Breaking News:

DETIK-DETIK Lansia, Ibu Hamil, Anak-anak Bergegas Diungsikan saat Erupsi Merapi Makin Mencemaskan

Detik-detik warga diungsikan saat erupsi Merapi makin mencemaskan. Ibu-ibu, lansia hingga anak-anak jadi kelompok rentan yang harus segera diungsikan.

Editor: vega dhini lestari
TRIBUNJOGJA.COM /Almurfi Syofyan/twitter BPPTKG
Warga Dukuh Pajegan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten menaiki mobil untuk mengungsi ke barak pengungsian sementara, Minggu (8/11/2020) (kiri) dan Kondisi Gunung Merapi yang diamati dari PGM Babadan, Minggu (8/11/2020) (kanan) 

TRIBUNSTYLE.COM - Inilah detik-detik warga bergegas diungsikan saat erupsi Gunung Merapi makin mencemaskan. Ibu-ibu, lansia hingga anak-anak jadi kelompok rentan yang harus segera diungsikan.

Statu Gunung Merapi kini telah dinaikkan menjadi level siaga.

Warga yang tinggal di radius terdekat dari puncak Gunung Merapi segera diungsikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Gunung Merapi
Gunung Merapi (Twitter @BPPTKG)

Baca juga: Gunung Merapi Masuk Level Siaga, Berikut Info Terkait Kubah Lava Baru, Kegempaan dan Deformasi

Baca juga: Gunung Merapi Level Siaga, BPPTKG Sebut Adanya Peningkatan Aktivitas Vulkanik dan Pemendekan EDM

Warga Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang termasuk dalam kelompok rentan kembali mengungsi ke barak pengungsian sementara yang berada di depan kantor desa setempat, Minggu (8/11/2020) malam.

Pantauan Tribunjogja.com di Desa Tegalmulyo, sekitar pukul 18.30 WIB, sejumlah warga dari Dukuh Pajegan, Canguk dan Sumur mulai bersiap-siap untuk mengungsi ke barak pengungsian.

Kelompok rentan dari tiga dukuh tersebut, dijemput oleh relawan dengan menggunakan satu unit mobil operasional desa, satu unit mobil pikap dan satu unit mobil truk.

Selain itu, kelompok rentan yang terdiri dari lansia, ibu hamil dan anak-anak tersebut juga ada yang mengungsi secara mandiri dengan mengendarai sepeda motor ke barak pengungsian.

Ketua RT 22 Dukuh Pajegan, Desa Sidorejo, Warno (42), mengatakan kelompok rentan mengungsi karena mulai meningkatnya status Gunung Merapi dari waspada (level II) ke siaga (level III).

Warga Dukuh Pajegan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten menaiki mobil untuk mengungsi ke barak pengungsian sementara, Minggu (8/11/2020).
Warga Dukuh Pajegan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten menaiki mobil untuk mengungsi ke barak pengungsian sementara, Minggu (8/11/2020). (TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan)

"Ini demi keselamatan. Warga mengungsi untuk menghindari potensi meningkatnya aktifitas Merapi saat malam hari. Warga sudah mulai siaga untuk mitigasi bencana," ucapnya.

Menurutnya, malam ini adalah malam ketiga warga dukuh tersebut mengungsi ke barak pengungsian.

Sebelumnya, warga juga telah mengungsi sejak Jumat (6/11/2020) malam.

"Kelompok rentan mengungsi saat malam hari saja. Saat pagi hari pulang kembali ke rumah dan beraktifitas seperti biasa hingga sore, lalu malam mengungsi lagi," jelasnya.

Sementara itu, seorang relawan Merapi, Sukirno (44) menambahkan jika sebelum kelompok rentan memasuki barak pengungsian, warga harus mencuci tangan dan dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu.

"Iya harus sesuai dengan protokol Covid-19. Cuci tangan dan cek suhu tubuh sebelum masuk barak pengungsian," ucapnya.

Sedangkan, Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno mengatakan untuk jumlah penduduk di tiga dukuh tersebut berjumlah sekitar 300 jiwa.

Pada data Sabtu (7/11/2020) malam, sebanyak 108 orang mengungsi ke barak pengungsian di depan Balai Desa Tegalmulyo.

"Untuk data malam ini kita masih proses penghitungan, karena hingga pukul 19.35 kita masih pendataan. Kalau malam kemarin jumlah pengungsi 108 orang," bebernya saat ditemui di Balai Desa Tegalmulyo, Minggu (8/11/2020) malam.

Ia mengatakan, untuk barak pengungsian di depan balai desa tersebut mampu menampung pengungsi sekitar 200 orang.

