Virus Corona
Sederet Fakta Varian Baru Virus Corona Varian Lambda, Sudah Ditemukan di Sejumlah Negara
Berikut adalah sederet fakta varian baru virus corona Lambda yang sudah menyebar di beberapa negara.
Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Dhimas Yanuar
Reporter: Anggie Irfansyah
TRIBUNSTYLE.COM - Berikut adalah sederet fakta varian baru virus corona Lambda yang sudah menyebar di beberapa negara.
Badan Kesehatan Dunia menyatakan telah menemukan varian baru virus corona di Peru.
Varian baru ini disebut dengan C.37 atau varian Lambda, dimana varian ini juga masuk sebagai variant of interest atau VOI.
Baca juga: WASPADA! Covid-19 Varian Delta Menggila, Amalkan Doa dan Dzikir Ini Agar Terhindar dari Virus Corona
Baca juga: Daftar Suplemen dan Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh, Ampuh Melawan Virus Covid-19 Varian Delta

Varian Lambda ini menambah daftar varian Covid-19 yang ada di dunia saat ini.
Berikut adalah fakta terkait varian baru virus corona Lambda yang sudah ditemukan di sejumlah negara:
Pertama ditemukan di Peru
WHO menyebutkan, varian Lambda ini pertama terdeteksi di Peru pada Agustus 2020.
Dalam laportan WHO menyebutkan, hingga bulan April 2021, 80% kasus infeksi virus corona yang terjadi di negara itu adalah varian Lambda.
Menyebar ke sejumlah negara

Sejak pertama kali ditemukan, setidaknya sudah ada 29 negara yang melaporkan kasus infeksi virus corona varian Lambda.
Sebagian besar negara tersebut berada di kawasan Amerika Selatan atau Amerika Latin, termasuk Argentina dan Chili.
Di Chili, sebanyak 32% kasus berasal dari varian Lambda, dimana jumlahnya sama dengan varian Gamma (33%), namun mengalahkan varian Alpha yang hanya 4% dalam periode yang sama.
Sedangkan di Argentina, peningkatan kasus Lambda terjadi sejak minggu ketiga Februari 2021.
Dalam periode 2 April hingga 19 Mei, Lambda menyumbang 37 kasus yang ada di negara tersebut.
Masuk dalam klasifikasi VOI
Tidak seperti varian Delta, Gamma, dan Alpha, varian Lambda sendiri diklasifikasikan sebgai VOI atau Variant of Interest.
Hal ini disebabkan karena varian Lambda tidak ada indikasi lebih agresif dibandingkan varian lainnya.
"Sejauh ini kami tidak melihat indikasi bahwa varian lambda lebih agresif," kata ahli virologi WHO, Jairo Mendez-Rico, dilansir dari DW.
"Ada kemungkinan bahwa itu menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi, tetapi kami belum memiliki cukup data yang dapat diandalkan untuk membandingkannya dengan varian Gamma atau Delta."
Masih perlu dilakukan pemantauan terhadap perkebangan varian ini, apakah terbukti lebih menular, berbahaya, dan sulit diatasi atau tidak.
Membawa sejumlah mutasi

WHO menyebutkan bahwa varian Lambda membawa sejumlah mutasi yang diduga memiliki implikasi fenotipik, seperti peningkatan penularan atau resistensi terhadap antibodi.
"Ini ditandai dengan mutasi pada protein lonjakan, termasuk G75V, T761, del247/253, L452Q, F490S, D614G dan T859N," ungkap WHO.
WHO juga mengungkapkan, bahwa telah ditemukan bukti terbatas tekait dampak penuhd engan perubahan genom.
Meski demikian, hal ini masih perlu studi lebih lanjut.
Penelitian juga dibutuhakn untuk memahami dampak pada tindakan pencegahan dan mengendalikan penyebaran.
(TribunStyle.com/Anggie)
Sebagian artikel ini telah tayang di kompas.tv dengan judul "Waspada! Varian Lambda Sudah Menyebar ke 29 Negara, WHO Masih Memantau Perkembangannya"
Baca juga: Singapura Bersiap Tangani Covid-19 Seperti Flu Biasa, Ketua Satgas IDI: Indonesia Jangan Latah
Baca juga: Singapura Siap-Siap Berdamai dengan Covid-19 Bakal Ditangani Seperti Flu Biasa, Apa Rahasianya?