Tak Tamat SD, Nasib TKW di Arab Ini Berubah Drastis, Sukses Jadi Miliarder, Terkuak Pekerjaannya
Inilah kisah hidup Risma TKW asal Madura yang kini sukses di Arab Saudi, jadi miliarder hingga buka lapangan pekerjaan untuk banyak orang.
Editor: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Nasib baik menghampiri Tenaga Kerja Wanita (TKW) cantik asal Madura yang saat ini berada di Arab Saudi.
TKW yang bernama Risma ini sukses bahkan jadi miliader di Arab Saudi.
Jika kebanyakan TKW hanya menjadi asisten rumah tangga.
Namun Risma juga membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang.
Padahal, Risma merupakan TKW di Arab Saudi yang hanya berlatar belakang tidak tamat Sekolah Dasar (SD).
Pendidikan bukanlah penghalang bagi wanita tersebut, pasalnya dia telah sukses.
Lantas, apa sebenarnya yang dilakukan Risma di Arab Saudi?
Baca juga: Pernah Ditipu Puluhan Juta, Nasib Mantan TKW Ini Berubah Karena Jamur, Bisa Dapat Rp18 Juta Sebulan
Baca juga: TKW di Taiwan Ini Diminta Layani Kakak Majikannya Sekaligus, Menolak Meski Diberi Bonus Rp5 Juta

Rupanya Risma memiliki usaha katering dan camilan, berkat itu Risma bisa meraup untung hingga miliaran rupiah, saat banyak orderan.
Demikian diungkapkannya sebagaimana dilansir oleh TribunStyle.com dalam video kanal YouTube Faiz Slamet pada baru-baru ini.
TKW asal Madura ini pun meceritakan kesuksesannya.
Saat ini, Risma telah sukses menjadi pengusaha katering dan camilan.
Bahkan usaha kateringnya sudah sangat dikenal di Makkah, Jeddah, Madinah hingga Taif di Arab Saudi.
Risma mengaku usahanya ini belajar dari pengalaman sendiri, dan tidak pernah bekerja di suatu perusahaan apapun.
Sekarang bisa menjadi manajer sekaligus owner usaha katering dan camilan terkenal.
Risma yang mengaku tidak lulus SD telah menikah di Arab Saudi, dan dikaruniai 3 anak, serta sudah mempunyai cucu.
"Kalau bisnis katering sudah cukup terkenal, tetapi produksi camilan sepertinya belum lama ya Bu Risma?" tanya Faiz dikutip TribunStyle.com, Jumat, (8/7/2022).
Dari usaha kateringnya, Risma mengaku bisa mendapat untung hingga miliaran rupiah.
Apalagi saat musim haji seperti sekarang ini.
Risma juga memiliki usaha penyewaan tempat pesta, termasuk bekerja sama dengan Ustadz Abdul Djalil, seorang pengusaha hotel.
Tamu hotel sering memesan katering, atau sebaliknya Risma membawa tamunya ke hotel Ustadz Abdul Djalil.
"Kalau kerjasama dengan sales, meskipun keuntungannya tipis tetapi pembayarannya lebih terjamin dari pada droping.
Selain kemungkinan bermasalah kita juga akan kehabisan waktu kalau distribusinya dilakukan sendiri," jelas Risma dalam video.
Berdasar pengalamannya, Risma mengaku pernah mendapat hasil hingga 1 juta Real atau setara Rp 3,7 miliar lebih dari usaha katering, saat melayani jemaah haji plus.
Hal itu membuat Faiz Slamet selaku pemilik akun tersebut dan rekannya takjub.
Namun, untuk usaha camilannya Risma mengaku pendapatan belum stabil.
Sementara ini yang terpenting ada pemasukan dulu, sambil pemulihan pasca pandemi.
"Sebenarnya usaha camilan ini sekedar untuk mengisi waktu selama pendemi.
Alhamdulillah bisa jalan juga, meskipun tidak sama dengan penghasilan dari katering," kata Risma.
Hebatnya, Risma tidak sekedar bekerja, tapi ia menciptakan lapangan kerja di Kota Makkah Arab Saudi.
TKW cantik yang tidak sempat sekolah tinggi ini pun mampu membayar gaji karyawannya hingga ratusan juta perbulan.
Itulah kisah sukses TKW cantik Risma yang memiliki belasan karyawan tetap dan tenaga distributor hingga menghasilikan miliaran rupiah dari usahanya itu.
Kisah Serupa
Seorang mantan TKW asal Sragen bernama Anik Purwanti (40) kini sukses menjadi pengusaha kuliner.
Ia menjual produk jamur crispy yang biasanya sebagai cemilan.
Anik dulunya sempat hidup susah, bahkan jadi korban penipuan.
Warga Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen itu menceritakan pengalaman pahitnya.
Selepas lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), ia ditawari untuk bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Jepang.
Nasib baik tak berpihak kepadanya, ia menjadi korban penipuan padahal sudah membayar puluhan juta rupiah.
"Lulus SMA itu kan ada penyaluran tenaga kerja ke Malaysia, kalau lokal itu ke Batam, Jakarta dan Bali, kalau saya keluar negeri mau ke Jepang," ujarnya saat ditemui wartawan.
"Iya sudah bayar, se-uang saku sekitar Rp 30 juta, itu merupakan uang pinjaman bank," tambahnya.

Anik pun sempat kebingungan cara membayar hutang yang terlanjur diambil tersebut.
Untuk membayar hutang, Anik merantau ke Singapura selama dua tahun dan kerja di Hong Kong selama 2,5 tahun.
"Karena dulu belum ada KUR, bisanya bayar bunganya, setorannya belum," katanya.
Pada tahun 2009, Anik pulang ke Sragen dan mencoba peruntungan dengan berjualan jamur crispy menggunakan gerobak di Alun-alun Sragen.
"Jualan di Alun-alun sekitar 3-4 bulan, habis Ashar berangkat, pulang pukul 21.00 WIB. " jelasnya.
"Waktu itu juga belum menikah, jualannya didampingi ibu, orangtua kena angin malam saya yang enggak enak," imbuhnya.
Tak sampai di situ, Anik terkadang juga tidak mendapatkan pendapatan terlebih ketika hujan turun.
"Kalau hujan turun, kadang untuk makan saja saya tombok (keluar uang sendiri), karena saat itu berdua sama ibu," ujar Anik.
Anik pun berkhayal bagaimana ia bisa produksi di rumah namun produknya yang kemana-mana.
Akhirnya Anik ketemu sesama pelaku UMKM yang sudah sukses berasal dari Kecamatan Sukodono.
"Saat itu saya belum punya spinner, saya bawa keripik saya ke Pak Asmadi di Sukodono untuk di spinner disana, terus dibikinin sama beliau," terangnya.
Karena Asmadi sudah memiliki banyak mitra, Anik pun menitipkan keripik-keripiknya.
Sejak saat itu, usahanya terus berkembang dan ia juga rutin mengikuti pelatihan kerja dari beberapa instansi.
Berbagai perlombaan juga sering diikuti Anik dan berhasil menyabet beberapa juara.
Untuk bahan baku jamur, Anik sudah memiliki mitra tersendiri di Kabupaten Sragen.
"Saya ambil jamur yang dipetik di pagi hari, karena masih segar, kalau petiknya sore hari pasti layu," jelasnya.
"Alhamdulillah setiap kali produksi jamur crispy selalu habis," singkatnya.
Baca juga: Kerja di Salon, TKW di Arab Saudi Ini Enggan Turuti Kemauan Majikan Meski Dibayar Mahal: Itu Haram
Baca juga: Pacarnya Dihamili Kakak Sendiri, Pria Ini Sakit Hati Masih Diminta Hadiri Pernikahan Mereka, Datang?
Keuletan yang dilakukan Anik kini mulai membuahkan hasil.
Omzet dari berjualan jamur crispy yang diberi nama Ducrija itu mencapai Rp 8 juta hingga Rp 16 juta per bulan.
"Bisa mencapai Rp 16 juta itu baru pendapat kotor, kadang juga Rp 8 juta," terangnya.
Produknya juga dijual di beberapa toko ritel modern, terutama di wilayah Solo Raya.
Jamur crispynya juga akan merambah pasar luar negeri, yakni Hong Kong yang dijual melalui para TKW yang ada di Hong Kong.
(Bangkapost/Widodo)
Artikel ini diolah dari Bangkapos dengan judul: TKW Cantik Ini Jadi Miliarder di Arab Saudi Padahal Tak Tamat SD, Ternyata Ini Kerjanya