Ngeluh Tes PCR Mahal, Bunga Zainal Soroti PPKM Diperpanjang: Banyak Orang Gak Kerja, Gak Ada Uang!
Bunga Zainal keluhkan mahalnya biaya tes PCR yang dinilai tak terjangkau bagi masyarakat. Ia juga menyinggung perihal PPKM Darurat yang diperpanjang.
Penulis: Tsania Fadhillah
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Reporter: Tsania Fadhillah
TRIBUNSTYLE.COM - Bunga Zainal keluhkan mahalnya biaya tes PCR yang dinilai tak terjangkau bagi masyarakat. Ia juga menyinggung perihal PPKM Darurat yang diperpanjang.
Artis Bunga Zainal kembali menjadi perbincangan hangat.
Pasalnya, istri Sukhdev Singh ini baru saja mencurahkan isi hatinya terkait pandemi Covid-19.
Bunga Zainal nampak mengeluhkan soal harga tes swab PCR yang dinilai mahal.
Hal itu terungkap dari unggahan Instagram Story Bunga Zainal pada Sabtu 17 Juli 2021.
Mulanya, seorang warganet nampak menanyakan menu masakan yang akan dibuat oleh Bunga Zainal saat ia berbelanja ke pasar.
Baca juga: Bergelimang Harta, Bunga Zainal Justru Diwanti-wanti Suami, Haram Pamer Kemewahan: Please Jangan
Baca juga: Buntut PPKM Darurat, Tantri Kotak Sedih dengan Para Pedagang: Terpaksa Tutup, Dagangan Masih Banyak

"Kak hari ini masak apa?," tanya warganet.
Ibu dua anak itu lantas menjawab pertanyaan tersebut.
Ia mengaku akan menjalani tes PCR sebelum pulang dan memasak untuk keluarganya.
"Sabar bund, lagi mikir,
Tapi agak siangan masaknya ya bun, soalnya abis dari pasar mau PCR drive thrue dulu hihi, kan aku masih sering tiap minggu ke pasar dan supermarket jadi harus rajin PCR," balas Bunga Zainal.
Beberapa saat kemudian, Bunga Zainal mengunggah hasil tes swab PCR miliknya dengan hasil negatif.
Ia juga mewanti-wanti para penggemarnya untuk menjaga kesehatan.
"Puji Tuhan,
Temen temen online ku & semua nya sehat selalu ya." ungkap Bunga Zainal.
Tak sampai di situ, istri Sukhdev Singh mendadak mencurahkan isi hatinya.
Ia mengeluhkan mahalnya harga PCR.

"Tiba tiba sedih aja cuma mikir, PCR kenapa mahal banget ya.
Emang pemerintah gak bs kasih gratis ya?" katanya.
Bunga menilai semestinya tes PCR diberlakukan secara gratis.
Baginya, PCR yang mahal tersebut cukup memberatkan bagi masyarakat.
"Aku aja yg ada uang berasa banget 2 minggu sekali pcr apalagi orang orang yg gak punya uang boro boro mau pcr buat mikir untuk makan aja mereka susah." jelasnya.
Bunga menyebut, tak semua orang mempunyai uang lebih untuk tes swab PCR.
Terlebih, saat ini pemerintah memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat yang membuat masyarakat kalangan menengah kelimpungan memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Karena penyebaran covid juga banyak dari otg, dan mereka merasa sehat jadi males pcr, coba kalo pcr itu gratis pasti semua orang akn tertib lakukan pcr!
Malah ppkm diperpanjang jadinya banyak orang yg gak kerja, gak ada uang, gak bisa makan. Mon maap ya maceh jadi curhat." pungkas Bunga Zainal.
Buntut PPKM Darurat, Tantri Kotak Sedih dengan Para Pedagang
Sementara itu, buntut adanya PPKM darurat juga meninggalkan kesedihan bagi rakyat kecil terutama para pedagang kaki lima.
Bagaimana tidak para pedagang dipaksa menghentikan aktivitas jual beli dan menutup lapaknya pukul 20.00 WIB.
Hal itu berkaitan dengan ketentuan dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.
Sejumlah tempat usaha dibatasi beroperasi hanya sampai pukul 20.00 WIB.
Dengan wajah lesu, beberapa pedagang tampak bergumam penertiban pembatasan PPKM itu kian memersulit perekonomian mereka.
Apalagi menurut pengakuan salah satu pedagang, usahanya memang baru saja buka pada sore hari tadi.
Sama seperti pedagang yang baru ditemui Tantri Syalindri Ichlasari alias Tantri Kotak baru-baru ini.
Baca juga: Berat Badan Sempat 74 Kg, Tantri Kotak Disebut Lebih Tua dari Usianya, Jalani Diet Jadi Pilihan
Baca juga: Tantri Kotak Terbahak Dijanjikan Sepatu Imbalan Jadi Backing Vocal Agnes Mo, Ternyata Janji Palsu
Baru-baru ini melalui Instagramnya, Tantri Kotak membagikan sebuah kisah yang begitu menyentuh soal para pedagang kaki lima.
Hal itu bermula ketika Tantri tengah kebingungan mencari bubur ayam di malam hari.

