Virus Corona
Disebut Sudah Berdamai dengan Covid-19, Singapura Tangani 1000 Kasus Baru, Padahal 80% Vaksinasi
Disebut sudah berdamai dan hidup berdampingan dengan Covid-19, Singapura kini tangani 1000 kasus baru, padahal 80% vaksinasi.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Penulis: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Disebut sudah berdamai dan hidup berdampingan dengan Covid-19, Singapura kini tangani 1000 kasus baru, padahal 80% vaksinasi.
Berdamai dan hidup berdampingan dengan Covid-19 secara aman adalah salah satu hal yang diimpikan banyak negara.
Menjadikan sebuah penyakit dari pandemi viral hingga menjadi endemi tidaklah mudah.
Tentu hal ini didambakan Indonesia dan Singapura, apalagi Singapura yang kini disebut-sebut telah bersiap hidup berdampingan dengan Covid-19.
Baca juga: MODERNA: Bagi yang Tahun Lalu Sudah Divaksin, Lebih Mudah Tertular Covid-19 Lagi, Ini Penjelasannya
Baca juga: Cuitan Nicki Minaj Terkait Vaksin Covid-19 Tuai Kontroversi, Pihak Gedung Putih Beri Respon Tegas

Dilansir dari GridHealth, beberapa waktu lalu pemerintah Singapura telah mempersiapkan diri berdamai dengan virus corona.
The Straits Times juga menyebutkan bahwa Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, mengambil langkah-langkah meningkatkan upaya vaksinasi di tengah perjuangan menurunkan lonjakan kasus Covid-19.
Kendati demikian, Singapura dikabarkan kembali memecahkan rekor kasus baru Covid-19.
1000 kasus baru di Singapura
Singapura mencatat lebih dari 900 kasus baru Covid-19, dan angka ini bisa terus melonjak.
Kementerian Kesehatan Singapura juga mengatakan bahwa 241 di antaranya adalah lansia berusia sekitar 60 tahun.
Ditambah satu kasus impor, jumlah total kasus baru COVID-19 mencapai 935 orang.
Peningkatan kasus Covid-19 terjadi setelah negara tersebut memberlakukan pelonggaran pembatasan Covid-19.
Melonjaknya kasus juga mendorong Singapura untuk meberlakukan pelonggaran lanjut.
Kasus pasien yang dirawat juga meningkat menurut data dari Singapura.
Meski dalam keadaan terkontrol dan di bawah pengawasan, 90 kasus sakit parah.
Vaksinasi capai 80% populasi tapi kasus naik
Sementara itu, lebih dari 80 populasi Singapura sudah diberi vaksin Covid-19.
Diketahui, Akhir bulan Agustus jumlah orang yang sudah divaksinasi Covid-19 di Singapura sudah mencapari 80%.
Menteri Keuangan Lawrence Wong mengungkapkan, jika ingin menghadiri acara besar atau ibadah yang melibatkan lebih dari 100 orang, harus divaksinasi lengkap.
Negara ini juga sedang mempertimbangkan untuk memvaksinasi anak-anak berusia di bawah 12 tahun pada awal 2022.
Buntut melonjaknya kasus Covid-19, Singapura memutuskan untuk menutup pembelajaran tatap muka (PTM).
Pembelajaran siswa sekolah dasar di negara tersebut akan dialihkan kembali ke daring menjelang ujian nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Kementerian Pendidikan Singapura pada Sabtu (18/9/2021) menyusul munculnya 935 kasus Covid-19 baru pada Jumat (17/9/2021).
--
Moderna sebut bagi warga yang tahun lalu sudah divaksin ternyata lebih mudah tertular Covid-19 lagi, ini penjelasannya.
Vaksin Moderna dari Amerika Serikat ini menjadi salah satu vaksin Covid-19 andalan di Indonesia.
Digembar-gemborkan menjadi salah satu yang terbaik, ternyata perusahaan itu sendiri yang harus mengatakan kelemahan dari vaksin mereka sendiri.
Dilansir dari JapanTimes (16/9/2021), Moderna Inc sebagai salah satu perusahaan faramasi terbesar pembuat vaksin Covid-19 Moderna harus menyatakan hal pahit.
Mereka mengatakan bahwa orang-orang yang divaksinasi tahun lalu ternyata dua kali lebih mungkin tertular Covid-19.
Baca juga: Dipercaya & Digunakan di Indonesia, Ini Keunggulan & Efek Samping Vaksin Covid-19 Pfizer & Moderna
Baca juga: FAKTA Vaksin Janssen Produksi Johnson & Johnson, dari Efikasi hingga Efek Samping

Moderna telah merilis serangkaian data yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 efektif dalam mencegah masalah kesehatan serius atau kematian.
Tetapi mengakui bahwa kemanjuran dari Vaksin akan terus menurun seiring waktu.
Sehingga mereka yang menerima vaksin tahun lalu dua kali lipat lebih mungkin untuk terdampak kasus Covid-19 baru.
Bahkan beberapa penelitian juga sudah menyebutkan bahwa Moderna memiliki efikasi atau kemanjuran vaksin paling tinggi.
Selain harganya paling mahal, sekitar Rp505.000 per dosis, efikasi vaksin Moderna juga tergolong tinggi.
Di mana vaksin Moderna 87% efektif mencegah penularan Covid-19 dan 96% efektif mencegah kasus rawat inap.
Dilansir dari Kompas.com dan Intisari, vaksin Moderna kemungkinan lebih unggul dibandingkan vaksin Pfizer - BioNTech dalam hal mempertahankan kemanjurannya.
Alasannya kemungkinan karena kandungan mRNA dari vaksin Moderna yang lebih tinggi dan interval pemberian dosis yang sedikit lebih lama antara suntikan pertama dan kedua.
Hasil uji coba Moderna
Moderna membandingkan kinerja vaksinnya terhadap lebih dari 14.000 sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020.
Sekitar 11.000 sukarelawan yang diberi suntikan antara Desember 2020 hingga Maret 2022.
Hasilnya, Moderna menemukan ada 162 kasus Covid-19 di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020.
Sementara di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Desember 2020 hingga Maret 2022, Moderna hanya menemukan ada 88 kasus Covid-19.
Secara keseluruhan, hanya 19 kasus yang dianggap parah dan ini menjadi tolok ukur utama dalam menilai perlindungan yang memudar.
Dengan hasil itu ada dugaan bahwa terjadi penurunan perlindungan terhadap penerima vaksin Moderna.
Oleh karenanya, dengan hasil temuan itu, maka perusahaan farmasi dan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS) tersebut mendorong kemungkinan penggunaan dosis penguat alias booster.
Pada 1 September 2021, Moderna sudah mengajukan izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) berisi permohonan otorisasi untuk dosis booster.
(Tribunstyle/Dhimas)
Artikel ini pernah tayang di GridHealth berjudul Vaksin Booster Berbayar Rp 100 Ribu, Menkes Budi Sebut Kriteria Orang Dapat Suntikan Dosis Ketiga Gratis