Breaking News:

Bikin Pusing Menkes Budi, Ada 9 Varian Covid-19, Satu dari Indonesia, 3 Terus Dipantau Pemerintah

Bikin pusing Menkes Budi Gunadi Sadikin, ternyata sudah ada 9 varian Covid-19, satu dari Indonesia, 3 terus dipantau pemerintah.

Hackensack Meridian Health
Bikin pusing Menkes Budi Gunadi Sadikin, ternyata sudah ada 9 varian Covid-19, satu dari Indonesia, 3 terus dipantau pemerintah. 

TRIBUNSTYLE.COM - Bikin pusing Menkes Budi Gunadi Sadikin, ternyata sudah ada 9 varian Covid-19, satu dari Indonesia, 3 terus dipantau pemerintah Indonesia.

Pandemi Covid-19 masih melanda dunia.

Hingga saat ini, banyak muncul varian-varian baru virus corona, bahkan termasuk varian lokal Indonesia. 

Dari segi internasional, World Health Organization (WHO) membagi 2 kategori utama jenis varian COVID-19, VOC dan VOI.

Variant of concern (VOC), varian yang jadi perhatian, dan variant of interest (VOI) atau varian yang diamati. 

Melansir laman covid19.go.id dan Kontan, (14/9/2021), Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut bahwa varian yang perlu diwaspadai ialah VOC. 

Baca juga: AYO Vaksin! Dosis Ketiga Sinovac Efektif Lawan Covid-19 Varian Delta, Imun Tubuh Meningkat Drastis

Baca juga: Pasien yang Datang dari Luar Negeri di Surabaya Diduga Terpapar Varian Baru Covid-19, Ini Kata Ahli

Prof Wiku Adisasmito.
Prof Wiku Adisasmito. (Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)

VOC sendiri sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik yang lebih merugikan bagi yang terpapar.

Seperti lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektifitas kekebalan tubuh, menurunkan alat diagnostik atau menurunkan efektifitas obat dan terapi.

"Dalam menghadapi VOC, respon yang tepat ialah memperketat kebijakan mobilitas dengan skrining berlapis. Khususnya bagi pelaku perjalanan asal negara dimana varian tersebut ditemukan," tegas Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jumat (10/9/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. 

Mengenai VOC, ada 4 varian yang harus diperhatikan: 

- Varian A (alpha) atau B.1.1.7 bersifat lebih menular dan lebih berpeluang menyebabkan keparahan gejala. 

- Varian Beta (B.1.351) bersifat lebih menular dan meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit

- Varian gamma (P.1) bersifat lebih menular dan meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit

- Varian Delta (B.1.617.2) bersifat lebih menular bahkan bagi orang yang telah tervaksin serta meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di RS 

Coronavirus turunan dari SARS.
Coronavirus turunan dari SARS. (Medscape)

Disamping itu, WHO melaporkan ada 5 VOI yang sedang diamati, yaitu: 

Varian Eta (B.1.525)

Iota (B.1.526)

Kappa (B.1.517.1)

Lambda (C.37)

Mu (B.1621)

Varian-varian ini diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus dilihat dari perubahan genetiknya maupun perubahan transmisi di komunitas termasuk memunculkan klaster kasus di beberapa negara. 

Terkait VOI ini, respon menghadapinya ialah terus memantau perkembangan dari WHO.

Terdapat 2 kemungkinan yang dapat terjadi seiring studi lanjutan yaitu berubahnya status VOI menjadi VOC sepeti pada varian delta atau statusnya menjadi tidak aktif di suatu wilayah. 

"Untuk itu jangan terlalu panik dan tetap waspada dengan terus meningkatkan Kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan," lanjutnya. 

Varian asli Indonesia

WHO juga memantau varian-varian yang memiliki perubahan pada materi genetiknya namun pengaruhnya pada angka kasus di masyarakat belum jelas sehingga perlu penelitian lebih lanjut. 

Kategori tambahan ini disebut alert for further monitoring salah satunya dari Indonesia yaitu B1.4662. WHO menetapkan kategori tersebut pada April 2021. 

Meski demikian, Wiku menambahkan, pengaruh dari varian Covid-19 seperti VOC yang berdampak terhadap efektifitas vaksin perlu ditanggapi dengan cermat.

Yaitu meningkatkan kewaspadaan tanpa ketakutan berlebih dan terus melakukan pembelajaran dan perbaikan tiada henti. 

"Hal ini mendorong kita semakin mempercepat memenuhi kebutuhan vaksinasi bahkan melampaui standar minimal cakupan vaksinasi di komunitas karena efektivitas vaksin masih berada dk ambang minimal yaitu lebih dari 50% dan terus berupaya menekan penularan di segala lini," lanjut Wiku. 

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Indonesia.
Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Indonesia. (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Reaksi Menkes Budi Gunadi Sadikin

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut 3 varian baru Covid-19 yang tengah menular di dunia.

Ada varian Lambda, MU, dan varian C.1.2.

Budi menyebut ketiga varian itu bakal dipantau dan dicegah agar tidak masuk ke Indonesia.

"Ada 3 varian baru yang masuk di dalam pengamatan pemerintah, yaitu varian lamda atau C37, varian kedua adalah varian MU atau B.1621, dan yang paling baru varian C.1.2," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers, Senin (13/9/2021).

Budi menjelaskan, varian Lambda pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020 dan tengah menyebar di 42 negara dan varian MU pertama kali ditemukan pertama kali di Kolombia pada Januari 2021 dan tengah menyebar di 49 negara.

Kemudian, dia menyebut yang paling baru, yakni C.1.2 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021 dan tengah menyebar di 9 negara.

Tiga varian ini disebut sedang dalam penelitian oleh WHO dan pemerintah.

Termasuk penularannya, reaksin antibodi, dan efikasi vaksinasi.

Budi memastikan hingga kini ketiga varian baru Corona tersebut belum masuk di Indonesia.

Dia pun menegaskan pengetatan di laut, udara, dan darat harus diterapkan demi mencegah varian baru Corona ini masuk.

"Ketiga varian ini, belum ada di Indonesia," lanjut Menkes Budi. 

"Karena itu, pemerintah memutuskan untuk memperkuat seluruh pintu masuk negara dengan melengkapi dan memperketat proses karantina di sana bak pintu masuk udara, laut, dan darat,"

(*)

(Kontan) (Tribunstyle/Dhimas)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul: Muncul varian baru Covid-19 dari Indonesia yang tengah dipantau WHO, apa namanya?

Tags:
Covid-19Budi Gunadi Sadikinvirus coronaDhimas Yanuar
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved