Breaking News:

SEBELUM Meninggal, Gadis Kecil Ini Sempat Buat Gambar Menyeramkan Tentang Penyebab Kematiannya

Malang benar nasib gadis cilik bernama Chen Ruilin, 5 tahun. Keceriaan bocah asal Hong Kong harus berakhir pilu

The Sun
Chen Ruilin buat gambar menyeramkan sebelum meninggal 

Reporter: Galuh Palupi

TRIBUNSTYLE.COM - Malang benar nasib gadis cilik bernama Chen Ruilin, 5 tahun.

Keceriaan bocah asal Hong Kong harus berakhir pilu setelah ia ditemukan meninggal dalam kondisi yang tragis.

Dikutip dari artikel The Sun yang tayang pada Kamis 15 April 2021, Ruilin meninggal dunia akibat siksaan dari orangtuanya sendiri.

Sidang pengadilan terhadap kedua orangtuanya, yakni sang ayah Chen Haiping (29) dan ibu tiri Huang Xiaotong (30) digelar selama sebulan.

Chen Ruilin buat gambar menyeramkan sebelum meninggal
Chen Ruilin buat gambar menyeramkan sebelum meninggal (The Sun)

Di akhir persidangan, keduanya dinyatakan bersalah atas pembunuhan terhadap Ruilin.

Mereka terbukti telah melakukan penyiksaan kejam kepada gadis tak berdosa tersebut.

Parahnya siksaan yang dialami Ruilin terlihat dari kondisi tubuh mungilnya.

Baca juga: VIRAL Naik Bajaj Serasa Menaiki Mobil Mewah, Baru Terkuak Sang Supir Ternyata Sering Bawa Mercy

Dokter di Hong Kong yang melakukan pemeriksaan terhadap Ruilin menemukan 130 luka baru di sekujur tubuh anak malang itu.

Kondisi ini juga menimbulkan pertanyaan, bagaimana bisa pelecehan yang dialami Ruilin tak terlihat oleh pihak berwenang sebelumnya?

Sempat Membuat Gambar

Kode-kode dari Ruilin bahwa ia disiksa di rumah sebenarnya telah disampaikannya dalam sebuah gambar.

Sebelum meninggal, Ruilin sempat membuat gambar khas anak kecil yang ternyata menggambarkan betapa sulit kehidupannya.

Gambar ini juga ditampilkan di dalam persidangan.

Gambar yang dibuat Chen Ruilin
Gambar yang dibuat Chen Ruilin (The Sun)

Gambar itu menunjukkan seorang dewasa berdiri di sebuah rumah dengan noda merah di langit-langit serta "darah" mengalir di dinding dan menggenang di lantai.

Kasus Ruilin sendiri sempat menjadi topik utama di Hong Kong.

Awal mula terbongkarnya kasus ini adalah ketika Ruilin dibawa ke rumah sakit dalam kondisi penuh luka.

Luka-luka itu kebanyakan disebabkan oleh tongkat atau gunting.

Baca juga: VIRAL Umroh Virtual, Hanya Bayar Rp 175 Ribu, Ternyata Begini Pelaksanaan & Fasilitas yang Didapat

Ruilin meninggal tak lama setelah tiba.

Otopsi menunjukkan ia meninggal karena infeksi bakteri yang tidak dapat ditangani sistem kekebalan tubuhnya karena kekerasan fisik selama bertahun-tahun.

Pengadilan juga memaparkan bagaimana kedua terdakwa terus menerus memukuli dan membuat gadis kecil kelaparan itu menjelang kematiannya pada Januari 2018.

Pukul Anak Hingga Tewas karena Sulit Belajar, Ortu Ini Ternyata Sempat Pura-pura Buat Video Ultah

Segala cara dilakukan oleh pasangan suami istri ini demi melarikan diri usai menghilangkan nyawa anak kandung mereka.

Tak hanya mengubur jasad anak kandungnya dengan masih berpakaian lengkap, orangtua ini ternyata sempat membuat drama kesedihan.

Agar tak dicurigai sebagai pembunuh, pasangan suami istri berinisial IS dan LH ini sempat membuat video setelah membunuh putrinya.

Dalam video ulang tahun putrinya itu, IS dan LH berakting seding seolah putrinya sedang hilang dan belum ditemukan.

Dalam video ucapan ulang tahun untuk korban, orangtua jahat ini menulis harapan agar korban segera ditemukan dan kembali ke rumah pada 29 Agustus 2020.

Asyik Minum-minum di Bar Bersama Geng Ibu-ibu, Tak Sadar 2 Bocah Terkunci di Mobil Tewas Kepanasan

Ilustrasi
Ilustrasi (india.com)

Video tersebut kemudian dibagikan di media sosial.

