Ardhito Pramono Rilis Album Baru Bertajuk Wijayakusuma, Bernuansa Pop Lawas dan Berbahasa Indonesia
Penyanyi Ardhito Pramono merilis album penuh perdana pakai bahasa Indonesia, bernuansa pop lawas.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Penyanyi Ardhito Pramono merilis album penuh perdana pakai bahasa Indonesia, bernuansa pop lawas.
Album terbaru Ardhito Pramono itu bertajuk Wijayakusuma, dirilis pada Rabu, 13 Juli 2022.
Ardhito Pramono merilisnya melalui label rekaman indie legendaris, Aksara Records.
Wijayakusuma ini menjadi kumpulan karya keenamnya setelah lima album pendek beruntun.
Sejak Ardhito muncul pada 2013, musik karyanya berada di seputaran pop dan jazz dengan lirik bahasa Inggris.
Kali ini, untuk pertama kalinya melalui delapan lagu dalam Wijayakusuma, Ardhito melahirkan karya sendiri dengan sentuhan Indonesia sebagai dasar utamanya.
Baca juga: Cerita Ardhito Pramono soal Fungsi Diri Lewat Lagu Wijayakusuma, Buktikan Bisa Berkarya Lagi
Baca juga: Lirik Lagu Wijayakusuma - Ardhito Pramono, Single Baru Berbalut Nuansa Musik Indonesia Lawas
Album Wijayakusuma milik Ardhito sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik digital.
Single pertamanya, berjudul sama dengan nama album, memuat pilihan kata yang jarang digunakan.

Dampak Kurang Baik dari Karya Berbahasa Inggris
Ardhito mengaku melihat dampak tak baik dari karya-karya sebelumnya yang menggunakan Bahasa Inggris.
"Misalnya, teman-teman musisi baru yang akhirnya ikut memilih menggunakan bahasa Inggris dalam karyanya.
Gue tidak ingin bahasa kita lenyap digantikan oleh bahasa asing dalam sebuah pengkaryaan," ungkap Ardhito sebagaimana siaran pers yang diterima TribunStyle.com.
Demi mencapai tujuan tersebut, Ardhito mendapat banyak arahan dari Narpati 'Oomleo' Awangga yang juga menulis beberapa lirik di Wijayakusuma.
Alhasil, Ardhito menulis lirik-liriknya dengan padanan aksara Indonesia yang beragam.

Single pertamanya, berjudul sama dengan nama album, memuat pilihan kata yang jarang digunakan.
Lagu Wijayakusuma dipadu dengan bahasa Jawa yang dinyanyikan oleh pelaku macapat bernama Peni Candra Rini.
Ada pula padanan yang tersusun cukup gamblang seperti 'Berdikari' maupun 'Rasa-rasanya', hingga yang dibalut ambiguitas pada 'Daun Surgawi' juga 'Asmara'.
Ardhito bereksplorasi dalam bercerita tanpa mengaburkan kisah lagunya.
"Album ini adalah keresahan, penyesalan, keindahan, dan hal-hal yang terjadi di beberapa tahun belakangan.
Lewat album ini, sekiranya gue ingin melampiaskan dan memotret beberapa kejadian yang terjadi," ungkap Ardhito Pramono.
Usung Pop Indonesia Lawas
Elemen nusantara dalam Wijayakusuma juga Ardhito sematkan ke seluruh aransemen musik hingga caranya bernyanyi.
Jika di karya-karya sebelumnya terpancar energi crooner ala Sinatra, Crosby, hingga Bennett, album ini justru pekat akan kualitas pop Indonesia periode empat hingga lima dekade silam.
Wijayakusuma adalah cerminan eksperimen Keenan Nasution, Margie Segers, Chrisye, Rafika Duri, Dian Pramana Poetra, Rien Djamain, Utha Likumahuwa, hingga Candra Darusman.
Ia berada di spektrum pop dengan kekayaan ala chamber, autentik milik Indonesiana, juga sarat alun selayaknya jazz.
Upaya eksplorasi ini Ardhito lakukan bersama produser Gusti Irwan Wibowo, Erikson Jayanto, dan Hezky Y.H. Nainggolan.