Kecelakaan Sriwijaya Air
Tragedi Sriwijaya Air, Komisi V DPR RI Pertanyakan Usia Pesawat: Masih Layak Dipakai Penerbangan?
Tragedi Sriwijaya Air, datangi posko evakuasi, Komisi V DPR RI pertanyakan usia dan kelayakan pesawat untuk penerbangan domestik
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Tragedi Sriwijaya Air, Komisi V DPR RI pertanyakan usia dan kelayakan pesawat.
Komisi V DPR RI pertanyakan bab tersebut saat mengunjungi Dermaga JICT II, Senin (11/1/2021).
Anggota Komisi V DPR RI tersebut mengunjungi posko evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang ada di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Rombongan pun diterima lansgung oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito.
Dalam kunjungannya itu, mereka sempat mendapatkan penjelasan terkait penanganan kecelakaan pesawat tersebut.

Pada momen tersebut, Wakil Ketua Komisi V Ridwan Bae mempertanyakan usia pesawat Boeing 737-500 yang digunakan untuk penerbangan rute Jakarta-Pontianak, Sabtu (9/1/2021).
Diketahui, pesawat SJ-182 itu berusia sekira 26 tahun.
“Kita mesti bicara persoalan. Pertama usia pesawat itu sendiri. Apa layak usia sudah di atas 20 tahunan masih dipakai penerbangan domestik kita?,” kata Ridwan, sebagaimana dilansir dari Wartakotalive.com.
Baca juga: NYARIS Tanpa Cela di Mata Warga, Terungkap Kebaikan Pilot Sriwijaya SJ 182, Ternyata Donatur Masjid
Baca juga: 5 Fakta Faisal Rahman Youtuber Korban Sriwijaya Air, Pesan Terakhir hingga Duka Jenny Cortez
Tak hanya itu, Ridwan juga mempertanyakan perihal suku cadang pesawat yang menjadi faktor penting keselamatan para penumpang.
“Apa layak pesawat kita yang suku cadangnya tanpa memerlukan perhatian yang kuat, yang serius?,” katanya.

Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian Perhubungan demi menemukan solusi penanganan masalah tersebut agar tidak terulang di kemudian hari.
“Dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan mengundang Menhub dan seluruh jajarannya. kita bicarakan bagaimana persoalan usia pesawat ini,” ucap Ridwan.
Ridwan berharap, tragedi ini tak terulang kembali.
“Kejadian ini kita harapkan jangan pernah terjadi lagi. Itu niatan kita, itu harapan kita, bahkan harapan rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Pada hari ini, Senin (11/1/2021), tim masih melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air.
Para personel tangah berjuang mencari pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Pulau Laki.
Sebelumnya, pesawat SJ 182 rute Jakarta-Pontianak ini hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021).
Para tim hari ini mulai melanjutkan pencarian dengan mengerahkan ribuan personel penyelamat, Senin (11/1/2021).
SAR Mission Coordinator (SMC) Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan, pada hari ketiga, luas wilayah pencariannya diperluas, sebagaimana dilansir dari Wartakotalive.com.
“Kemudian areal pencarian hari pertama dan dua dibagi empat sektor, hari ini kami bagi jadi enam sektor,” ungkap Rasman, di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (11/1/2021).

Ia menambahkan, sampai saat hari ini kurang lebih ada sekira 2.600 personel.
Jumlah tersebut mencakup personel yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Sementara itu untuk jalur laut, ada beberapa armada laut yang digunakan tim untuk mencari pesawat SJ 182 ini, diantaranya sea rider, jetski, perahu karet, rib, dan lain-lain kurang lebih sekira 53.
“Saya pikir jumlah ini sudah sangat cukup untuk kita efektifkan dalam pencarian dan pertolongan,” kata Rasman.
Sementara itu untuk jalur udara ada sekira 13 kendaraan yang standby.
Penggunaannya ini akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan semua alut itu dipastikan siap untuk digunakan.
Kemudian untuk darat, disiapkan 12 ambulan supaya dapat mendukung proses evakuasi jenazah ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
“Saya kira hari pertama dan dua alhamdulillah berjalan lancar, dari barang bukti yang diserahkan ke kita semua bisa didistribusikan dengan baik,” kata Rasman.

Pencarian hari pertama
Insiden pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak saat melakukan penerbangan, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan pasukannya.
TNI AL meluncurkan sejumlah kapal perang Republik Indonesia (KRI) dan personel Komando Pasukan Katak untuk membantu mencari pesawat Boeing 737-500 yang hilang dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak.
"Unsur-unsur TNI Angkatan Laut membantu Search and Resque (SAR) pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang lost contact," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut Julius Widjojono dalam siaran pers, Sabtu.
Melansir Kompas.com, Julius mengatakan, KRI yang dikerahkan berasal dari Komando Armada I dan Lantamal III yakni KRI Gilimanuk yang mengangkut personel Komando Pasukan Katak, KRI Kurai, KRI Parang.

Kemudian, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjiptadi, KRI Cucut-866, KRI Tengiri, serta 2 sea rider Kopaska dan 2 kapal tunda yakni TD Galunggung dan Malabar.
"Selain itu, TNI AL juga menyiapkan Heli Nbell 412 EP HU 4205 onboard KRI Bontang posisi sandar dermaga JICT Jakarta siap dukung Operasi SAR," kata Julius.
Selain itu, Bupati Kepulauan Seribu Djunaedi mengungkapkan di mana posisi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 Boeing 737-500.
Djunaedi mengatakan, pesawat SJ182 jatuh di sekitar Pulau Laki.
"Betul (di Pulau Laki)," ujar Djunaedi kepada Kompas.com, ketika dikonfirmasi, Sabtu (9/1/2021).
Ia mengatakan, informasi tersebut diterimanya dari pihak kelurahan setempat.
Bupati Kepulauan Seribu itu melanjutkan, ada nelayan yang bubu yang sempat melihat ledakan api dari peristiwa tersebut.
"Ya saya dapat informasi dari kelurahan dari nelayan bubu ada orang yang minta tolong, ada ledakan api di sekitar Pulau Laki," lanjutnya.

Mengetahui lokasi tersebut, ia melanjutkan, tim BASARNAS saat ini sedang menuju ke lokasi kejadian.
"BASARNAS sedang ke lokasi. Belum ada lagi informasi ke saya," tutupnya.
(TribunStyle.com/Nafis)
Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Bupati Kepulauan Seribu Sebut B737-500 Jatuh Sekitar Pulau Laki
Baca juga: Terekam Flightradar24, di Sini Posisi Terakhir Pesawat Sriwijaya Air Rute CGK-PNK yang Hilang Kontak