Bahkan IS dan LH sempat melaporkan ke polisi jika anaknya hilang.

Kasat Reskrim Polres Lebak, AKP David Adhi Kusuma mengatakan, korban membuat laporan kehilangan di Polsek Setiabudi, Jakarta.

"Setelah melakukan penguburan jenazah, mereka sempat pulang dan pindah kontrakan, dan buat laporan polisi anaknya hilang dua hari kemudian," kata Kasat Reskrim Polres Lebak, AKP David Adhi Kusuma.

Demi meyakinkan polisi, pelaku yang berinisial IS dan LH juga membawa saudara kembar korban.

Anaknya tersebut diperintah untuk membuat keterangan palsu di hadapan polisi.

"Saudara kembarnya ini bilang saat dimintai keterangan polisi jika korban hilang saat sedang bermain," kata David.

tribunnews
Kepolisian dan warga Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten melakukan pengangkatan jenazah yang diduga korban pembunuhan, Sabtu (12/9/2020).(Istimewa) (ISTIMEWA VIA KOMPAS)

Hingga saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua pelaku untuk mendalami kasus tersebut.

Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan dengan jeratan Pasal 80 Ayat 3, UU No 35 Tahun 2104 Perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 Tentang Lerlindungan Anak dan atau Pasal 338 KUHP.

Peristiwa itu diketahui terjadi pada 26 Agustus 2020 lalu di rumah kontrakan mereka, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

LH mengaku saat itu ia sedang mengajarkan anaknya belajar.

Namun, sang anak membuatnya kesal karena susah diajari saat belajar online.

"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata," kata David kepada Kompas.com di Polres Lebak, Rangkasbitung, Senin (14/9/2020).

 Tewas Kecelakaan, Calon Pengantin Pria Buat Merinding di Unggahan Terakhir: Kubur Memangil-manggil

Menurut David, LH melakukan serangkaian tindak kekerasan, seperti mencubit, memukul tangan kosong hingga menggunakan sapu.

Ketika korban sudah tersungkur lemas, LH tidak berhenti melakukan kekerasan, bahkan memukul kepala bagian belakang tiga kali.

Mengetahui kejadian tersebut, sang suami IS sempat marah kepada LH dan berinisiatif membawa korban keluar dari rumah.

Alasannya ialah agar korban mendapatkan udara segar dan kembali sehat.

Karena kondisi sudah lemah, akhirnya korban meninggal di perjalanan.

Ilustrasi makam
Ilustrasi makam (Shuterstock)

"Dibawa keluar cari udara segar, anak ini kan sesak napas, harapannya bisa baikan, tapi saat dalam perjalanan meninggal dunia," kata David.

IS dan LH kemudian membawa jasad anak mereka TPU Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Lebak, Banten.

Alasannya agar mereka tidak meninggalkan jejak pembunuhan.

Ironisnya, jasad anak itu dibawa menggunakan sepeda motor.

Korban dikubur dengan pakaian lengkap di TPU Gunung Kendeng Lebak.

Keberadaan jenazah korban tersebut baru diketahui 12 September 2020 oleh warga setempat.

Kasus itu berawal dari kecurigaan warga di sekitar TPU Gunung Kendeng, Lebak.

Warga curiga lantaran tidak ada orang yang meninggal beberapa pekan terakhir di daerah mereka.

Setelah makam dibongkar oleh warga setempat, mereka terkejut mendapati sesosok mayat bocah perempuan dalam kondisi masih berpakaian lengkap.

7 FAKTA Sosok Isabella Guzman, Gadis yang Tega Tusuk Wajah Ibunya 79 Kali Hingga Tewas Mengenaskan

"Awalnya berdasarkan laporan masyarakat setempat, akhirnya kita bongkar sama-sama.

Baru digali setengah, kelihatan kakinya," kata Kapolsek Cijaku AKP Zaenudin, usai penemuan mayat.

Kasat Reskrim Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma mengemukakan, penangkapan itu didasarkan pada cangkul yang dipinjam oleh IS di hari penguburan di TPU Gunung Kendeng, Lebak.

IS sempat meminjam cangkul dari warga dan beralasan hendak menguburkan kucing.

"Kita dapat informasi dari warga karena ada yang meminjam cangkul, dari sana kami lakukan lidik," tutur David.

Menggunakan cangkul itu, pelaku mengubur anaknya dengan pakaian lengkap di lubang sedalam setengah meter.

Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan dengan jeratan Pasal 80 Ayat 3, UU No 35 Tahun 2104 Perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 Tentang Lerlindungan Anak dan atau Pasal 338 KUHP. (TribunStyle.com/Galuh Palupi/Tribun Jakarta)

#HongKong

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Galuh PalupiRuilinHong Kong
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved