Masih Berusia 12 Tahun, Chef Cilik Ini Kerja di Restoran Reino Barack, Syahrini Bangga: 'Hebat'
Syahrini bangga dengan chef cilik yang bekerja di restoran milik Reino Barack.
Editor: Heradhyta Amalia Primadhani
TRIBUNSTYLE.COM - Syahrini bangga dengan chef cilik yang bekerja di restoran milik Reino Barack.
Syahrini berkunjung ke restoran milik suami tercinta, Reino Barack.
Bertemu dengan sosok anak kecil yang jago masak, wanita yang akrab disapa Incess pun mengungkap kekagumannya.
Chef cilik itu bernama Nairo Nagata yang masih berusia 12 tahun.
Baca juga: Tasyi Athasyia Mampir ke Restoran Milik Reino Barack, Terkuak Harga Makanannya: Pokoknya Lumayan
Baca juga: Makan Satu Meja dengan Orangtua Reino Barack, Sikap Syahrini Jadi Sorotan, Coba Tawarkan Ini

Bahkan Nagata diizinkan belajar masak di Altitude Jakarta, restoran milik suami Syahrini, Reino Barack.
Dilansir Banjarmasinpost.co.id dari instagram @princessyahrini, Senin (27/6/2022), pada Minggu kemarin artis yang akrab disapa Incess itu membagikan foto bersama Nagata dan kedua orangtuanya.
Syahrini mengaku bangga dengan anak laki-laki dari pasangan suami istri Inge Chasya dan Dino Hamid itu.
“We Are Very Proud Of You Abang @naironagata, “ ujar Syahrini melalui caption.
Syahrini mengatakan dirinya salut terhadap ketekunan dan kerajinan Nagata yang selama pandemi Covid-19 belajar dan bekerja di Altitude.
Bahkan, ia dan suami berkesempatan mencicipi sajian makanan buatan chef cilik itu.
“Di Usia Yg Masih 12 Tahun Sudah Menjadi Chef Hebat #KidChef Tekun Dan Rajin Sekali Selama Pandemi Belajar Dan Bekerja Di @altitudejakarta @altitudegrill Dan Hasilnya Tadi Siang Kita Semua Di Manjakan Dengan Makanan Yg Super Lezat, “ tambahnya.
Incess lantas memberikan ucapan selamat untuk kedua orangtua dari Nagata atas pencapaian putranya tersebut.
“Selamat Dan Sukses Untuk Mama @ingedino & @dinohamid, “ ucap Syahrini.
“You Have A Bright Future Ahead Abang @naironagata, “ pungkas Syahrini.
Inge Chasya dan Dino Hamid lantas mengucapkan terima kasihnya kembali atas pertolongan Reino Barack dan Syahrini.
Mereka telah memberikan kesempatan kepada Nagata untuk belajar menjadi koki di restoran ternama itu.
Berikut ini ucapan yang disampaikan Inge dan Dino melalui kolom komentar.
“We are really apreciatte onty inces and uncle RB baik hati...Talent or Ability is nothing without opportunity...Super Love and Thank You untuk kesempatan langkanya untuk anak seusia Nagata bisa belajar, bekerja mengembangkan bakatnya one of coolest resto in town..mama papa super proud, “ tulis Inge Chasya.
“Sejuta terima kasih ya, dah kasih kesempatan ke @naironagata utk belajar dan bekerja di resto keren kalian, “ tulis Dino Hamid.

Cara Mengembangkan Minat dan Bakat Anak dengan Tepat
Penting bagi manusia untuk peduli dengan minat dan bakat yang dimiliki. Mereka memiliki andil besar dalam menentukan ketertarikan dan kemampuan seseorang.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari minat dan bakat sejak kecil agar berguna di masa depan.
Melansir Kompas.com, Vera Itabiliana, Psikolog Anak dan Keluarga,dalam Konferensi Pers Biskuat Academy 2020 yang diadakan secara virtual mengatakan bahwa orangtua harus bersikap terbuka dan tidak terburu-buru memutuskan bakat anak.
"Orangtua harus open minded. Saat mengamati anak ketika menyukai sesuatu, jangan kita terburu-buru memutuskan anak harus mengembangkan hal tersebut. Karena anak sedang dalam masa eksplorasi dan mencoba segala hal," ujarnya.
Dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Kembangkan dengan Tepat Minat dan Bakat Anak” di Spotify, Pariman Siregar, Founder dan Konselor di Psikologi Menjawab, juga memberikan pendapatnya mengenai bagaimana menghindari anak dari ambisi orangtua.
Pariman mengatakan, “Bakat sendiri itu potensi bawaan yang kalau diasah itu akan menunjukkan bahwa seseorang itu lebih menonjol dari yang lain. Sedangkan minat sendiri itu preferensi atau kecenderungan yang lebih pada suka atau nggak suka.”
Ambisi orangtua pada anak
Dalam mengembangkan minat dan bakat anak, sebagai orangtua tidak boleh untuk memaksakan ambisi terhadap mereka. Saat ini, istilah hyper parenting sedang ramai diperbincangkan.
Hyper parenting mengacu pada pola asuh orangtua yang terus memaksa anaknya untuk belajar atau menguasai banyak hal tanpa adanya garis finish.
Orangtua dan ambisinya akan mengakibatkan sifat anak menjadi terlalu penurut dan kurang bisa mengembangkan potensinya sendiri. Banyaknya tugas dan aturan malah membuat pergerakan mereka terbatasi.
Hal ini berpotensi membuat anak tertekan, terbebani, hingga rentan depresi.
Sebagai orangtua, kita justru harus memfasilitasi minat dan bakat anak sejak dini. Sering kali, lonjakan minat anak yang berubah-ubah membuat kita bingung. Menurut Pariman, wajar jika anak memiliki kecenderungan untuk tertarik ke berbagai hal yang belum ia ketahui.
Hal tersebut juga merupakan potensi bagi anak karena memiliki rasa keingintahuan dan kreativitas yang besar. Ketika anak tertarik untuk mempelajari listrik, teruslah dukung mereka dengan memfasilitasi kebutuhannya.
Sebagai orangtua, perlu untuk mendorong anak dalam mengeksplor banyak hal. Ini dapat dilihat pada saat anak berada di taman kanak-kanak hingga sekolah dasar.
Pada masa remaja nanti, mereka sudah mengetahui tujuan hidup dan terus memaksimalkannya. Misalnya, saat di SMP, anak yang lebih suka mata pelajaran sosial akan memilih peminatan IPS di SMA.
Pada jenjang karir, orangtua terkadang juga memiliki ambisi yang bisa mendukung atau sebaliknya. Namun, jangan terlalu membebani anak dengan ekspektasi yang tinggi.
Biarkan anak tetap memilih bagaimana masa depannya nanti berjalan. Dengarkan dulu rencana masa depan yang sudah dirancang, baru beri ia opsi-opsi lain yang sesuai dengan keinginannya.
Membuat anak merasa lelah
Tanpa disadari, anak akan tumbuh menjadi individu yang harus menjalankan dan memutuskan pilihannya sendiri. Sementara, orangtua hanya dapat mendukung dan tidak menghalangi mereka dalam mengeksplor minat dan bakat.
Menurut Pariman, pada usia SD, anak merasa berharga dan percaya diri ketika mereka memiliki suatu karya. Hal tersebut akan menjadi modal baginya untuk mencari jati diri.
Arahkan mereka kepada jati diri yang tepat secara perlahan. Pada usia eksplorasi, anak belum bisa memutuskan mana yang baik atau buruk. Untuk itu, hal ini dapat dilakukan dengan komunikasi atau sharing.
Dalam komunikasi itu, perlu ditekankan soal kepekaan anak terhadap situasi-situasi yang ada. Seperti bagaimana anak bisa mengatakan suka dan tidak suka, berlatih sabar dalam proses untuk mencapai hasil, atau berlatih bekerja keras.
Jika pengembangan karakter ini dimaksimalkan dengan potensi yang ada, orangtua tidak perlu khawatir untuk memercayakan keputusan anak di masa yang akan datang.
( Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)
Artikel ini diolah dari BanjarmasinPost.co.id dengan judul: Ini Sosok Anak Kebanggaan Syahrini yang Masak di Restoran Reino Barack, Incess Kagum