4 BAHAYA Mi Instan Jika Dimakan Setiap Hari, Sulit Dicerna hingga Berisiko Terkena Diabetes
Inilah empat bahaya mi instan jika dikonsumsi setiap hari secara berlebihan, termasuk bisa meningkatkan risiko terkena diabetes.
Editor: vega dhini lestari
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah empat bahaya mi instan jika dikonsumsi setiap hari secara berlebihan, termasuk bisa meningkatkan risiko terkena diabetes.
Siapa yang tak suka mi instan?
Makanan satu ini adalah menu favorit hampir sebagian besar masyarakat Indonesia.
Bahkan ada yang bilang mi instan jadi menu andalan mahasiswa di akhir bulan, betul tidak?

Baca juga: TAK Pernah Terpikirkan, Rupanya Ada Cara Cerdas Keluarkan Bumbu Minyak Mi Instan Sampai Bersih
Baca juga: Dinda Hauw Tak Bisa Masak, Chef Arnold Beri Tutorial Masak Mi Instan: Semoga Tidak Ada yang Ribut
Mi instan menjadi salah satu makanan cepat saji yang paling banyak dikonsumsi.
Rasanya memang enak dan hadir dalam berbagai rasa sehingga terasa tak membosankan saat menyantapnya.
Cara penyajian yang mudah juga membuat mi instan menjadi primadona kaum milenial yang sering disibukan dengan jam kerja.
Padahal, makanan ini telah terbukti secara klinis tidak dapat dikonsumsi berlebihan karena bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Agar kita tidak mudah tergoda bujuk rayu kenikmatan mi instan, berikut 4 alasan mengapa makanan siap saji ini tak baik untuk kesehatan:
1. Mengandung lemak jahat
Mi instan mengandung lemak jahat, seperti asam lemak jenuh dan lemak trans.
Jika dikonsumsi berlebihan, zat tersebut bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Padahal, kadar kolesterol yang tinggi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Baca juga: VIRAL di Twitter, Undangan Pernikahan Paling Santai, Buket Bunga Dari Mi Instan, Terungkap Maknanya
Baca juga: Viral Video Sekelompok Wanita Remuk Mi Instan, Warganet Ramai-ramai Kirim Pesan ke Orang Tersebut
2. Sulit dicerna
Mi instan dapat memerlukan waktu lama untuk dicerna tubuh sehingga bisa membebani proses pencernaan.
Hal ini juga bisa mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin.
Selain itu, kandungan pengawet di dalamnya juga bisa memicu asma, kecemasan, dan diare.
3. Tinggi kandungan garam

Kandungan garam dala mi instan juga sangat tinggi. Riset 2014 dalam American Journal of Hypertension membuktikan, konsumsi garam yang tinggi menjadi faktor utama kematian di dunia.
Pasalnya, konsumsi garam atau natrium berlebihan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Dua penyakit tersebut tergolong "silent killer" yang berbahaya.
4. Terbuat dari tepung terigu yang diproses tinggi
Sebagian besar mi instan terbuat dari tepung terigu yang telah digiling, disuling, dan mengalami proses pemutihan.
Tentunya, bahan yang telah mengalami pemrosesan tinggi itu mengandung nutrisi yang rendah.
Tepung terigu yang telah mengalami pemrosesan tinggi juga mengandung kalori kosong. Jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu obesitas.
Bolehkah makan mi instan dengan nasi?
Mengonsumsi mie dengan nasi menjadi kebiasaan banyak orang Indonesia.
Jika dilakukan terus-menerus, hal ini bisa menbahayakan kesehatan.
Menurut ahli penyakit dalam Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, mengonsumsi mie dengan nasi memang membahayakan kesehatan namun bukan berarti kita tidak boleh mengonsumsinya.
"Masyarakat memang seringkali mengonsumsi mie sebagai lauk. Tapi, kita mesti memahami bahwa nasi itu karbohidrat dan mie juga karbohidrat. Artinya, nilai kalorinya tinggi," ucapnya, saat sesi live instagram, Selasa (30/7/2020).

Menurut Ari, mengonsumsi nasi dan mie secara bersamaan masih bisa kita lakukan asalkan nilai kalori yang masuk ke tubuh kita tidak berlebihan.
Asupan kalori yang terlalu tinggi akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.
"Pengendalian asupan makanan, terutama kalori, sangat penting bagi kita, apalagi bagi mereka yang punya penyakit kronis," tambahnya.
Lalu, apa itu kalori dan berapa banyak kalori yang kita butuhkan setiap harinya?
Baca juga: Viral Curhat Anak Kos Terima Akibat Buruk Karena Makan Mi Instan Berlebih, Lihat Foto Pencernaannya
Baca juga: 3 Cara Membuat Mi Instan dengan Resep yang Antimainstream, Cocok Dimasak Saat Musim Hujan
Efek kalori berlebihan
Melansir laman Health Status, kalori yang berlebihan akan disimpan oleh tubuh sebagai sel lemak.
Hal ini bisa memicu kenaikan berat badan dan persentase lemak tubuh yang tinggi.
Selain itu, asupan kalori berlebihan bisa menyebabkan stres pada tubuh dan meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, serta kanker.
Kebutuhan kalori tubuh
Kalori merupakan jumlah energi yang terkandang dalam makanan atau minuman yang kita konsumsi.
Melansir laman Nasional Kesehatan Inggris (NHS), rata-rata wanita memerlukan 2000 kalori dan pria membutuhkan 2500 kalori setiap hari.
Namun, kebutuhan kalori setiap individu bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan saat ini dan tingkat aktivitas fisik.
Menentukan jumlah kalori yang tepat membantu mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan.
Untuk wanita dan orang berusia tua yang memilki gaya hidup pasif, bisanya membutuhkan asupan kalori sebesar 1600 kalori setiap hari.
Sementara itu, anak-anak, remaja dan wanita yang aktif beraktivitas atau sedang menyusui membutuhkan sekitar 2200 kalori.
Untuk remaja dan pria yang aktif beraktivitas, asupan kalori yang dibutuhkan sekitar 2800 kalori.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Alasan Mengapa Kita Tak Boleh Makan Mi Instan Berlebihan" dan "Dianggap Bahaya, Bolehkah Kita Mengonsumsi Mie dengan Nasi?"