Breaking News:

Virus Corona

Masih Banyak yang Tak Percaya Vaksin, Kelompok Anti-vaksin Paksa Tutup Fasilitas Vaksiniasi Covid-19

Masih banyak yang tak percaya dengan vaksin, kelompok anti-vaksin ini paksa tutup fasilitas vaksiniasi Covid-19.

SHUTTERSTOCK/rafapress
Vaksin AstraZeneca. 

Ryan menegaskan penting untuk belajar dari hal-hal yang berhasil dan tidak berhasil di setiap negara untuk memerangi virus itu dari berbagai aspek - sains, komunikasi publik, pemerintahan, dan menemukan kombinasi terbaik dari semua pembelajaran tersebut.

Ryan menyampaikan pada akhir tahun lalu, selama masa liburan terjadi penurunan yang tidak akurat dalam pelaporan terkait infeksi, sehingga memberi kesan dapat tenang dalam pandemi.

Ia menyatakan dalam seminggu terakhir itu, kasus meningkat lagi, dengan tambahan 5 juta infeksi Covid-19 di seluruh dunia dan 85.000 kematian.

Ryan menyatakan kecuali Asia Tenggara, semua wilayah di dunia menunjukkan lonjakan infeksi selama seminggu terakhir.

Amerika Serikat memimpin lonjakan kasus Covid-19 dengan menyumbang setengah dari jumlah kasus secara global dan 45 persen dari seluruh kematian akibat virus corona.

Eropa masih menyumbang sepertiga infeksi baru, tapi menunjukkan penurunan sebesar 10 persen dari minggu sebelumnya.

Pakar teknis WHO Maria van Kerkhove juga mengharapkan lonjakan infeksi setelah periode liburan itu memperburuk situasi di beberapa negara sebelum menjadi lebih baik.

Maria menyatakan, sejumlah negara telah berupaya mengendalikan virus dan masyarakat dapat kembali beraktivitas.

Ia mendesak negara-negara itu sebisa mungkin melakukan segala upaya untuk mempertahankan situasi tersebut.

WHO: Kekebalan Kelompok terhadap Covid-19 Belum Akan Tercapai pada 2021

Kepala ilmuwan Badan Kesehatan Dunia ( WHO) Soumya Swaminathan mengatakan pada Senin (11/1/2021) bahwa herd immunity atau  kekebalan kelompok terhadap virus corona belum akan tercapai pada 2021, meski ketersediaan vaksin meningkat.

Melansir DW pada Senin (11/1/2021) bahwa ada faktor yang melonggarkan kekebalan kelompok tercipta, di antaranya adalah terbatasnya akses vaksin Covid-19 untuk negara berkembang, skeptisme tentang vaksinasi, dan potensi adanya mutasi virus, menurut pakar kesehatan.

Semakin banyak negara di dunia yang berada pada tahap pertama vaksinasi masal, seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, Jerman, serta negara Uni Eropa lainnya.

Kekebalan kelompok terjadi ketika cukup banyak orang dalam suatu populasi yang memiliki kekebalan terhadap infeksi, sehingga penyakit tidak menyebar.

Membuat kemajuan, tetapi vaksin "membutuhkan waktu"

"Kita tidak akan mencapai tingkat kekebalan populasi atau kekebalan kelompok pada 2021," kata Swaminathan dalam sebuah pengarahan.

Ia juga menekankan bahwa aturan seperti social distancing, mencuci tangan, dan menggunakan masker terus diperlukan dalam menahan penyebaran virus corona pada tahun ini.

Swaminathan memuji "kemajuan luar biasa" yang dibuat oleh para peneliti untuk mengembangkan beberapa vaksin yang aman dan efektif dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa negara saat ini mengelola vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech-Pfizer, Universitas Oxford/AstraZeneca, dan Moderna.

Ilmuwan WHO menyerukan untuk orang-orang "sedikit bersabar", dan mengatakan bahwa ketersediaan vaksin Covid-19 "membutuhkan waktu" karena skala produksi dosis mencapai miliaran.

"Vaksin akan datang," katanya.

"Mereka akan pergi ke semua negara...tapi sementara itu kita tidak boleh lupa bahwa ada langkah-langkah yang perlu dilakukan," tambahnya, mengacu pada menjaga kebersihan dan jarak sosial.

Di Amerika Serikat, yang saat ini memiliki jumlah kasus harian tertinggi di dunia, para pejabat mengatakan pada Senin (11/1/2021) bahwa lebih dari 25,4 juta dosis vaksin sejauh ini telah didistribusikan dengan hampir 9 juta dosis telah diberikan kepada publik.

Di Jerman, lebih dari 600.000 orang sejauh ini telah divaksinasi Covid-19, menurut Robert Koch, Institusi kesehatan masyarakat.

Harus skala global

"Kami tidak akan kembali normal dengan cepat," kata Dale Fisher, ketua Jaringan Siaga dan Tanggap Wabah WHO, dalam konferensi yang diselenggarakan oleh kantor berita Reuters.

"Kami tahu kita perlu mendapatkan kekebalan kelompok dan kita membutuhkannya di sebagian besar negara, jadi kami tidak akan melihat itu (kekebalan kelompok) pada 2021," kata Fisher.

"Mungkin ada beberapa negara yang mungkin mencapainya, tapi itu pun tidak akan menciptakan kondisi 'normal', terutama dalam hal pengawasan perbatasan," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Waspada! WHO bilang varian baru Covid-19 menyebar cepat di puluhan negara dan Kompas.com dengan judul WHO: Pandemi Virus Corona Tahun Kedua Akan Lebih Buruk  ,WHO: Kekebalan Kelompok terhadap Covid-19 Belum Akan Tercapai pada 2021, "Kelompok Anti-vaksin Blokir Fasilitas Vaksinasi Covid-19, Serukan Warga Tak Boleh Disuntik" , dan "Cerita Penolakan Vaksin dari Era Hindia Belanda hingga Kini"

 
Sumber: TribunStyle.com
Tags:
virus coronaCovid-19vaksin Covid-19Amerika SerikatDhimas Yanuar
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved