Breaking News:

Idul Adha 2021

5 Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Beserta Keistimewaannya, Berbalas Surga, Catat Hari Pertamanya

Bulan Dzulhijjah 1442 H tinggal menghitung hari, berikut 5 amalan mulia di 10 hari pertama yang sayang dilewatkan muslim.

Instagram @alhikmahjkt
Perbanyak puasa di 9 hari awal Dzulhijjah jelang Idul Adha 

Reporter : Triroessita Intan Pertiwi

TRIBUNSTYLE.COM - Bulan Dzulhijjah 1442 H tinggal menghitung hari, berikut 5 amalan mulia di 10 hari pertama yang sayang dilewatkan muslim.

Bulan Dzulhijjah disebut juga sebagai bulan al-asyhur al-hurum atau bulan-bulan mulia.

Selain Dzulhijjah, ada pula bulan Dzulqa’dah, Muharram, dan Rajab yang masuk dalam bulan-bulan mulia.

Nah, pada waktu-waktu tersebut Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat atas setiap amal saleh.

Begitu sebaliknya, Allah SWT memberikan ancaman berlipat pula atas setiap dosa yang diperbuat manusia.

Pemerintah sendiri belum menetapkan kapan tanggal 1 Dzulhijjah 1442 H.

Rencananya, Kemenag akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal Dzulhijjah 1442 H pada Sabtu, 10 Juli 2021.

Amalan sunah 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah menjelang Idul Adha 2021
Amalan sunah 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah menjelang Idul Adha 2021 (Kolase TribunStyle.com/Freepik)

Baca juga: Puasa Arafah Menghapus Dosa Selama Dua Tahun, Berikut Niat, Tata Cara dan Sederet Kemuliaannya

Baca juga: Kapan Idul Adha 2021? Jangan Lewatkan Berkurban, Berikut 6 Keutamaannya Termasuk Pahala yang Besar

Perkiraan, bulan Dzulhijjah tahun ini akan dimulai pada tanggal 11 Juli 2021.

Lantas apa saja amalan yang dianjurkan untuk dilakukan selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah?

Berikut 5 amalan mulia yang dianjurkan dilakukan muslim di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah

1. Puasa

Disunahkan untuk memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.

Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita untuk beramal sholeh.

Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya[9], …” (HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

2. Takbir dan Dzikir

Yang termasuk amalan sholeh juga adalah bertakbir, bertahlil, bertasbih, bertahmid, beristighfar, dan memperbanyak do’a.

Disunnahkan untuk mengangkat (mengeraskan) suara ketika bertakbir di pasar, jalan-jalan, masjid dan tempat-tempat lainnya.

Imam Bukhari rahimahullah menyebutkan,

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا . وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِىٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ .

Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah."(Dikeluarkan oleh Bukhari tanpa sanad (mu’allaq), pada Bab “Keutamaan beramal di hari tasyriq”.)

Melansir laman Rumaysho disebutkan, perlu diketahui bahwa takbir itu ada dua macam, yaitu takbir muthlaq (tanpa dikaitkan dengan waktu tertentu) dan takbir muqoyyad (dikaitkan dengan waktu tertentu).

Takbir yang dimaksudkan dalam penjelasan di atas adalah sifatnya muthlaq, artinya tidak dikaitkan pada waktu dan tempat tertentu. Jadi boleh dilakukan di pasar, masjid, dan saat berjalan. Takbir tersebut dilakukan dengan mengeraskan suara khusus bagi laki-laki.

Sedangkan ada juga takbir yang sifatnya muqoyyad, artinya dikaitkan dengan waktu tertentu yaitu dilakukan setelah shalat wajib berjama’ah (Syaikh Hammad bin ‘Abdillah bin Muhammad Al Hammad, guru kami dalam Majelis di Masjid Kabir KSU, dalam Khutbah Jum’at (28/11/1431 H) mengatakan bahwa takbir muqoyyad setelah shalat diucapkan setelah membaca istighfar sebanyak tiga kali seusai shalat.

Namun kami belum menemukan dasar (dalil) dari hal ini. Dengan catatan, takbir ini bukan dilakukan secara jama’i (berjama’ah) sebagaimana kelakukan sebagian orang. Wallahu a’lam.)

Takbir muqoyyad bagi orang yang tidak berhaji dilakukan mulai dari shalat Shubuh pada hari ‘Arofah (9 Dzulhijjah) hingga waktu ‘Ashar pada hari tasyriq yang terakhir.

Adapun bagi orang yang berhaji dimulai dari shalat Zhuhur hari Nahr (10 Dzulhijjah) hingga hari tasyriq yang terakhir.

Cara bertakbir adalah dengan ucapan: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

3. Ibadah haji dan umroh

Ilustrasi Kabah di Masjidil Haram
Ilustrasi Kabah di Masjidil Haram, umat muslim menjalankan haji sebelum pandemi corona (Freepik)

Banyak hadits yang menerangkan tentang keutamaan amalh ibadah haji dan umroh di bulan Dzulhijjah.

Salah satunya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga”.

4. Berquban

Di hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk berkurban.

Ibadah ini dianjurkan sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang dicontohkan pada umatnya.

Pemotongan hewan kurban dapat dilakukan pada hari raya Idul Adha hingga hari Tasyirik, yakni tanggal 10 -13 Dzulhijjah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Aisyah R.A, Rasulullah telah bersabda tentang keutamaan orang-orang yang melaksanakan ibadah kurban: “Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan kurban.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan hakim)

5. Bertaubat

Termasuk yang ditekankan pula di awal Dzulhijjah adalah bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat serta meninggalkan tindak zhalim terhadap sesama. Silakan baca tentang taubat di sini.

Intinya, keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijjah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut bisa sholat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan amalan sholih lainnya.

(TribunStyle.com / Triroessita Intan)

Baca juga artikel terkait bulan Dzulhijjah di sini ..

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Triroessita Intan PertiwiDzulhijjahAllah SWTRasulullah SAWkurban
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved