Viral Hari Ini
Pahlawan Keluarga, Ini 3 Kisah Haru Kakak Jadi Tulang Punggung Adik-Adiknya, Menggantikan Orang Tua
Inilah 3 kisah pengorbanan kakak jadi tulang punggung bagi adik-adiknya, gantikan orang tua jadi pahlawan keluarga. Bikin terharu.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
Reporter: Gigih Panggayuh
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah 3 kisah haru pengorbanan kakak jadi tulang punggung bagi adik-adiknya, gantikan orang tua jadi pahlawan keluarga.
Ada sebuah lagu yang menyebut bahwa harta yang paling indah adalah keluarga.
Sayangnya, tidak semua orang memiliki anggota keluarga yang lengkap.
Bahkan, ada anak-anak yang harus hidup tanpa sosok orang tua, lantaran ditinggal pergi atau meninggal dunia.
Tentu bukan perkara mudah hidup tanpa perhatian dan kasih sayang orang tua, ditambah lagi harus mencukupi kebutuhan hidup.
Pada kondisi seperti itu, sosok kakak langsung mengambil alih peran orang tua dalam menghidupi adik-adiknya.
Baca juga: KISAH Sumiatun 6 Tahun Hidup Tanpa Tetangga, Rumah di Pelosok, Akui Nyaman: Jauh dari Ghibah
Baca juga: Hidup Bertiga, Bocah Yatim Piatu Kerap Makan Nasi & Sambal Saja, Si Sulung Jual Tisu Hidupi Adiknya
Sejumlah kisah tentang pengorbanan kakak dalam menjadi pahlawan keluarga pun tertulis.
Dirangkum dari berbagai sumber, inilah kisah-kisah haru kakak hidupi adik, jadi tulang punggung dan pahlawan keluarga.
1. Bocah Usia 12 Tahun Merawat 3 Adik, Ada yang Masih Balita

Pada 2017 lalu, ada satu kisah mengharukan tentang perjuangan seorang kakak menjaga adik-adiknya.
Namanya Ahmad Revan Febriana, bocah asal Sumedang, Jawa Barat.
Ia harus menjadi tulang punggung ketiga adiknya lantaran ditinggal kedua orang tuanya.
Dikutip dari TribunJabar dalam artikel berjudul Mengharukan, Revan Bocah Usia 12 Tahun Rawat 3 Adiknya yang Balita di Kontrakan, anak-anak itu tinggal di kontrakan seukuran 4x6 meter.
Ayah mereka meninggal pada Desember 2016 karena stroke.
Sementara itu, diakui Revan, ibunya, Yuyun Bayu Ningrum, pamit ke Jawa untuk bekerja dan meninggalkan sejumlah uang.
Selama ditinggal ibunya, praktis Revan mengurus adik-adiknya, yang bungsu bahkan masih balita.
Kabar Revan yang mengasuh adik-adiknya sempat viral di media sosial.
Simpati warga berdatangan, banyak bantuan datang ke anak-anak yatim ini.
2. Bocah 9 Tahun Jadi Tulang Punggung untuk 2 Adiknya, Tinggal di kebun Tanpa Listrik

Cerita kakak menghidupi adik berikutnya datang dari Kabupaten Ngada, NTT.
Pada 2020, Kris, yang masih bocah berusia 9 tahun, terpaksa jadi tulang punggung untuk dua adiknya, Yoan (7) dan Erto (4).
Ayah mereka tak ada kabar setelah pergi merantau pada 2017 silam.
Sementara sang ibu mengalami gangguan jiwa semenjak sang ayah meninggalkan mereka.
Sang ibu juga pergi meninggalkan rumah sambil membawa si bungsu.
Dikutip dari Kompas.com dalam artikel berjudul Cerita Bocah 9 Tahun Jadi Tulang Punggung untuk 2 Adiknya, Kerja Petik Kopi dan Tinggal di Kebun Tanpa Listrik, Kris sebenarnya adalah anak kedua dari lima bersaudara.
Mereka sempat tinggal bersama dengan neneknya di Kecamatam Golewa.
Namun, setelah sang ibu ganguan jiwa, mereka memilih tinggal di kebun milik ayahnya.
Sementara kakak pertama yang berusia 12 tahun mencari nafkah di Kota Bajawa.
Kris otomatis menjadi kakak paling tua di rumah, dan harus menghidupi adik-adiknya.
Untuk mendapatkan uang, Kris bekerja memetik kopi di kebun warga.
Upah dari memetik kopi itu lah yang ia gunakan untuk membeli beras.
Mereka bertiga tinggal di pondok kecil di sebuah kebun tanpa ada orang dewasa dan tak ada listrik.
Saat malam hari mereka mengandalkan lampu pelita untuk penerangan.
Terhitung pada 2020, mereka sudah tinggal di tempat itu sejak tiga tahun terakhir.
3. Gadis Yatim Piatu Rela jadi Penggembala demi Hidupi 4 Adiknya

Kisah yang hampir sama terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Pada masa pandemi, seorang gadis bernama Saskia (17) harus bekerja menjadi penggembala sapi dan kambing milik warga.
Selain menggembala, Saskia juga bekerja memungut kelapa yang jatuh di kebun milik warga untuk dijual ke pengepul.
Hal itu ia lakukan demi bisa menafkahi keempat adiknya.
Melansir Kompas.com dalam artikel Demi Hidupi 4 Adiknya, Gadis Yatim Piatu Jadi Penggembala Sapi dan Pungut Kelapa, Saskia dan 4 adiknya tinggal di Kecamatan Campalagian.
Ayah dan ibu mereka meninggal dunia sejak tahun 2018.
Sejak kedua orang tuanya meninggal, kelima anak itu seperti ayam kehilangan induknya.
Saskia, sebagai kakak tertua pun terpaksa harus berjuang menjadi pahlawan bagi keluarga kecilnya sendiri.
Mereka tinggal di rumah peninggalan almarhum orang tuanya.
Saskia sempat putus sekolah, lantaran ia sibuk merawat adik-adiknya yang masi kecil.
Beruntung masih ada tantenya yang ikut prihatin membantu mengurus adik-adiknya, hingga Saskia dapat melanjutkan sekolah kembali setelah sempat menganggur satu tahun.
Gadis belia itu punya cita-cita menjadi seorang guru agar kelak bisa menyekolahkan semua adik-adiknya.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)