Ngeri! Orang China Ternyata Tak Cuma Konsumsi Hewan Liar, Bagian Tubuh Manusia Ini Jadi Santapannya
Bahkan tak hanya hewan saja, bagian dari sisa tubuh manusia yang dijual di pasar gelap ini juga dijadikan makanan oleh orang Tiongkok.
Editor: Sinta Darmastri
Editor: Sinta Darmastri
TRIBUNSTYLE.COM - Jika selama ini kalian sering melihat dari televisi atau secara langsunng, ternyata memang benar adanya.
Orang China memang terkenal doyan makanan ekstrem.
Bahkan, banyak pasar hewan di Tiongkok yang menjual bahan makanan dari hewan liar seperti ular, kelelawar, hingga bagian dari anggota tubuh manusia.
Nantinya hewan liar tersebut bakal diolah jadi makanan oleh orang China.
Baca juga: SEREM! Perusahaan di China Punya Teknologi Bisa Deteksi Karyawannya yang Mau Resign
Baca juga: TAK Ada Salju, Olimpiade Musim Dingin Beijing China 2022 Disebut Bakal Pakai Salju Palsu
Seperti kelelawar, berang-berang, ular, tikus dan banyak hewan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa di Tiongkok banyak kuliner ekstrem, yang sering disantap oleh orang-orang Tiongkok.
Bahkan tak hanya hewan saja, bagian dari sisa tubuh manusia yang dijual di pasar gelap ini juga dijadikan makanan oleh orang Tiongkok.
Hal itu diungkapkan oleh situs Vietnam 24h.com.vn, pada Selasa (16/3/21), mengatakan bahwa plasenta alias ari-ari manusia ternyata juga dikonsumsi di Tiongkok.
Menurut laporan itu, plasenta dijual secara diam-diam di pasar gelap China, meskipun sudah ada larangan dari pemerintah China.

Beberapa orang membeli plasenta dari rumah sakit, rumah duka, dan pabrik pengolahan limbah medis dengan harga sekitar 80 yuan(Rp170 ribu)/potong.
Lalu menjualnya kembali ke toko plasenta ilegal di pasar gelap seharga ratusan yuan setelah menerimanya, lapor The Paper pada 15 Maret.
Pada hari yang sama, Global Times juga menemukan plasenta manusia untuk dijual di banyak situs, termasuk Xianyu, platform perdagangan barang bekas Alibaba.
Kebanyakan penjual menggunakan nama lain untuk menyebut plasenta, untuk lolos dijual di situs itu.
Plasenta seharusnya dibuang sebagai limbah medis, menurut Huang Chengsheng, dokter yang sudah enam tahun bekerja di bagian kebidanan, Rumah Sakit Rakyat ke-6 di Shanghai China.