Eril UIang Tahun, Terkuak Kondisi Makam Putra Ridwan Kamil, Indah Dipenuhi Bunga dan Banjir Peziarah
Begini kondisi makam Eril di hari ulang tahunnya, dipenuhi bunga dan banjir peziarah, Atalia Praratya bersyukur.
Editor: Joni Irwan Setiawan
Ia dipercaya mengerjakan proyek Beijing Finance Street.
Dengan kerja kerasnya, pun sempat merasakan menjadi pekerja berkedudukan tinggi setelah naik jabatan di perusahaan tersebut.
Baca juga: Tak Seindah Drakor Ridwan Kamil Beber Momen Susah, Emmeril Lahir di RS Khusus Warga Miskin Amerika
Namun cerita manis ini tak berlangsung seterusnya.
Akibat kelalaian HRD yang lupa mengurus visa kerjanya, karier Ridwan Kamil harus terputus.
Di sinilah ia merasa sangat kesulitan, sendirian, karena saat itu ia tidak memiliki perlindungan sebagai PMI layaknya saat ini.
"Hidup saya tak seindah drama Korea. Saya ganti perusahaan ada empat kali, di perusahaan ketiga di-PHK lagi karena HRD lupa memperpanjang visa saya."
"Bagai disambar geledek di New York. Visa sudah expired, saya tidak bisa ngelawan. Makanya saya sekarang lahirkan Jabar Migrant Service Center supaya PMI lain tidak mengalami hal buruk yang saya alami," kata Emil saat itu.
Saat terkena PHK untuk kedua kalinya, istri tercintanya Atalia Praratya sedang hamil delapan bulan.
Ia dan istrinya tidak bisa segera pulang ke Tanah Air karena wanita hamil berusia delapan bulan tidak dibolehkan naik pesawat.
Ia pun berusaha kembali bekerja di New York walau tanpa visa.
"Di-PHK tidak ada pesangon, tidak ada asuransi, dan biaya melahirkan di Amerika Serikat itu Rp 70 juta, uang dari mana?"
"Yang dilakukan, saya pun akhirnya pernah bekerja tanpa visa, dengan julukan ilegal migran."
"Saya kerjanya tukang ukur bangunan. Dengan gaji UMR, anjlok dari gaji profesional," katanya.
Akhirnya, sang istri melahirkan anak pertamanya, Emmeril Kahn Mumtadz, di rumah sakit khusus warga miskin kota New York, demi mendapatkan jaminan pembiayaan persalinan.

"Pendapatan saya yang di atas UMR itu nanggung. Asuransi tidak punya dan gaji juga tidak cukup untuk membayar biaya persalinan."
"Saya minta gaji saya diturunkan sedikit di bawah UMR supaya masuk ke rumah sakit itu."
"Anak pertama Gubernur Jabar akhirnya lahir dengan status warga miskin kota penerima bansos," katanya.
Baru setelah dua bulan melahirkan anak pertamanya, mereka pun bisa pulang ke Tanah Air.
Itu setelah 4,5 tahun mereka berada di Amerika.
Selama tujuh tahun menjadi PMI sejak 1997 sampai 2004, Emil juga sempat mengadu nasib di Hong Kong.
Ia berada di sana hampir selama 2,5 tahun.
"Itu jatuh bangun saya sebagai pekerja migran, semua sendiri."
"Saya tidak mau kisah saya ini terulang, makanya kalau ada apa-apa, PMI segera register di Jabar Migrant Service Center," tuturnya.
(TribunLampung/Tribunnewsmaker/TribunJabar)
Artikel ini diolah dari TribunLampung dengan judul: Eril Ulang Tahun, Makamnya Dipenuhi Bunga dari Para Warga