LUPA Baca Niat Puasa Nisfu Syaban Hari Ini? Ternyata Diucap Pagi Atau Siang Tetap Sah, Ini Bacaannya
Puasa Nisfu Syaban dilakukan hari ini, Senin (29/3/2021). Jika Anda lupa baca niat, segera ucapkan sekarang tetap sah. Ini bacaannya.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Bagaimana jika lupa baca niat puasa Nisyu Syaban? ini aturannya.
Seperti diketahui, puasa Nisfu Syaban dilaksanakan pada hari ini, Senin (29/3/2021).
Namun bagaimana jadinya jika ternyata kita lupa baca niat puasa Nisfu Syaban?
Apakah puasa Nisfu Syaban yang dijalani tetap sah?
Mengutip dari Surya.co.id, Hari Ini Puasa Nisfu Sya'ban, Boleh Baca Niat Puasa Pagi atau Siang Hari, baca niat puasa Nisfu Syaban rupanya tidak hanya dilakukan waktu pagi hari.
Bagi umat Muslim yang ingin melaksanakan puasa Nisfu Syaban, boleh baca niatpPuasa Nisfu Syaban pagi atau siang hari.
Baca juga: Apa Kemuliaan Malam Nisfu Syaban? Ust Adi Hidayat Sebut Sederet Hadist Palsu, Adakah Sholat Khusus?
Baca juga: POPULER Amalan Pelebur Dosa Jelang Ramadhan 2021, Bacaan Doa dan Dzikir Malam Nisfu Syaban

Diketahui Puasa Nisfu Syaban adalah puasa sunnah untuk mendapatkan keutamaan hari pengampunan yang diperingati 15 Syaban.
Anjuran Puasa Nisfu Syaban melihat hadist berikut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه فِي السُّنَنِ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي شُعَبِ الْإِيْمَانِ)
“Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya” (HR Ibnu Majah pada as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).
Namun menurut Ustadz Abdul Somad hadist tersebut adalah hadist dhaif atau lemah.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan dalam video ceramahnya, hadis tentang puasa di siang hari saat Nisfu Syaban adalah daif atau lemah, tetapi boleh saja kita lakukan jika ingin berpuasa.
"Kalau mau, silakan saja, apalagi jika untuk kebaikan bersama, tetapi hadisnya lemah.
Hadis puasa di bulan Syaban yang kuat adalah berpuasa di bulan-bulan haram atau mulia, yaitu Zulhijjah, Zulkaidah, Rajab dan Syaban, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya di malam Nisfu (Nisfu Syaban).
Jadi, ini hadisnya umum bulannya, tak khusus dijelaskan harus di saat Nisfu Syaban, tetapi di bulan-bulan haram," jelas UAS.
Anjuran puasa di Bulan Syaban juga diperkuat hadist shahih berikut:
"Dari Aisyah r.a ia berkata, aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melaksanakan puasa sebulan penuh kecuali Bulan Ramadhan (puasa wajib), dan aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunnah kecuali pada Bulan Sya'ban" (HR. Bukhari Muslim).
Boleh baca niat pagi dan siang hari
Diketahui wajib hukumnya membaca niat puasa, sebelum melaksanakan puasa.
Saat melaksanakan puasa Ramadhan, puasa Qadha, wajib hukumnya membaca niat puasa sebelum waktu fajar.
Namun untuk puasa sunnah, diperbolehkan membaca niatnya di pagi hari atau siang hari, dengan catatan dan syarat tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sampai waktu tersebut.
Seperti makan, minum, bersetubuh atau berhubungan suami istri, atau muntah dengan sengaja, merokok, haid/nifas, memasukkan benda ke dalam tubuh secara sengaja, mengeluarkan air mani secara sengaja dan murtad atau keluar dari Islam, merokok.
“Dari Aisyah, ummul mukminin RA, ia bercerita, ‘Suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuiku.
Ia berkata, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu (yang dapat kumakan)?’ Kami jawab, ‘Tidak.’ ‘Kalau begitu aku puasa saja,’ kata Nabi.
Tetapi pada hari lain, Rasul pernah menemui kami.
Baca juga: 5 Bacaan Penting di Bulan Ramadhan yang Perlu Muslim Hafal, Rugi Besar Jika Terlewat Mengamalkannya
Kami katakan kepadanya, ‘Ya rasul, kami memiliki hais, makanan terbuat dari kurma dan tepung, yang dihadiahkan oleh orang.’
‘Perlihatkan kepadaku meski aku sejak pagi berpuasa,’ kata Nabi. Ia lalu memakannya,’” (HR Muslim).
Dijelaskan dalam hadist, awalnya Nabi Muhammad SAW tidak berniat puasa, namun karena dihadapkan pada kondisi keterbatasan, maka Nabi Muhammad memilih berpuasa.
Niat Puasa Syaban
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnati Sya'bana lillâhi ta'âlâ
Aku berniat puasa sunah Syaban esok hari karena Allah ta'ala.
Bagaimana jika masih memiliki utang puasa Ramadhan?
Maka wajib hukumnya mengganti Utang Puasa Ramadhan dengan Puasa Qadha Ramadhan.
Membaca niat Puasa Qadha Ramadhan harus dilakukan sebelum fajar, karena merupakan Puasa Wajib.
Boleh menggabungkan Puasa Qadha Ramadhan dengan Puasa Sunnah.

Seperti yang dijelaskan Buya Yahya dalam ceramahnya berjudul "Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Utang Puasa Wajib" di Youtube pada 7 September 2019.
Buya Yahya menyampaikan boleh melaksanakan puasa qadha di hari puasa sunnah.
Namun niat puasa qadha tetap dilafalkan, tanpa perlu menyebutkan niat puasa sunnah.
Dengan begitu umat Islam mendapat dua pahala sekaligus.
Pertama, karena mengganti puasa yang ditinggalkan, kedua mendapatkan pahala puasa sunnah.
Namun sekali lagi, bacaan niat Puasa Qadha tersebut harus dilakukan pada waktu sebelum fajar.
Niat Puasa Qadha
Puasa Qadha Ramadhan adalah puasa wajib untuk mengganti Puasa Ramadhan yang ditinggalkan.
Misalnya karena haid, sakit atau karena perjalanan panjang, dan halangan lainnya.
Adapun niat puasa Qadha bulan Ramadan adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa
Artinya :
"Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".