Kelelahan Setelah Malam Pertama, Wanita Kesal Disuruh Mertua Menyapu, Girang Ternyata Menyapu Uang
Di pagi buta, ibu mertunya malah membangunkan Fan yang kelelahan setelah malam pertama dan menyuruhnya untuk menyapu rumah.
Editor: Amirul Muttaqin
Namun, segera setelah itu, kecurigaan Fan lenyap begitu saja.
Ibu mertuanya menjelaskan kepada Fan bahwa ada tradisi lama di daerah tersebut bahwa seorang menantu perempuan pada hari pertama di rumah suaminya harus menyapu.
Namun yang disapu ternyata adalah uang yang berserakandi lantai.
Itu sebabnya ibu mertua Fan memaksanya untuk bangun pagi dan menyapu rumah.
“Dia berkata bahwa dia ingin aku menyapu uang-uang di lantai.
Setelah menyapu semuanya, uang itu akan menjadi milikku.”
Baca juga: Pria Ini Nekat Ceraikan Istri di Acara Pernikahan Anak, Rumah Tangga Pengantin Baru Ikut Terancam
Baca juga: Minta Siswi Ambilkan Teh, Guru Agama Nekat Lakukan Pelecehan Seksual, Orangtua Korban Lapor Polisi

“Aku sangat bahagia.
Di kampung halamanku di Anhui, tidak ada kebiasaan seperti itu.
Jadi ini pertama kalinya aku mendengarnya.” Kata Fan.
Fan lebih lanjut mengungkapkan, menurut kebiasaan di kampung halaman suaminya, ibu mertuanya akan meletakkan koin di tanah dan total tidak lebih dari 100 yuan (Rp 226 ribu) untuk menantu perempuannya.
Jadi ibu mertuanya menghabiskan sekitar 900 yuan (Rp 2 juta) untuk tradisi tersebut dan semua uang tersebut menjadi hak menantunya.
Hal ini membuat Fan semakin senang dan bersyukur.
Cerita Fan kemudian menarik perhatian besar warganet Cina.
Banyak yang meninggalkan komentar seperti, “Aku pikir ada masalah dengan hubungan antara ibu mertua dan menantu perempuan. Siapa yang mengira ternyata jadi seperti itu.”
“Memiliki ibu mertua seperti itu sangat bahagia dan mengagumkan,” kata yang lain.
“Jika menyapu rumah bisa menghasilkan uang, aku inin mengambil posisi menyapu rumah setiap hari,” kata netizen.(*)
Diolah dari artikel di Sosok.ID yang berjudul "Kesal Dibangunkan Pagi-pagi untuk Menyapu oleh Mertua, Pengantin Baru Ini Tak jadi Marah saat Lihat yang Berserakan di Lantai"