"Untuk kapasitas pengungsi di barak pengungsian depan balaidesa bisa sampai 200 orang. Itu juga telah sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19," tambahnya.

Terjadi 77 Guguran hingga Minggu Dini Hari, BPPTKG Imbau Wisata dan Pendakian Ditutup

Kondisi Gunung Merapi yang diamati dari PGM Babadan, Minggu (8/11/2020).
Kondisi Gunung Merapi yang diamati dari PGM Babadan, Minggu (8/11/2020). (twitter BPPTKG)

Perkembangan aktivitas Gunung Merapi sejak dinaikkan statusnya menjadi Siaga atau level III hingga Minggu(8/11/2020) dini hari telah mengalami 77 guguran material Merapi.

Serta aktivitas gempa vulkanik dangkal sebanyak 33 kali, dan 315 hybird atau fase banyak.

Sementara laju rata-rata deformasi EDM Babadan sebesar 12 Centimeter per hari.

Sementara pengamatan visual berupa asap putih terpantau dalam intensitas sedang dengan ketinggian 50 meter dari atas puncak.

"Terdapat beberapa guguran material. Guguran lava juga tidak teramati secara visual dalam periode ini," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dari keterangan resminya, Minggu (8/11/2020).

Ia merekomendasikan agar aktivitas penambangan pasir yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau di hulu Merapi supaya dihentikan.

Selain itu, pihaknya juga menegaskan agar pelaku wisata di sekitar KRB III dan aktivitas pendakian ke puncak Merapi juga sebaiknya dihentikan.

"Pemerintah Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang agar menyiapkan kebutuhan untuk mitigasi bencana," ungkap Hanik.

Pemkab Klaten Siapkan Lokasi Evakuasi Hewan Ternak Warga

Penampakan Gunung Merapi dari Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Jumat (6/11/2020).
Penampakan Gunung Merapi dari Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Jumat (6/11/2020). (TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan)

Pemerintah Kabupaten Klaten akan menyiapkan lokasi evakuasi bagi hewan ternak milik warga yang berada di kawasan rentan bencana (KRB) Gunung Merapi.

Adapun tiga desa yang masuk KRB di Klaten yakni, Desa Sidorejo, Tegalmulyo dan Balerante. Ketiga desa ini berada di Kecamatan Kemalang.

Selain menyiapkan tempat evakuasi bagi hewan ternak masyarakat, Pemkab Klaten juga telah membuatkan skenario cara-cara pemberian makannya.

Kesiapsiagaan itu dilakukan guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu Gunung Merapi mengalami peningkatan aktifitas.

Sebagaimana diketahui, status Gunung Merapi sudah naik dari waspada level II ke siaga level III yang ditetapkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Kamis (5/11/2020) pukul 12.00 WIB.

"Skenarionya sudah ada. Dinas pertanian sudah punya cara berhitung dan cara memberikan makan," ujar Penjabat sementara (Pjs) Bupati Klaten, Sujarwanto Dwiatmoko saat ditemui di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Jumat (6/11/2020).

Sujarwanto mengatakan, untuk evakuasi hewan ternak milik masyarakat di tiga desa yang berstatus KRB, akan disiapkan di lokasi cukup aman yang masih berada di desa-desa tersebut.

"Masing-masing desa KRB akan ada lokasi evakuasi ternak. Yakni ada di sini (desa Balerante-red), Sidorejo dan Tegalmulyo," ucapnya.

Selain itu, ia juga menyebut kesiapan mitigasi bencana masyarakat di desa-desa kawasan rawan bencana (KRB) di Kabupaten Klaten sudah cukup baik.

Tidak hanya kesiapan masyarakat, kesiapan dari perangkat desa juga sudah cukup baik dan lebih siap karena sudah ada jalur-jalur evakuasi yang tersedia, termasuk tanda petunjuk arahnya.

"Mudah-mudahan kesiapan ini membuat masyarakat terlindungi dan tidak ada korban mudah- mudahan, kalaupun ada bisa diminimalisir," jelasnya.(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul UPDATE Siaga Merapi, Warga Desa Tegalmulyo di Klaten Kembali Mengungsi Malam Ini, UPDATE MERAPI: Terjadi 77 Guguran hingga MingguDini Hari, BPPTKG Imbau Wisata dan Pendakian Ditutup dan Antisipasi Erupsi Gunung Merapi, Pemkab Klaten Siapkan Lokasi Evakuasi Hewan Ternak Warga

Sumber: Tribun Jogja
Tags:
Gunung MerapierupsiKlaten
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved