LUAR BIASA 4 Rempah-rempah Ini Bisa Bikin Umur Panjang, Ahli Gizi Ungkap Temuannya
Empat jenis rempah-rempah ini bisa membuat umur panjang karena meningkatkan harapan hidu, ahli gizi mengungkapkan temuan ilimiahnya.
Editor: vega dhini lestari
TRIBUNSTYLE.COM - Empat jenis Rempah-rempah ini bisa membuat umur panjang karena meningkatkan harapan hidu, ahli gizi mengungkapkan temuan ilimiahnya.
Siapa sangka lada hitam, kayu manis, jahe dan kunyit memiliki khasiat luar biasa untuk kesehatan.
Selain untuk penyedap masakan, empat jenis Rempah-rempah itu juga berkhasiat meningkatkan kesehatan tubuh.
Baca juga: Ini 5 Manfaat Luar Biasa Jamu Beras Kencur untuk Kesehatan
Baca juga: 5 Manfaat Konsumsi Kunyit yang Tak Banyak Diketahui, Cegah Alzheimer hingga Tingkatkan Mood
Rempah-rempah biasanya ditambahkan ke dalam masakan untuk memberikan rasa alias sebagai bumbu.
Namun, beberapa bumbu dapur ternyata telah dipakai sebagai obat sejak zaman kuno karena kandungan antioksidan di dalamnya.
Ahli gizi bernama Juliette Kellow dan Dr Sarah Brewer mengatakan, riset ilmiah telah menemukan manfaat kesehatan dari Rempah-rempah.
Manfaat kesehatan potensial ini termasuk perlindungan kanker, meningkatkan daya ingat, memerangi peradangan dan lainnya.
"Semua Rempah-rempah adalah penguat antioksidan, tetapi rempah-rempah tertentu memiliki manfaat khusus," kata Kellow dan Brewer.
Berikut adalah empat bumbu rempah-rempah terbaik untuk meningkatkan kesehatan.
1. Lada hitam
Lada hitam adalah bumbu “ramah jantung” yang juga mengandung alkaloid. Alkaloid berfungsi sebagai peningkat pencernaan yang disebut piperine.
Lada hitam juga bisa menjadi pengganti garam karena kebanyakan garam dipercaya menyebabkan penyakit jantung dan gagal ginjal.
Baca juga: Cara Menghilangkan Bekas Jerawat hingga Tuntas, Coba 5 Bahan Alami Ini: Madu, Kunyit, Lidah Buaya
Baca juga: 6 Manfaat Rajin Minum Teh Jahe Setiap Hari, Menambah Imunitas di Masa Pandemi hingga Anti Kanker
2. Kayu manis
Kayu manis dapat membantu menurunkan kadar gula darah, sehingga berguna untuk mengontrol berat badan dan membantu para penderita diabetes.
Banyak penelitian menunjukkan kayu manis dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu kontrol gula darah.
Tentunya, manfaat tersebut sangat penting bagi penderita diabetes.
3. Jahe
Jahe mengandung senyawa anti-inflamasi yang disebut gingerol. Senyawa tersebut dapat membantu mengurangi rasa sakit penderita osteoarthritis.
Riset yang meninjau lima studi membuktikan, mengonsumsi jahe dapat mengurangi rasa sakit hampir sepertiga.
Bahkan, konsumsi jahe dapat menguradi risiko cacat hingga 22 persen pada penderita osteoarthritis. Jahe juga dikenal membantu meredakan mual.
4. Kunyit
Kunyit mengandung curcumin yang membantu meredakan peradangan jangka panjang.
Beberapa penelitian menunjukkan tanda-tanda peradangan berkurang pada orang yang mengonsumsi kapsul mengandung curcumin.
Peradangan jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit radang usus, beberapa kanker, demensia dan radang sendi.
Kunyit juga dapat membantu kesehatan otak, karena curcumin dapat mencegah pembentukan plak dan memecah amiloid-beta di otak, yang merupakan salah satu ciri utama penyakit Alzheimer.
