Breaking News:

DERETAN Komorbid yang Berisiko Menambah Parah Covid-19, Termasuk Diabetes yang Diderita Dorce

Komorbid disebutkan menjadi salah satu faktor risiko yang memperparah gejala Covid-19, selain faktor usia dan riwayat vaksin.

Instagram @dg_kcp
Dorce Gamalama meninggal dunia dan sempat terkena Covid-19. 

TRIBUNSTYLE.COM - Kabar duka datang dari Tanah Air atas meninggalnya Dorce Gamalama yang sempat terinfeksi Covid-19.

Dorce meninggal dunia pada Rabu pagi (16/2/2022).

Kerabat dekatnya , mengatakan, Dorce Gamalama meninggal karena Covid-19.

Namun diketahui Dorce telah lama sakit dan sempat beberapa kali masuk ruang ICU, karena tidak sadarkan diri.

Tangis sahabat karena tak bisa melihat kondisi terakhir Dorce Gamalama.
Tangis sahabat karena tak bisa melihat kondisi terakhir Dorce Gamalama. (Instagram @dg_kcp)

Baca juga: Dorce Gamalama Meninggal Dunia, Gus Miftah Ucap Belasungkawa: Semoga Diampuni Dosa-dosanya

Ia memiliki riwayat penyakit Diabetes yang cukup panjang.

Dalam beberapa penelitian, komorbid disebutkan menjadi salah satu faktor risiko yang memperparah gejala Covid-19, selain faktor usia dan riwayat vaksin.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) di tahun 2022 menyebut sejumlah jenis penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko.

Di antaranya kanker, gangguan ginjal, hati, paru-paru kronis, gangguan neurologis, diabetes melitus tipe 1 dan 2, gangguan jantung dan pembuluh darah, infeksi HIV, gangguan sistem kekebalan tubuh, obesitas, thalasemia dan beberapa gangguan kesehatan lainnya.

Bahkan berdasarkan studi, keparahan gejala pada berbagai jenis komorbid dapat berbeda-beda.

Menurut studi Hijaz dkk tahun 2020, umumnya penderita hipertensi mengeluhkan terjadinya peradangan paru-paru atau pneumonia dibarengi dengan kenaikan tekanan darah.

Lalu, penderita gangguan paru-paru kronik mengeluhkan terjadinya kekurangan darah atau hiposemia parah dan gejala khas lainnya pada setiap komorbid.

Faktanya, secara nasional berdasarkan data yang diakses dari rumah sakit online tertanggal 13 Februari 2022, tercatat bahwa mayoritas kasus positif yang meninggal dikontribusikan komorbid diabetes melitus.

Dan 15 persen diantaranya bahkan memiliki riwayat komorbid lebih dari satu jenisnya.

Juga menurut studi di satu rumah sakit di India, lebih dari 90 persen pasien dengan lebih dari 2 jenis komorbid meninggal dunia dibandingkan kasus positif yang hanya memiliki satu sampai dengan dua komorbid saja.

Baca juga: TANGIS Sahabat Tak Bisa Lihat Kondisi Terakhir Dorce Gamalama: Tak Diizinkan Jenguk Karena Covid

Selanjutnya, mayoritas kauss positif dengan gejala berat atau kritis, memiliki komorbid diabetes melitus dan hipertensi.

Serta 19 persen dari mayoritas tersebut bahkan memiliki lebih dari satu jenis penyakit.

Untuk itu, di tengah kondisi kasus Covid-19 yang tinggi, masyarakat diminta beraktivitas dengan penuh kewaspadaan.

Terlebih lagi kepada masyarakat dengan penyakit penyerta atau komorbid yang berpeluang mengalami perburukan kondisi apabila terpapar Covid-19.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, faktor risiko komorbid umumnya akan menyebabkan sistem pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi menjadi kurang optimal.

Karena jika sudah terpapar, seseorang yang memiliki satu bahkan lebih penyakit penyerta, berisiko membutuhkan perawatan inap maupun perawatan intensif di rumah sakit.

Dan akan membutuhkan ventilator akibat perkembangan gejala yang berat atau kritis.

"Dan ancaman kematian akan menjadi lebih besar," imbuh Wiku.

Bakal Dimakamkan Sesuai Prokes Covid-19

Dorce Gamalama meninggal di RS Pusat Pertamina, Jakarta.

Diduga Dorce meninggal dunia karena Covid-19, bukan penyakit diabetes dan mengalami demensia alzheimer.

Kata Hetty Soendjaya, Dorce Gamalama pun akan dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan penanganan Covid-19.

Dikutip dari Wikipedia.org, Dorce Gamalama lahir 21 Juli 1963.

Dia dalah seorang pembawa acara, penyanyi, dan aktris berkebangsaan Indonesia yang berdarah Minangkabau.

Nama panggung "Dorce" mulanya diberikan oleh Myrna pemimpin kelompok tari waria Fantastic Dolls lantaran saat menjalani profesinya Dedi lebih sering memposisikan dirinya sebagai seorang perempuan meski sosok pria masih sangat kental pada dirinya.

Untuk mendukung totalitas kepribadian dan penampilannya di atas panggung, Dedi melakukan operasi ganti kelamin [en] di Surabaya pada tahun 1983.

Ia kemudian lebih dikenal dengan nama Dorce Gamalama.

Nama Gamalama diambil dari Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Kepulauan Maluku.

Setelah kepulangannya dari ibadah haji, ia juga menambakan namanya menjadi Dorce Gamalama Halimatussadiyah.

Di dunia hiburan, ia dikenal sebagai seorang pembawa acara televisi, membawakan program gelar wicara, Dorce Show di Trans TV sejak Januari 2005.

Ia juga dikenal sebagai penyanyi, yang berhasil mencatatkan rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) atas peluncuran sembilan album sekaligus hanya dalam waktu lima bulan.

Baca juga: PANDANGAN Gus Miftah yang Tak Setuju Soal Wasiat Dorce Gamalama: Takdir Kalah dari Social Cultural

Baca juga: Sosok Asep Maskar, Mantan Suami Dorce Gamalama yang Menikah Virtual, Sempat Bikin Kapok Nikah Lagi

Dorce Gamalama
Dorce Gamalama (Instagram)

Ganti kelamin

Dorce terlahir sebagai seorang laki-laki dengan nama Dedi Yuliardi Ashadi, dari pasangan Achmad dan Dalifah.

Ia merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara. Kedua orang tuanya meninggal ketika Dorce masih anak-anak hingga ia dirawat oleh neneknya yaitu Siti Darama.

Pada usia dua tahun ia pindah bersama neneknya ke Jakarta. Ketika usia lima tahun, Dorce Gamalama dimasukkan ke taman kanak-kanak yang lokasinya tak jauh dari rumah bibinya di Kramat Sentiong.

Setahun kemudian ia disekolahkan di SD Salmin.

Saat masih SD, Dedi kerap menyanyi bersama kelompok Bambang Brothers.

Saat SMP ia semakin tidak tertarik pada pelajaran sekolah dan lebih memusatkan perhatian pada bidang menyanyi.

Selain itu ia juga mulai menyadari kecenderungannya untuk tertarik pada wanita.

Hal ini juga ia manfaatkan untuk membuat penampilannya di panggung semakin menarik, yaitu melawak dengan berpura-pura menjadi wanita.

Ketika itulah ia mendapatkan nama panggilan dari Myrna pemimpin kelompok tari waria Fantastic Dolls, yaitu Dorce Ashadi.

Karena semakin merasa terperangkap dalam tubuh seorang laki-laki, Dedi kemudian memutuskan untuk operasi ganti kelamin menjadi seorang wanita.

Hal ini dilakukannya di Surabaya pada tahun 1983 dengan dokter saat itu adalah ahli bedah plastik dari RSUD dr Soetomo, Prof. Dr. dr. Djohansjah Marzoeki Sp.BP.

Prosedur untuk menjalani operasi kelamin saat itu tidak mudah, memerlukan ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti ahli bedah, ahli andrologi, ahli jiwa, ahli urologi, dan sebagainya.

Setelah empat bulan menunggu, Dedi secara medis dinyatakan layak menjalani operasi pergantian kelamin.[

Walaupun mendapat tentangan dari berbagai pihak dan diberitakan luas oleh media massa, hal ini justru membuat Dedi semakin terkenal.

Setelah muncul di TVRI stasiun daerah Surabaya, ia mulai muncul juga di TVRI pusat Jakarta dan diundang untuk tampil di berbagai kota di Indonesia. (Rina Ayu/Tribunnews)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Diabetes yang Diderita Dorce Gamalama Termasuk Deretan Komorbid yang Berisiko Memperparah Covid-19 dan Terungkap Penyebab Dorce Gamalama Meninggal Dunia, Bukan Diabetes dan Demensia Alzheimer"

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
DorceCovid-19komorbiddiabetes
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved