Pembalut Apa yang Digunakan Orang Zaman Dulu Agar Tak Bocor? Pernahkah Melihat Celana Seperti Ini?
Pernahkah kalian bertanya-tanya, orang-orang zaman dahulu menggunakan apa untuk menampung darah haid?
Penulis: Sinta Manilasari
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Pernahkah kalian bertanya-tanya, orang-orang zaman dahulu menggunakan apa untuk menampung darah haid?
Karena tampaknya pembalut dan penampung darah haid yang kini kian beragam belum lama ditemukan.
Padahal haid terjadi pada para wanita sejak manusia ada.
Melansir dari informasi Bright Side, berikut yang perlu kalian pelajari soal teknologi masa lampau untuk menampung darah haid.
Orang-orang di zaman kuno percaya bahwa darah menstruasi bisa membuat anjing gila.
Baca juga: Mengaku Tak Bisa Masak, Najwa Shihab Sebut Kodrat Perempuan Cuma Tiga: Mens, Hamil, Menyusui
Jadi, semua pembicaraan tentang menstruasi dan cara pengendaliannya adalah tabu.
Dan sebelum pembalut modern diciptakan, wanita menggunakan bahan yang berbeda selama masa kewanitaannya.
1. Papirus, kayu, dan spons laut.

Meskipun hampir tidak ada informasi yang tersedia tentang bagaimana wanita menghadapi arus mereka dalam tulisan sejarah kuno.
Sejarawan percaya wanita selama 3.000 SM hingga abad ke-5 M menggunakan bahan alami yang berbeda untuk menstruasi.
Misalnya, wanita Mesir menggunakan papirus yakni kertas yang digunakan untuk menulis pada masa itu.
Mereka merendamnya sehingga menjadi lunak dan digunakan sebagai pembalut.
Wanita Yunani, menurut Hippocrates, menggunakan potongan kayu yang dibungkus dengan serat sebagai tampon.
Dan beberapa wanita diyakini menggunakan spons laut untuk menyerap darah selama menstruasi.
Baca juga: Haid Tidak Lancar? Ini Cara Ampuh Melancarkan Haid, Cek Makanan yang dikonsumsi hingga Hindari Stres
2. Kain

Pada abad ke-19, wanita di masyarakat Eropa dan Amerika Utara membuat alat sanitasi sendiri dari kain lap.
Hal ini menyebabkan istilah "on the rag", yang merupakan bahasa gaul untuk menstruasi.
Wanita menggunakan kain flanel atau tenun untuk membuat pakaian menstruasi, yang bukan merupakan solusi steril.
3. Serbet sekali pakai

Pada tahun 1897 Johnson & Johnson mengembangkan versi pertama pembalut wanita maxi.
Yakni pembalut sekali pakai yang disebut handuk Lister.
Handuk menjadi produk komersial pertama untuk menstruasi.
Namun, menstruasi masih dianggap tabu dan wanita tidak mau pergi ke toko untuk membelinya secara terbuka.
Sehingga produk tersebut akhirnya gagal di pasaran.
4. Celemek sanitasi

Celemek sanitasi adalah celemek karet dengan strip yang membentang di antara kaki untuk mencegah darah bocor pada rok dan kursi wanita.
Pada dasarnya, celemek dibuat untuk menyelamatkan furnitur dari noda, tetapi itu adalah solusi bau dan tidak nyaman.
5. Sabuk menstruasi

Sabuk menstruasi menjadi versi awal pembalut pada tahun 1900-an dan merupakan metode populer untuk mengatur menstruasi.
Ini adalah ikat pinggang sutra elastis di mana wanita menjepit bantalan kapas dan kemudian digunakan.
Ikat pinggang tetap seperti popok dan tetap populer sampai bantalan pertama dengan strip perekat dibuat.
6. Pof sanitasi

Celana pof saniter adalah celana periode atau pakaian dalam yang dilapisi karet pada tahun 1920-an.
Celana karet terbuat dari bahan yang sama dengan popok bayi.
7. Gelas aluminium dan karet

Meskipun cangkir menstruasi mulai populer sekarang, cangkir pertama ditemukan sejak lama (1930) dan terbuat dari aluminium atau karet keras.
Pada tahun 1956 Leona Chalmers memperbarui produk menggunakan bahan yang lebih lembut.
Cangkir itu dimaksudkan untuk mengumpulkan darah, tetapi pada saat itu tidak sukses di pasar.
(Tribunstyle.com/Manila)