Setelah Seminggu Isoman, Gibran Rakabuming, Wali Kota Solo, Akhirnya Negatif Covid-19
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, akhirnya dinyatakan negatif dari Covid-19. Masih dalam masa pemulihan.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
Reporter: Gigih Panggayuh
TRIBUNSTYLE.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, akhirnya dinyatakan negatif dari Covid-19.
Meski begitu, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu masih menjalani masa pemulihan.
Adapun Gibran telah dinyatakan negatif sejak Senin, 19 Juli 2021.
"Saya sudah negatif dari dua hari lalu kok. Tinggal masa pemulihan," kata Gibran dikutip dari Kompas.com, Rabu, 21 Juli 2021.
Sebagai informasi, Gibran dinyatakan positif sejak Senin, 12 Juli 2021, melalui tes swab PCR.
Awalnya, ia rutin melakukan pemeriksaan antigen karena sering mengunjungi lokasi rawan penularan Covid-19.
Baca juga: 5 Bacaan Doa Dimudahkan Segala Urusan, Diberi Kelancaran Rezeki di Masa Pandemi Virus Covid-19
Baca juga: Gibran Rakabuming Positif Covid-19, Hotman Paris Beri Tips Agar Tak Terpapar Meski Sering Bepergian

Lokasi-lokasi tersebut seperti rumah sakit, tempat isolasi, dan sentra vaksinasi.
Karena hasil pemeriksaan antigennya negatif, dia kemudian melakukan swab PCR dan hasilnya positif.
Gibran langsung memisahkan diri, dan melakukan isolasi mandiri.
"Saya dalam keadaan sehat. Anak-istri, ajudan, dan driver negatif," ujarnya dikutip dari TribunSolo.com.
Saat ditanya dia menjalani isoman dimana, Gibran enggan menjawab.
6 Obat yang Dilarang Dikonsumsi Pasien Covid-19 Isoman, Tak Direkomendasikan WHO
Bicara soal isoman atau isolasi mandiri, itu merupakan hal yang penting bagi mereka yang didiagnosis positif sebagai pasien Covid-19.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri.
Salah satunya perihal beberapa jenis obat-obatan yang tidak boleh atau harus dihindari jangan sampai mengonsumsinya selama menjalankan isolasi mandiri.
Berikut jenis obat yang harus dihindari pasien Covid-19 saat isolasi mandiri di rumah.

1. Obat antibiotik tanpa resep dokter
Para ahli dan juga WHO menegaskan agar masyarakat terutama psien Covid-19 tidak asal mengonsumsi obat-obatan yang hanya diketahui berdasarkan cerita-cerita yang menyebar luas di media sosial tanpa diketahui benar dan tidaknya, salah satunya antibiotik.
"Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan antibiotik. Covid-19 disebabkan oleh virus. Antibiotik tidak berdampak pada virus," jelas WHO.
Dokter akan meresepkan antibiotik hanya jika pasien Covid-19 memiliki gejala yang disebabkan infeksi bakteri, dan itu butuh analisis yang pasti oleh dokter.
2. Obat hidroksiklorokuin
Obat berikutnya yang harus dihindari pasien Covid-19 adalah hidroksiklorokuin.
Hidroksiklorokuin adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit malaria.
Meski pada awalnya obat yang satu ini diisukan dapat mengobati pasien Covid-19, tetapi dalam hasil pengujian atau risetnya menunjukkan bahwa obat itu tidak memiliki efek positif pada pasien yang dirawat di rumah sakit akibat infeksi Covid-19 dan bahkan dapat meningkatkan risiko kematian.
Sehingga, jangan coba-coba untuk mengonsumi obat malaria yang satu ini saat terinfeksi Covid-19.
3. Obat lopinavir
Obat berikutnya yang tidak boleh dikonsumsi pasien Covid-19 adalah Lopinavir.
Lopinavir adalah kombinasi obat antivirus yang digunakan sebagai obat pendukung untuk menangani infeksi HIV.
Sehingga, Lopinavir menjadi obat yang dipakai sebagai bagian dari terapi antiretroviral (ART) untuk orang dengan HIV.
Ilmuwan Inggris dari Universitas Oxford yang menjalankan uji coba RECOVERY pada bulan Juni mengatakan bahwa hasil awal menunjukkan tak ada manfaat dari obat lopinavir-ritonavir dalam menurunkan risiko kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Pada Oktober 2020, temuan lengkap yang terbit di jurnal medis The Lancet, dikatakan ada 23 % dari mereka yang diberi obat HIV meninggal dalam 28 hari setelah pengobatan dimulai.
Sementara pasien yang mendapat perawatan biasa, tercatat 22 % meninggal.
4. Obat ivermectin
Berdasarkan daftar obat-obat yang dikeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak ada obat Ivermectin di dalamnya.
Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan bahwa Ivermectin adalah obat keras yang tidak boleh dibeli secara perseorangan tanpa resep dokter, dan tidak bisa diperjualbelikan tanpa distribusi obat yang baik.
Penny juga menegaskan, penggunaa Ivermectin saat ini hanya untuk cacingan dan infeksi cacingan.
Sehingga, masyarakat tidak boleh menggunakan obat ini secara sembarangan untuk mengobati penyakit apalagi mencegah Covid-19.
Sebab, data-data uji klinis yang ada belum kompulsif untuk menunjang Ivermectin sebagai obat Covid-19.
WHO juga menyarankan agar pengobatan Covid-19 ivermectin hanya dilakukan dalam uji klinis saja.
5. Obat remdesivir
Obat berikutnya yang tidak direkomendasikan WHO untuk pengobatan pasien Covid-19 adalah remdesivir.
WHO saat ini belum merekomendasikan penggunaan remdesivir pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, apa pun tingkat keparahan penyakitnya, karena belum ditemukan bukti yang cukup kuat bahwa penggunaannya bermanfaat.
Kendati demikian, covifor remdesivir sudah mendapat persetujuan EUA dari BPOM Indonesia dalam pengobatan pasien Covid-19.
"Obat yang sudah pendapatkan EUA sebagai obat Covid-19 baru dua, Remdesivir dan Favipiravir," ujar Penny dalam pemberitaan.
"Tapi, tentu saja, berbagai obat yang juga digunakan sesuai dengan protap yang sudah disetujui tentunya dari organisasi profesi ini juga kami dampingi untuk percepatan apabila membutuhkan data pemasukan atau data untuk distribusinya," kata Penny.
Dengan begitu, pasien Covid-19 tidak boleh mengonsumsi obat yang ada zat aktif remdesivir jika tidak diresepkan atau atas izin dokter penanggung jawab maupun pihak fasyankes yang menangani pasien tersebut.
6. Obat steroid
Jenis obat berikutnya yang tidak boleh dikonsumsi atau harus dihindari pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah adalah steroid.
Salah satu jenis steroid yang sempat diklaim mampu meningkatkan potensi kesembuhan pasien Covid-19 adalah Deksametason.
Namun, Infectious Disease Society of America, obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dalam kasus Covid-19 yang ringan karena dapat membatasi kemampuan tubuh untuk melawan virus.
"Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan steroid: Penggunaan berlebih steroid dapat berdampak serius dan mengancam nyawa, termasuk infeksi mukormikosis (jamur hitam)," jelas WHO Indonesia.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh) (Anjar Saputra/GridHealth)
Artikel ini telah tayang di GridHealth berjudul Pasien Covid-19 Harus Hindari Konsumsi 6 Obat Ini Saat Isolasi Mandiri di Rumah
Baca artikel seputar Covid-19 lainnya di sini