Namun, ketika sudah menemukan pedagang bubur ayam.
Tantri Kotak pun harus dibuat sedih lantaran sang pedagang mengaku ingin cepat-cepat tutup dan membereskan dagangannya karena takut dirazia oleh pihak berwajib.
“Semalam jam 20.45 saya cari bubur ayam favorit, mereka tergesa-gesa mau nutup dagangannya padahal buburnya masih BANYAK BANGET!
Ada kalimat yang bikin saya sesak, ‘maaf mba saya harus tutup takut diambil gerobaknya saya nggak bisa jualan besok’ duuhhhh!” tulis Tantri Kotak dikutip Tribun Style dari Instagram-nya, Jumat, 16 Juli 2021.
Vokalis cantik ini pun berharap jika keluh kesah pedagang seperti penjual bubur ini terdengar.
Salah satunya dengan cara aparat agar lebih baik lagi saat mendisiplinkan para pedagang.
“Semoga para aparat yang juga bekerja di lapangan untuk mendisiplinkan punya cara yang lebih elegan karena kita sama-sama berjuang.
Semangat para pencari rejeki,” sambungnya.
Tak hanya sampai di situ, Tantri Kotak pun juga bercerita soal masa lalunya.
Ia mengatakan sempat merasakan apa yang dirasakan oleh para pedagang seperti saat sekarang ini.
“Saya ngerasain banget susahnya jadi pedagang, pendapatan yang fluktuatif, buang makanan sisa kalau nggak laku, dan pernah buntung daripada untung.
Melihat kondisi saat ini yang berjuang untuk dapat upah harian tapi harus menutup dagangan mereka di jam malam, dimana banyak orang yang suka makan malam rasanya kurang pas,” ujar Tantri Kotak.

Wanita 31 tahun itu menilai jika larangan pedagang berjualan di jam malam terasa kurang pas.
Dia pun menyarankan jika para pembeli yang seharusnya diedukasi agar lebih disiplin tak membuat kerumunan saat membeli di pedagang kaki lima.
“Yang salah bukan dagangannya, mereka berjuang mencari nafkah untuk keluarga.
Hanya tinggal mengedukasi orang yang beli tanpa harus makan di tempat mungkin lebih tepat dibanding harus menutup dagangan karena terlihat ada kerumunan.
Take away, ojek online bisa membantu dagangan mereka bahkan tetap bisa membantu ekonomi para ojol," tandasnya.
Sontak, unggahan Tantri yang penuh kepiluan itu rupanya mendapat beragam respon positif oleh warganet.
Warganet pun rupanya juga yang sepakat dengan pendapat wanita kelahiran Tangerang tersebut.
Mereka berharap nasib para pedagang yang terkena imbas PPKM mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Naaaah. Menurutku, PPKM yang sedikit masalah itu pelaksanaan di lapangan.
Bukan programnya. "Usir" kerumunannya, bukan pedagangnya," ujar salah satu warganet.
"Itulah nasib pedagang kaki lima seperti kami.
Tapi nggak apa-apa, demi lancarnya program pemerintah, dan mungkin Allah akan kasi yang lebih saat pandemi ini berakhir, amin," sambung warganet lainnya.
"Harusnya pedagang makanan jangan tutup kan take away.
Derita pedagang, semoga cepat berlalu, kasihan yang jualan," timpal warganet lainnya.
(TribunStyle.com/Tsania/Joisetiawan)