Viral Hari Ini
VIRAL Anak SD Berangkat Sekolah Menyeberang Sungai Pakai Boks Styrofoam, 10 Tahun Tak Ada Jembatan
Viral video anak SD berangkat sekolah menyebrang sungai pakai boks kecil styrofoam, ternyata ini faktanya.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Delta Lidina Putri
Menurut Adi, saat sekolah tatap muka dimulai kembali, anak-anak kembali memanfaatkan kotak styrofoam untuk berangkat ke sekolah sebagai pengganti perahu.
"Anak-anak itu semuanya bisa berenang dengan baik. Mereka biasa berenang menyeberangi sungai yang lebarnya mencapai 120 meter," kata Adi.
Belum ada jembatan
Adi mengakui bahwa di desa mereka memang belum ada jembatan yang menghubungkan dua sisi sungai.
Menurut Adi, dengan lebar sungai 120 meter, tidak cukup membangun jembatan hanya dari dana desa.
"Bisa makan waktu 10 tahun kalau pakai dana desa. Selain itu, sungai tersebut merupakan jalur transportasi utama kapal yang membawa kendaraan maupun alat berat ke perusahaan-perusahaan yang ada di sana. Jadi kalau akan dibangun jembatan harus tinggi dan tentu memakan biaya mahal," kata Adi.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribunsumsel.com, jika anak-anak tersebut tinggal di pinggir Sungai Riding Desa Kuala Dua Belas Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Menurut Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kuala Dua Belas, Yusliana Sri Safitri ketiga anak yang bernama Arfan, Fadil, dan Resa merupakan murid kelas 3 dan 5 di sekolah tersebut.
"Total keseluruhan dari kelas 1 sampai 6 ada 75 murid. Seluruhnya tinggal di seberang sungai, jadi jika ingin ke sekolah harus menggunakan speed boat atau kapal ketek," jelasnya saat dikonfirmasi, Minggu (26/9/2021) pagi.
Dirinya membenarkan jika sepanjang sungai tersebut belum terdapat jembatan penyeberangan.
"Bentang sungai di sini sangat lebar sekitar 150 meter apalagi kedalaman yang diperkirakan mencapai 7 meter," ujarnya penyebab belum adanya jembatan penyeberangan.
Terkait video yang diabadikan hingga menjadi viral, Yusliana menceritakan jika anak muridnya tersebut menaiki styrofoam saat perjalanan pulang sekolah.
"Jadi waktu itu mereka berangkat ke sekolah diantarkan oleh orangtuanya masing-masing dengan perahu, setelah itu orangtuanya langsung pergi mencari ikan,"
"Tetapi waktu pulang sekolah orangtua mereka belum menjemput, maka anak-anak ini mengambil styrofoam (bekas kotak ikan) yang ada dan menggunakan sebagai alat transportasi untuk nyebrang," jelasnya.
Sebenarnya peringatan kepada wali murid telah dilakukan, dikarenakan sebelumnya juga sempat terjadi hal serupa di mana anak-anak nekat menyeberangi sungai dengan kotak gabus.