Selain itu, beberapa penelitian berbasis laboratorium memprediksi curcumin dapat membunuh sel kanker, terutama kanker payudara, usus, lambung dan kulit, dan mencegah kanker tumbuh.
Para ahli gizi itu berkata, rempah-rempah kaya akan antioksidan, yang tentunya sangat berguna untuk meningkatkan harapan hidup.
"Antioksidan dapat membersihkan radikal bebas - molekul yang diduga menyebabkan banyak penyakit terkait usia termasuk kanker dan demensia,” kata Kellow dan Brewer.
Kunyit Ampuh Atasi Kepikunan
Riset terbaru mengungkapkan, bahan pewarna kuning alami ini ternyata bisa memperbaiki ingatan dan juga mood manusia.
Kandungan kurkumin pada kunyit ini ternyata berfungsi sebagai antiinflamasi dan antioksidan.
Kunyit pun telah lama menjadi makanan pokok bagi warga lanjut usia di India.
Mungkin karena kebiasaan itu pula, India menjadi negara dengan tingkat penderita alzheimer yang rendah, dan warganya memiliki kinerja kognitif yang lebih baik.
Alzheimer adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku akibat gangguan di dalam otak.
Gangguan ini sifatnya progresif atau perlahan-lahan.
Penelitian yang dilakukan oleh University of California, Los Angeles, ini dilakukan dengan memeriksa efek kunyit pada orang-orang yang menderita kepikunan karena faktor usia.
Menurut Dr Gary Small selaku pemimpin riset ini, cara kerja kurkumin memang belum bisa dipastikan.
"Tapi, mungkin ini terkait dengan kemampuannya untuk mengurangi peradangan otak yang dikaitkan dengan penyakit alzheimer dan depresi," ucapnya.
Riset yang diterbitkan dalam the American Journal of Geriatric Psychiatry ini menggunakan 40 orang yang mengalami kepikunan pada rentang usia usia 50-90 tahun sebagai subyek penelitian.
Setengah dari mereka diberi kurkumin 90 miligram dua kali sehari selama 18 bulan, sedangkan sisanya diberi plasebo alias "obat palsu" tanpa khasiat apa pun.
Setelah memantau tingkat kurkumin dalam darah, dan menjalani penilaian kognitif serta pemindaian positron emission tomography (PET) untuk mengamati proses metabolisme tubuh, periset pun mencapai kesimpulan.
Ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi kurcumin melihat peningkatan yang signifikan baik dalam memori maupun suasana hati.
Dalam tes ingatan, orang-orang yang mengonsumsi kurkumin mengalami peningkatan daya ingat sebesar 28 persen selama 18 bulan, dan juga menunjukkan perbaikan ringan dalam keseluruhan emosi mereka.
Para peneliti berencana melakukan riset lanjutan dengan jumlah peserta yang lebih banyak.
Mereka juga berharap untuk mengeksplorasi apakah dampaknya bervariasi sesuai dengan usia orang atau risiko genetik mereka terhadap alzheimer.
Kandungan kurkumin dalam kunyit ini juga berpotensi untuk menyembuhkan depresi ringan.
"Hasil ini menunjukkan bahwa konsumsi kurkumin ini bisa memberi manfaat kognitif yang berarti selama bertahun-tahun," ucap Gary Small.
Berdasarkan data yang dilansir Kementerian Kesehatan RI, estimasi jumlah penderita penyakit alzhemeir di Indonesia pada tahun 2013 mencapai satu juta orang.
Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat pada 2030 dan menjadi 4 juta orang pada 2050.
Apakah data ini pun bisa dikaitkan dengan kebiasaan warga Indonesia mengonsumsi kunyit, yang mungkin belum sebesar India? Bagian ini tentu memerlukan penelitian tersendiri.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Gizi Sebut 4 Bumbu Masakan Ini Mampu Perpanjang Usia" dan "Temuan Baru, Kunyit Ternyata Ampuh Atasi Masalah Kepikunan"