Kecelakaan Sriwijaya Air
SOSOK Captain Afwan Pilot Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh, Keluarga Berharap Ada Mukjizat
Captain Afwan adalah sosok pilot yang menerbangkan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang mengalami kecelakaan di Kepulauan Seribu.
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Captain Afwan adalah sosok pilot yang menerbangkan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang mengalami kecelakaan di Kepulauan Seribu.
Hilangnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 membawa duka bagi keluarga Captain Afwan.
Hingga saat ini, pihak keluarga belum mendapatkan kabar mengenai nasib Captain Afwan dan kondisi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tujuan Jakarta-Pontianak.
Pesawat Sriwijaya Air diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Informasi yang dihimpun TribunnewsBogor.com, Captain Afwan pilot Sriwijaya Air merupakan lulusan ikatan dinas pendek (IDP) IV.
Muhammad Akbar keponakan Captain Afwan menjelaskan, awalnya pamannya merupakan penerbang TNI AU sekitar tahun 90-an.
"Beliau sebelumnya penerbang TNI AU," katanya.
Kabar Terbaik
Hingga berita diturunkan, pihak keluarga masih berharap mendapatkan kabar baik dari hilangnya pesawat Sriwijaya Air yang dipiloti oleh Captain Afwan.
Pihak keluarga Captain Afwan pilot Sriwijaya Air masih terus berharap dan berdoa yang terbaik.
Belum ada informasi pasti dan valid yang diterima keluarga terkait kabar Captaian Afwan.

Dihubungi Sriwijaya Air
Muhamad Akbar mengatakan, bahwa pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 21.30 WIB pihak keluarga dihubungi langsung oleh pihak Sriwijaya Air.
Namun, informasi yang diberikan masih belum bisa dipastikan karena semua masih menunggu data yang pasti.
"Setengah jam yang lalu pihak Sriwijaya sudah melakukan kontak dengan pihak keluarga mereka memberikan informasi bahwa kejelasan lebih detailnya masih akan menunggu," ujarnya saat ditemui TribunnewsBogor.com di kediaman Captain Afwan.
Saat ini pihak keluarga pun terus memanjatkan doa dan berharap yang terbaik untuk Captain Afwan dan peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Untuk sementara kita belum dapat informasi yang valid dengan Sriwijaya, pihak direksi dari Sriwijaya Air sudah berkabar kepada kami semua masih mencari informasi yang lebih detail dan valid," katanya.
Ia pun terus berharap agar ada mukjizat dan kabar baik.
"Kami masih berharap sama Allah ada kabar baik dan mukjizat," katanya.
Captain Afwan dikenal oleh warga setempat setempat sebagai sosok yang baik dan ramah.
Captain Afwan dan keluarga tinggal di Perumahan Bumi Cibinong Endah Blok A3, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Benturan Keras
Emergency location transmitter (ELT) milik Sriwijaya Air diduga mengalami kerusakan sehingga tidak memancarkan sinyal keberadaan pesawat.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga, kerusakan ELT dikarenakan benturan keras yang dialami Sriwijaya Air SJ-182.
"Jadi ELT tidak didesain untuk impact yang besar. Kalau teman-teman di sana menemukan serpihan, berarti pesawat impact-nya cukup kuat. Kemungkinan besar ELT-nya enggak sukses," kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Tangerang, Sabtu (9/1/2021), dikutip dari Kompas.com.
Kini, Soerjanto menduga ELT Sriwijaya Air sudah mengalami kerusakan.
"ELT yang dipasang di pesawat itu kalau tenggelam ke air pasti tidak akan manjat. ELT-nya kemungkinan rusak," katanya.
ELT merupakan salah satu persyaratan sebelum pesawat layak terbang.
ELT ini memberikan lokasi jika pesawat dalam keadaan bahaya. Termasuk saat pesawat jatuh.
Sinyal ELT ini jugalah yang menjadi acuan tim SAR untuk melakukan pencarian jika pesawat jatuh di laut.
Jika sinyal ELT belum terdeteksi, maka akan sulit menentukan memetakan lokasi prioritas pencarian.
Sebelumnya Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen TNI Bambang Suryo Aji menjelaskan pihaknya tidak menerima sinyal informasi tanda bahaya dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Menurut Bambang alat ELT milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sudah teregistrasi di Basarnas. (Lingga Arvian Nugroho/TribunBogor)
SATU Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air Tiba di RS
Akhirnya satu jenazah korban tragedi Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan.
Satu kantong jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 akhirnya tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Minggu (10/1/2021) dini hari.
Kantong jenazah ini langsung dibawa ke kamar jenazah RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
Rumah Sakit Polri Jakarta telah didirikan posko antemortem.
Keluarga korban dapat langsung datang ke RS Polri Kramat Jati untuk memberikan sampel DNA dalam pos antemortem ini.
Kabid Dokes Polda Metro Jaya Kombes Umar Shahab berharap keluarga korban segera datang untuk diambil sampel DNA-nya.
Untuk pengambilan sampel DNA, hanya bisa dilakukan oleh keluarga inti korban.
Baca juga: PULANG Berobat, Nahas Suami Istri Jadi Korban Sriwijaya Air, Sempat Kirim Foto Selfie ke Keluarga
Baca juga: LARANGAN Ibunda Selamatkan Nyawa Agus dari Tragedi Sriwijaya Air: Gak Usah Pulang, Fokus Ujian!

“Keluarga korban diharapkan segera datang dengan membawa dokumen resmi dan catatan medis ke Rumah Sakit Polri,” ujar Kombes Umar Shahab dalam program Breaking News Kompas TV.
Berdasarkan pantauan Kompas TV, saat ini telah ada empat orang anggota keluarga yang telah memberikan sampel DNA.
Sampel ini akan digunakan untuk dua penumpang yang ada di dalam pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu.
Pihak Sriwijaya Air meneran
Baca juga: PECAH TANGIS Ayu, Siang Masih Video Call, Syok Sore Lihat TV 5 Keluarganya Jadi Korban Sriwijaya Air
gkan di manifes ada 53 penumpang di dalam pesawat Sriwijaya Air. Jika termasuk kru, total di pesawat adalah 62 orang.
Bagi warga yang memiliki keluarga yang terbang dengan pesawat Sriwijaya SJ-182 dapat menghubungi call centre 021-806 3 7817.
Dibuka Sejak Sabtu Malam
Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, membuka posko Disaster Victim Identification (DVI) bagi korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak sejak Sabtu (9/1/2021) malam.
Kabag Humas Rumah Sakit Polri Kramat Jati AKBP Wulan mengatakan posko disiapkan tepat depan gedung DVI, tepatnya di sisi kiri setelah memasuki RS Polri Kramat Jati.
DVI merupakan prosedur identifikasi korban bencana alam hingga kecelakaan dengan cara membandingkan data Antemortem dan Postmortem.
Prosesnya dengan cara membandingkan Antemortem yang merupakan data korban sebelum kematian, data ini didapat dari pihak keluarga inti korban.
Tiga parameter dalam proses DVI yang prosedurnya digunakan dalam identifikasi korban bencana yakni sidik jari, gigi, dan DNA yang didapat dari keluarga inti korban.

Data tersebut lalu disandingkan dengan data Postmortem yang merupakan data setelah kematian, data ini didapat tim dokter dari jasad korban.
Setelah data Postmortem dan Antemortem disandingkan nantinya diketahui identitas korban untuk selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, hingga pukul 21.34 WIB jajaran Pusdokkes Polri masih mempersiapkan posko identifikasi tepat depan gedung DVI.
Meja pendaftaran bagi pihak keluarga dan bangku dipersiapkan tepat depan gedung DVI yang berada sebelah gedung Sentra Visum dan Medikolegal.
Angkasa Pura II Dirikan Dua Pokso
Sementara itu dua posko didirikan PT Angkasa Pura II di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Posko ini sebagai pusat informasi terkait kasus pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak, Sabtu (9/1/2021).
Dirut PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaludin, mengatakan posko tersebut sudah dibuka sejak pukul 15.30 WIB dan berklaku 24 jam.
"Untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang kita aktifkan ada dua titik," ujar Awaludin saat konferensi pers yang disiarkan langsung Kompas TV.
Satu posko digunakan untuk situasi darurat agar bisa berkoordinasi cepat antar pemangku kepentingan.
"Satu adalah emergency operation center untuk pusat kedaruratan bandar udara yang tadi Bapak Menteri Perhubungan melakukan press conference," ujarnya.
Sedangkan satu posko lainnya yang berada di Terminal 2D, digunakan aebagai sumber informasi.
"Yang kedua di posko crisis center dan posko ini untuk koordinasi antar stakeholder dan juga titik pertemuan antara maskapai Sriwijaya Air dengan para keluarga yang sedang dalam proses pencarian," ujarnya.
Selain di Bandara Soetta, posko juga dibuka di Bandara Internasional Supadio, Pontianak.
"Di bandara Internasional Supadio, bersama Sriwijaya Air kami sudah mengaktifkan posko di Bandara, dan di perkantoran Sriwijaya Air," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di KompasTV dengan judul Satu Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air Tiba di RS Polri; Dua Posko Berdiri di Bandara Soekarno-Hatta, Sumber Informasi Terkait Penumpang Sriwijaya Air SJ-182; dan Polda Metro Jaya Buka Posko 24 Jam Layani Keluarga Penumpang Sriwijaya Air di RS Polri Kramat Jati dan di TribunBogor dengan judul Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air Lulusan Penerbang TNI AU, Dikenal Sosok Ramah dan Rajin Ibadah