Breaking News:

Virus Corona

Masih Banyak yang Tak Percaya Vaksin, Kelompok Anti-vaksin Paksa Tutup Fasilitas Vaksiniasi Covid-19

Masih banyak yang tak percaya dengan vaksin, kelompok anti-vaksin ini paksa tutup fasilitas vaksiniasi Covid-19.

SHUTTERSTOCK/rafapress
Vaksin AstraZeneca. 

Semua virus bermutasi ketika mereka mereplikasi untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka, dan para ilmuwan telah melacak beberapa mutasi Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Baca juga: BEREDAR Foto Disebut Pasien Pertama Corona dari China, Jika Ditemukan Misteri Covid Mungkin Terkuak

Baca juga: Ahli Epidemiologi Ingatkan Vaksin Virus Corona Bukan Solusi Ajaib Atasi Pandemi Covid-19

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Shutterstock)

Sebagian besar mutasi tidak terlalu penting, tetapi WHO telah mendesak negara-negara untuk secara aktif bekerja untuk menemukan mutasi yang mungkin secara signifikan mengubah virulensi atau penularan virus.

Kemudian, ada pula kasus varian 501.V2 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada bulan Oktober.

WHO mengatakan pada Rabu bahwa varian itu kini telah menyebar ke 31 negara, delapan lebih banyak dari seminggu yang lalu.

Masih mengutip The Straits Times, seperti varian Inggris, varian Afrika juga memiliki mutasi pada protein lonjakannya - bagian dari virus yang menempel pada sel manusia dan membantunya menyebar - membuatnya berpotensi lebih menular daripada jenis lain.

"Tetapi penelitian juga menunjukkan bahwa varian ini kurang rentan terhadap netralisasi antibodi," kata WHO.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa varian tersebut menimbulkan risiko infeksi ulang yang tinggi, dan juga dapat menghambat keefektifan vaksin Covid-19 yang jumlahnya terus meningkat.

WHO mengatakan lebih banyak penelitian diperlukan, tetapi menekankan bahwa penelitian observasi di Afrika Selatan tidak menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang.

WHO juga bilang, varian ketiga dari virus tersebut, yang pertama kali ditemukan di Brasil, sekarang ada di delapan negara, naik dari hanya dua minggu lalu.

Varian yang disebut P1, telah menimbulkan kekhawatiran serupa bahwa virus itu bisa lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.

“Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai apakah ada perubahan dalam penularan, tingkat keparahan atau aktivitas penetral antibodi sebagai akibat dari varian baru ini,” kata WHO.

WHO: Pandemi Virus Corona Tahun Kedua Akan Lebih Buruk

Kepala keadaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO), Rabu (13/1/2021), memperingatkan tahun kedua pandemi virus corona kemungkinan lebih buruk, setidaknya dalam beberapa bulan pertama.

Selama diskusi daring dengan beberapa pejabat WHO lainnya, Mike Ryan menyampaikan hal itu mengingat dinamika transmisi dan masalah lain yang diamati hingga kini. Ia berpandangan 2021 akan lebih sulit, terutama di bumi belahan utara.

Dua varian virus yang diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan terbukti lebih mudah menular, jika tidak lebih berbahaya dan menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Eropa.

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
virus coronaCovid-19vaksin Covid-19Amerika SerikatDhimas Yanuar
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved