Susu Beruang
Bukan Sekedar Kalsium Tinggi, Ini Fakta-Fakta Susu Beruang yang Tak Banyak Orang Pahami
Bukan sekadar mengandung kalsium tinggi, simak sederet fakta seputar susu beruang yang mungkin belum banyak diketehui orang.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Bukan sekadar mengandung kalsium tinggi, simak sederet fakta seputar susu beruang yang mungkin belum banyak diketehui orang.
Susu Bear Brand atau populer pula disebut susu beruang dipercaya memiliki sejumlah khasiat untuk menjaga tubuh tetap bugar.
Jangan salah sangka, susu beruang bukan berasal dari hewan beruang.
Beruang hanya digunakan sebagai logo di kalengnya, sebagaimana merknya yakni Bear Brand.
Dalam setiap kaleng susu beruang Bear brand 189 ml, terkandung protein, lemak, serta vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Melansir laman Nestle, Bear Brand diklaim terbuat dari 100 persen susu murni berkualitas tinggi.
Baca juga: Dipercaya Mendongkrak Kekebalan Tubuh, Apa Saja Kandungan Nutrisi Susu Beruang? Cek Selengkapnya
Baca juga: Kapan Saat Tepat Minum Susu Beruang? Lalu Bagaimana Aturan Meminumnya Agar Khasiatnya Maksimal?
Susu tersebut juga telah mengalami proses sterilisasi sehingga dapat langsung diminum.
Kandungan kalsium susu sapi yang tinggi membuatnya diandalkan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.
Tak cuma kandungan kalsium yang tinggi, ada sejumlah fakta menarik lainnya seputar susu beruang Bear Brand.
Dirangkum dari berbagai sumber, simak fakta-fakta susu beruang Bear Brand berikut ini.
1. Melalui Proses Sterilisasi yang Baik
Susu beruang adalah susu sapi yang telah melewati proses sterilisasi yang baik di atas titik didih.
Sehingga terjaga dari kontaminasi bakteri.
Susu beruang murni tidak mengandung bahan pengawet, sehingga cepat basi.
Untuk itu, perhatikan tanggal kedaluwarsa yang tertera di kaleng sebelum meminumnya.
Lebih baik, susu beruang cepat dihabiskan setelah dibuka.
2. Cocok untuk Program Diet
Dalam setiap kaleng susu beruang Bear brand 189 ml, terkandung protein, lemak, serta vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Vitamin yang terkandung di dalam susu beruang cukup lengkap, mulai dari vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, dan D.
Dalam satu kaleng susu beruang plain, terdapat kalori sebanyak 120 kkal, dengan lemak 7 gram, protein 6 gram dan karbohidrat 9 gram.
Jumlah kalori dan lemaknya yang rendah menjadikan susu ini dianggap cocok dikonsumsi oleh orang yang sedang menjalankan diet.
3. Varian Susu Beruang Bear Brand
Selain susu steril plain, Bear Brand juga menawarkan dua varian rasa, yakni Gold White Tea dan Gold White Malt.
Bear Brand Gold White Tea mengandung teh putih yang diperoleh dari daun teh pilihan, dilengkapi dengan kandungan vitamin A, C, dan E.
Kandungan tersebut membantu proses regenerasi kulit dan mencegah kerusakan sel kulit lebih dini.
Sementara itu, Bear Brand Gold White Malt mengandung vitamin B1 dan B2 yang berperan membantu dalam perubahan karbohidrat menjadi energi.
Kandungan lainnya yakni vitamin B6 yang berperan membantu metabolisme energi dan pembentukan jaringan, dan sumber vitamin B12.
4. Aturan Minum Susu Beruang Bear Brand
Meski memiliki banyak khasiat, ada sejumlah aturan minum susu beruang yang perlu diketahui.
Aturan minum susu beruang yang dianjurkan adalah 1-3 kaleng sehari.
Meski begitu, banyaknya susu beruang yang bisa dikonsumsi tiap orang bisa saja berbeda.
Sebab, kebutuhan kalori dan nutrisi harian pada masing-masing orang tidak selalu sama.
Susu ini tidak untuk mengantikan Air Susu Ibu.
Bear Brand tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan.
Susu beruang juga tidak dianjurkan untuk penderita intoleransi laktosa atau alergi susu sapi karena bisa memicu reaksi imun berlebihan.
5. Bear Brand Sudah Dipasarkan Sejak Bertahun-tahun Lalu
Susu beruang dengan merek Bear Brand kali pertama dipasarkan di Swiss dengan nama Barenmarke pada 1898.
Kemudian merambah ke wilayah Asia Tenggara, Swiss hingga Afrika Timur.
Beralih nama, Bear Brand dipasarkan dengan merek Marca Oso yang dalam bahasa Spanyol berarti 'Cap Beruang'.
Sehingga populer dikenal dengan nama susu beruang.
Susu beruang ini masuk di Indonesia sejak 1930-an.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)