Baca juga: Bikin Video Syur di Hutan Lindung, Pasangan OnlyFans Terancam Penjara 3 Tahun, Nganggur Jadi Alasan
Baca juga: Ditinggal Pasangan Meninggal, Dua Orang Ini Sama-sama Terpuruk, Saling Menghibur Muncul Benih cinta
Kisah Lainnya - Kaca Mobil Direktur Pecah, Uang Perusahaan Senilai Rp638 Juta Hilang, Sosok Pencuri Terekam CCTV
Pada tanggal 18 Juli 2020, Departemen Kepolisian Kota Ba Ria, Vietnam mencari pelaku pembobol kaca sebuah truk pickup yang juga mengambil uang sebesar 1 miliar VND (sekitar Rp638 juta).
Informasi awal, sekitar 09:30 pada 12 Juli, Phan Van Tam (44 tahun) yang merupakan direktur perusahaan di daerah tersebut, menarik lebih dari 1 miliar VND di sebuah bank.
Kemudian Tam mengendarai mobil pick up tersebut dan menaruh tas berisi uang itu di jok penumpang.

Setelah sampai, Tam memarkir mobil di depan perusahaannya.
Dia bergegas masuk ke kantor tapi lupa membawa tas berisi uang di mobil.
15 menit kemudian, Tam menemukan kaca di jok penumpang pecah.
Saat itu pula dia menyadari bahwa uang berjumlah lebih dari 1 miliar VND di dalam mobil hilang.
Tam kemudian melapor ke pihak berwajib yang segera melakukan penyelidikan.
Melalui kamera CCTV, pihak penyidik menetapkan bahwa pelaku adalah seorang pria, tinggi, mengenakan kaos biru lengan pendek, celana jeans panjang, berbicara dengan aksen selatan, mengendarai Winner X 2022 dan memasang plat nomor palsu.
Penyelidikan Kepolisian Kota Ba Ria meminta unit dan masyarakat untuk berkoordinasi dalam melacak pelaku.
Ketika ada informasi yang relevan tentang pelaku, perlu untuk segera melaporkannya.
(TribunStyle/Amr)