Breaking News:

Kecelakaan Sriwijaya Air

Jasad Captain Afwan Teridentifikasi, Tersisa 4 Korban SJ 182 Belum Terungkap, Termasuk Bayi 7 Bulan

Jenazah pilot Sriwijaya Air SJ 182 Captain Afwan berhasil teridentifikasi, ada 4 korban yang belum terungkap, berikut daftar namanya!

Kompas.com/GARRY LOTULUNG/TribunBogor
Jenazah Captain Afwan teridentifikasi, tersisa 4 korban Sriwijaya Air belum terungkap. 

TRIBUNSTYLE.COM - Korban Sriwijaya Air SJ 182 kembali berhasil diidentifikasi, Tim Disaster Victim Identification (DVI) kini telah mengidentifikasi sebanyak 58 jenazah.

Dari jumlah korban teridentifikasi yang tercatat hingga Jumat (29/1/2021) atau hari ke-21 proses identifikasi korban Sriwijaya Air SJ-182.

Karopenmas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan kini tersisa empat jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182 yang dalam proses identifikasi.

"Yang belum teridentifikasi, pertama atas nama Arkana Nadhif Wahyudi (7 bulan), kedua Razanah (57), ketiga Dania (2), dan terakhir Panca Widia Nursanti (46)," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jumat (29/1/2021).

Bila mengacu manifes penumpang Sriwijaya Air, Arkana tercatat duduk satu kursi dengan Rizki Wahyudi (26) yang teridentifikasi pada Selasa (16/1).

Dania tercatat duduk satu kursi Supianto yang teridentifikasi pada Kamis (14/1), Razanah dalam manifes di nomor 16, lalu Panca Widia dalam manifes di nomor 14.

Baca juga: Detik-detik Jasad Captain Afwan Teridentifikasi Lewat DNA Anak Kandung, Keluarga Ungkap Fakta Ini

Baca juga: SAMBUT Jenazah Captain Afwan, Keluarga dan Rekan Sesama Pilot Tegar Demi Beri Penghormatan Terakhir

Petugas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang.
Petugas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Itu nama-nama korban yang sampai sekarang, empat korban tersebut belum teridentifikasi dari 62 korban yang ada," ujarnya.

Meski belum teridentifikasi, Rusdi memastikan proses pencocokan data DNA antemortem dengan postmortem yang dilakukan belum berhenti.

Tim DVI masih berupaya melakukan proses rekonsiliasi yang merupakan fase IV dalam proses identifikasi DVI, dalam kasus ini lewat pencocokan DNA.

Beda dengan dua parameter lain dalam DVI yakni sidik jari dan gigi, data DNA postmortem dapat didapat dari berbagai bagian tubuh korban.

Hanya saja proses identifikasi lewat pencocokan sampel DNA antemortem dengan postmortem lewat uji laboratorium ini butuh waktu cukup lama.

"Untuk seluruh korban yang telah teridentifikasi sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. Seluruhnya telah diserahkan kepada keluarga," ujarnya.

Jenazah Captain Afwan Teridentifikasi

Jenazah Kapten Afwan, pilot Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak teridentifikasi oleh Tim DVI Polri pada Jumat (29/1/2021).

Selain Kapten Afwan, hari ini Tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi dua jenazah lainnya.

Dengan status tiga jenazah hari ini, total sementara yang sudah teridentifikasi korban Sriwijaya Air SJ-182 mencapai 58.

Karopenmas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan ketiga jenazah berdasar hasil pencocokan data DNA antemortem dengan postmortem.

"Pertama korban atas nama Afwan RZ (54), kedua atas nama Suyanto (40), ketiga atas nama Riyanto (32)," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (29/1/2021).

Mengacu pada manifes penumpang, Afwan merupakan kapten atau pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak.

Namanya termasuk satu dari enam kru Sriwijaya Air SJ-182 yang mengalami kecelakaan pada Sabtu (9/1/2021) di perairan Pulailu Laki, Kepulauan Seribu.

Sementara Suyanto dan Riyanto merupakan penumpang Sriwijaya Air SJ-182, dalam manifes nama mereka di nomor tujuh dan delapan.

"Jadi sampai sore hari ini tim berhasil mengidentifikasi sebanyak 58 jenazah (korban Sriwijaya Air SJ-182), dari 62 korban seluruhnya," ujarnya.

Dari total 58 jenazah korban yang teridentifikasi, Rusdi menuturkan seluruh jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

Kini tersisa empat jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182 yang belum teridentifikasi atau masih dalam proses pencocokan data DNA.

"Dari 58 jenazah seluruhnya dapat kami informssikan 30 laki-laki dan 28 perempuan. 13 diidentifikasi melalui sidik jari, dan 45 melalui DNA," tuturnya.

Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes Ratna Relawati menuturkan jenazah Riyanto teridentifikasi berdasarkan data pembanding DNA anak.

Sementara jenazah Suyanto teridentifikasi berdasarkan pencocokan data DNA antemortem atau sebelum kematian dari ayah dan ibu kandung korban.

"Kemudian, Afwan RZ, teridentifikasi berdasarkan DNA dengan data pembanding dari anak kandung," kata Ratna.

Korban yang teridentifikasi sebelumnya yakni Okky Bisma (29), Khasanah (50), Fadly Satrianto (38), Asy Habul Yamin (36), Indah Halimah Putri (26), Agus Minarni (47), Ricko (32).

Ihsan Adhlan Hakim (33), Mia Trasetyani (23), Yohanes Suherdi (37), Pipit Priyono (23), Supianto (37), Toni Ismail (59), Dinda Amelia (16), Isti Yudha Prastika (34).

Putri Wahyuni (25), Rahmawati (59), Makrufatul Yeti (30), Rosi Wahyuni (51), Rizki Wahyudi (26), Nelly (49), Beben Sopian (58), Arifin Ilyas (26), Arneta Fauzia (38).

Fao Nuntius Zai (11 bulan), Yunni Dwi Saputri (34), Iu Iskandar (52), Oke Dhrrotu​ Jannah (24), Diego Mamahit, Didik Gunardi (49), Athar Rizki Riawan (8), Gita Lestari Dewi (36).

Fathima Ashalina Marhen (2), Rahamnia, Ekananda (39), Kolisun (37), Grislend Gloria Natali (28), Faisal Rahman (30), Andi Syifa Kamila (26), Shinta (23).

Mulyadi (39), Yulian Andika (33), Ratih Windania (32), Teofilus Uladari (22), Sevia Daro (24), Angga Fernanda Afrion (27), Rion Yogatama (29), Rusni (44).

Yumna Fanisyatuzahra (3), Muhammad Nur Kholifatul Amin (39), Fazila Ammara Mazeda (6), Sugiono Effendy (36), Yohanes (33), dan Nabila Anjani (11), Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2).

Sosok Istikamah Bersedekah

Kapten Afwan adalah pribadi menarik. Cita-citanya gabung TNI Angkatan Darat, tapi garis tangan diterima di TNI Angkatan Udara.

Kapten Afwan terekam cctv toko 2 hari sebelum kecelakaan.
Kapten Afwan terekam cctv toko 2 hari sebelum kecelakaan. (Tiktok @gadingpangestu98)

Kurang lebih sekitar 30 tahun Kapten Afwan mengabdi sebagai pilot. Ia menghabiskan banyak waktunya di sejumlah maskapai swasta di Indonesia.

"Sebelum beliau diterima di Angkatan Udara, cita-cita beliau masuk di Angkatan Darat," cerita Mohammad Akbar dalam wawancara di Breaking News Kompas TV, Senin (11/1/2021) malam.

"Tapi karena jalan hidupnya di Angkatan Udara, beliau memilih jadi Angkatan Udara," sambungnya.

Setelah dari TNI AU, Kapten Afwan sempat bekerja di Garuda Indonesia, terakhir sebagai kopilot.

Lalu ia melanjutkan kariernya di beberapa maskapai dan terakhir di Sriwijaya Air.

Sebagai keponakan, Akbar mendapat banyak pelajaran dari Kapten Afwan. 

Salah satunya bagaimana Kapten Afwan istikamah dalam bersedekah.

Pesan itu terus terngiang dan akan selalu diingat oleh saudara yang dekat dengan sosok Kapten Afwan.

Apa yang dilakukan Kapten Afwan tak hanya dimulut tapi sejalan dengan tindakannya.

Pada Sabtu (9/1/2021) pagi sebelum terbang, Kapten Afwan sempat memberikan donasi kepada salah satu anggota keluarga yang terkena Covid-19.

Ceritanya, saat itu di WhatsApp Group keluarga membuka donasi untuk membantu salah satu anggota keluarga yang terkena musibah.  

"Hari Sabtu pagi beliau sudah memberikan sedekah kepada keluarga yang kena Covid," ungkap Akbar. 

Nah, suka bersedekah adalah satu dari tiga perbuatan baik yang Kapten Afwan tunjukkan selama ini. 

Bahkan, sambung Akbar, Kapten Afwan kerap memberikan rezekinya kepada keponakan-keponakan yang masih kecil.

"Ketika beliau mengatakan banyak-banyak bersedekah di masa sulit dan lapang, beliau tunjukkan ke saudaranya, keponakannya."

"Hampir bertemu saudara, beliau sangat baik sekali untuk memberikan rezekinya kepada anak-anak kami, keponakan-keponakan beliau yang masih kecil."

"Dia ingin menunjukkan ucpaan dan tindakan sejalan," sambung dia.

Ada kebiasaan di keluarga besar Dipa di mana rutin berkumpul setiap tiga bulanan.

Namun, pandemi Covid-19 membuat rencana ini terlaksana lewat WhatsApp Group untuk bertukar sapa.

Hal baik kedua yang selalu Kapten Afwan tunjukkan adalah menahan amarah.

Ketika banyak orang mudah tersinggung dengan perbedaan, tidak demikian dengan Kapten Afwan.

"Menahan amarah itu beliau tunjukkan dalam kesehariannya. Sepanjang mengenal hampir 40 tahun, usia dia 55 tahun nanti Februari, saya sangat jarang menemukan beliau marah."

"Beliau sangat baik sekali dan mampu menahan amarah," katanya lagi.

Ketiga, Kapten Afwan selalu berpesan agar keluarga tidak melakukan hal-hal negatif kepada orang lain.

Di antara warga sekitar, hubungan sosial Kapten Afwan relatif tidak banyak konflik.

Dianggap Sepuh Keluarga Besar

Akbar membenarkan, Kapten Afwan adalah sosok relijius. Setidaknya dalam 10 tahun terakhir mendalami agama.

Meski demikian, Kapten Afwan tak pernah jemawa dan merasa paling religius.

Soal kebiasaan Kapten Afwan kerap memberikan tausyiah di antara keluarga besar ada cerita di baliknya.

Sebelum kapten Afwan didaulat, di antara keluarga besar Dipa ada dua orang yang biasa memberikan tausyiah.

Dari dua orang itu salah satunya sudah wafat dan satu lagi sudah sangat sepuh.

"Beliau (Kapten Afwan, red) kemudian didorong yang paling pas untuk memberikan tausyiah," terang Akbar.

Satu hal yang paling menarik meski suka memberikan tausyiah, Kapten Afwan tidak pernah merasa yang paling paham agama.

"Beliau akan maju kalau diberikan kesempatan," katanya lagi.

Seingat Akbar, setidaknya dalam lima tahun terakhir Kapten Afwan sangat kontemplatif menunaikan ibadah amaliyah, seperti suka berpuasa.

Tak jarang, Kapten Afwan kerap mengunggah postingan-postingan tentang kehidupan, motifasi dan sebagainya yang dapat menyemangati keluarga.

(Tribun Jakarta/Bima Putra)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Daftar 4 Korban Sriwijaya Air yang Belum Teridentifikasi dan  Pilot Sriwijaya Air SJ-182 Kapten Afwan Teridentifikasi, Terungkap dari DNA Anak Kandung

Tags:
Sriwijaya Air SJ 182Captain Afwankorban Sriwijaya Air SJ 182
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved