Breaking News:

ANCAMAN Varian Baru 'Deltacron' Covid-19, Virus Ideal Mutasi Delta dan Omicron, Mulai Terdeteksi

Belum tuntas dengan Omicron, varian Covid-19 baru 'Deltacron' kembali menghantui warga dunia. Berikut ini kabar lengkapnya.

Penulis: Abi Rizki Alviandri
Editor: Dhimas Yanuar
AFP, TribunStyle
Ancaman varian Covid-19 baru 'Deltacron', dan kenapa kita harus waspada. 

TRIBUNSTYLE.COM - Belum tuntas dengan Omicron, varian Covid-19 baru 'Deltacron' kembali menghantui warga dunia.

Mutasi gabungan dari Delta dan Omicron ini dikabarkan memiliki karakteristik paling ampuh dari kedua varian Covid-19 tersebut.

Terlebih lagi, Keberadaan varian Deltacron sudah mulai dideteksi di beberapa negara Eropa.

Ilustrasi ilmuan meneliti varian virus Coivd-19 baru.
Ilustrasi ilmuan meneliti varian virus Coivd-19 baru. (AFP)

Deltacron secara resmi diakui sebagai varian Covid-19 baru setelah rangkaian genomnya diunggah ke database Covid dunia pada minggu lalu.

Varian Covid-19 baru ini merupakan virus rekombinasi dari varian Delta AY.4 dan Omicron BA.1.

Deltacron pertama kali diidentifikasi oleh Scott Nguyen, seorang ilmuan yang bekerja di Laboratorium Kesehatan Umum di Washington D.C., Amerika Serikat.

Analisis awal mengungkapkan bahwa varian ini mirip dengan Delta, akan tetapi Ia juga memiliki protein spike atau peplomer milik Omicron.

Protein spike ini lah yang membuat transmisi Omicron jauh lebih cepat daripada Delta.

Hal ini memicu kekhawatiran ilmuan dan tenaga medis di seluruh dunia.

Sentimen serupa juga dilontarkan oleh Jeremy Kamil, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Louisiana State University, AS.

"Ini pada dasarnya (varian) Delta sedang berusaha untuk 'bertahan hidup' dengan menjiplak Omicron." ujar Jeremy Kamil.

Akan tetapi, masih belum diketahui dengan jelas bagaimana dampak dan penyebaran Deltacron jika dibandingkan varian-varian sebelumnya.

Ilustrasi Deltacron.
Ilustrasi Deltacron. (Kompas)

Terakhir dikabarkan, Deltacron baru terdeteksi di negara-negara tertentu.

Beberapa di antaranya yaitu : Amerika Serikat, Prancis, Denmark, Belgia, German, dan Belanda.

Meskipun langka, ilmuan memperingatkan bahwa hal ini perlu diwaspadai.

"Ada kemungkinan virus rekombinan ini akan terdeteksi di negara lain, tetapi saat ini masih beredar pada tingkat yang sangat rendah." kata Dr. Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO.

Aspek paling mengkhawatirkan dari Deltacron yaitu adalah fakta bahwa varian ini memiliki ciri-ciri varian Delta dan juga Omicron.

Pasalnya, Deltacron merupakan hibrida hasil rekombinasi kedua varian tersebut.

Proses rekombinasi terjadi saat dua varian virus yang berbeda menginfeksi satu sel organisme secara bersamaan.

Keduanya dapat saling bertukar informasi genetik sehingga menghasilkan virus rekombinan.

Virus rekombinan ini seringkali disebut sebagai 'supervirus' karena memiliki karakteristik paling ampuh dari masing-masing varian pendahulunya.

Direktur Eksekutif Kesehatan Darurat WHO, Dr. Michael J. Ryan, mengatakan bahwa mereka sedang mengawasi perkembangan Delt

"Semakin virus beredar, semakin banyak juga kesempatannya untuk berubah. Kemungkinan terjadinya rekombinasi selalu dipertimbangkan dan kami telah berhasil mendeteksinya di penjuru dunia." kata Dr. Michael J. Ryan, dikutip dari news.com.au.

"Kita harus tetap waspada... kita harus mengawasi rekombinan-rekombinan ini dengan sangat cermat." lanjutnya.

Sampai saat ini, belum ada varian Deltacron yang terdeteksi di Indonesia.

Situasi masih terus berkembang saat artikel ini ditulis. (Tribunstyle/Abi Rizki Alviandri)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
DeltacronOmicronDeltaCovid-19
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved